Pancasila Hasil Kompromi Kaum Nasionalis Islami dan Sekuler
A
A
A
JAKARTA - Pancasila adalah kompromi antara kaum nasionalis Islami dengan nasionalis sekuler pada zamannya. Awalnya diusulkan Piagam Jakarta, bahkan Bung Karno menitikkan air mata meminta agar Piagam Jakarta diterima.
Namun saat itu, ada utusan dari Indonesia Timur yang protes, karena bila Piagam Jakarta disahkan, maka mereka akan menjadi warga negara kelas dua. Dari situ muncul usulan dihapuskannya tujuh kata di Piagama Jakarta
“Dalam Islam ini tetap penting karena esa itu tidak sirik. Itulah rumusan yang sampai sekarang jadi Pancasila,” ujar guru besar Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah, Jakarta, Bambang Pranowo di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dia menyebutkan kata dalam Piagam Jakarta yang dihapus yaitu Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Akhirnya, kata dia dalam sidang BPUPKI, kalangan Islam setuju dihapus tapi dengan kompensasi diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dia menambahkan, Pancasila adalah ideologi bangsa yang didalamnya mengandung nilai-nilai luhur bangsa dan agama dan terbukti mampu menyatukan berbagai keragaman di Indonesia. Dia menuturkan, jika sila-sila Pancasila belum terwujud, jangan berharap Indonesia bisa menjadi negara yang damai, adil, dan makmur.
“Di manapun kalau keadilan tidak terwujud, pasti akan mengundang masalah,” tukasnya.
Namun saat itu, ada utusan dari Indonesia Timur yang protes, karena bila Piagam Jakarta disahkan, maka mereka akan menjadi warga negara kelas dua. Dari situ muncul usulan dihapuskannya tujuh kata di Piagama Jakarta
“Dalam Islam ini tetap penting karena esa itu tidak sirik. Itulah rumusan yang sampai sekarang jadi Pancasila,” ujar guru besar Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah, Jakarta, Bambang Pranowo di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dia menyebutkan kata dalam Piagam Jakarta yang dihapus yaitu Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Akhirnya, kata dia dalam sidang BPUPKI, kalangan Islam setuju dihapus tapi dengan kompensasi diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dia menambahkan, Pancasila adalah ideologi bangsa yang didalamnya mengandung nilai-nilai luhur bangsa dan agama dan terbukti mampu menyatukan berbagai keragaman di Indonesia. Dia menuturkan, jika sila-sila Pancasila belum terwujud, jangan berharap Indonesia bisa menjadi negara yang damai, adil, dan makmur.
“Di manapun kalau keadilan tidak terwujud, pasti akan mengundang masalah,” tukasnya.
(kur)