Lemkapi Nilai Ada yang Ingin Mengadu Domba Soal Impor Senjata

Senin, 02 Oktober 2017 - 15:10 WIB
Lemkapi Nilai Ada yang...
Lemkapi Nilai Ada yang Ingin Mengadu Domba Soal Impor Senjata
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Pusat Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan menduga ada pihak tertentu yang sengaja mengadu domba Polri dan TNI untuk kasus senjata impor yang kini masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta. "Kami minta Polri dan TNI waspada. Ini bagian dari skenario untuk membenturkan sesama aparat negara," ungkap Edi dalam keterangannya, Senin (2/10/2017).

Menurut Edi, adalah hal biasa jika Polri melakukan pengadaan senjata untuk kebutuhan operasional. Apalagi pengadaan ini sudah yang ketiga kalinya. "Kita paham saat ini tugas Polri khususnya Brimob sangat berat menumpas berbagai aksi terorisme dan separatisme bersenjata seperti di Poso dan Papua," ujarnya.

Mantan anggota Kompolnas ini berharap keberadaan senjata impor ini tidak menjadi polemik dan bisa segera mendapatkan rekomendasi dari Bais TNI agar segera diambil Brimob."Karena senjata impor ini murni untuk keamanan negara mari kita selesaikan dengan baik. Kami juga minta Menkopolhukam turun tangan agar tidak menganggu hubungan TNI dan Polri," tambahnya. ‎

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto sebelumnya menjelaskan pembelian senjata tersebut sudah sesuai dengan prosedur. Bahkan, senjata tersebut sudah dicek oleh Irwasum Polri dan BPKP. ‎ "Sudah sesuai dengan SOP, perencanaan, lelang, dan di-review Irwasum dan BPKP sampai pengadaan dan pembelian pihak ketiga sampai Indonesia," tutur Setyo.

Setyo menjelaskan, ‎‎Polri sudah mengimpor SAGL sebanyak tiga kali.‎ SAGL kaliber 40 x 46 mm, kemudian peluru amunisi 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi lontaran granat berdaya ledak tinggi sebanyak 5.932 butir. ‎"Tahun 2015 dan 2016 sudah pernah masuk," katanya.

Kepala Korps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail mengungkapkan, spesifikasi senjata SAGL keluaran pabrik Arsenal, Bulgaria. Dia mengatakan, senjata tersebut tak dapat membunuh seseorang karena berjenis senjata kejut. "Saya tekankan senjata ini bukan untuk membunuh tetapi kejut. Senjata ini kalau kita berbicara modelnya saja seram," kata Murad.

Murad menjelaskan, senjata yang baru dibeli memiliki daya lontar maksimal 100 meter dan tak memiliki alur. Peluru yang ditembakkan pun tak bisa lurus, memiliki sudut elevasi 45 derajat dengan bentuk peluru bulat. "Cara kerjanya pun kita menembak, dia (peluru) tidak bisa menembak lurus. Kita tembak dia itu 45 derajat. (Peluru) Itu jatuh 85 meter dan pelurunya itu bulat," terang Murad.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0653 seconds (0.1#10.140)