Dubes RI Ingin Bangun Kawasan Khusus bagi Jamaah Haji
A
A
A
MADINAH - Operasional haji 2017 dalam sepekan ke depan akan ditutup. Penyelenggaraan haji tahun ini pun dinilai sukses. Namun ada satu keinginan Duta Besar RI berkuasa penuh untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, untuk penyelenggaraan haji ke depannya. Dia ingin membangun sebuah kawasan yang dikhususkan bagi jamaah haji Indonesia.
"Saya berkeinginan jamaah haji Indonesia punya kawasan yang di dalamnya terdiri sejumlah hotel guna menampung jamaah. Jadi ini milik kita dan terintegrasi," kata Agus Maftuh Abegebriel, baru-baru ini.
Dia mengatakan, gedung pemondokan tersebut ketika musim haji selesai bisa dimanfaatkan oleh jamaah umrah. Dengan demikian, biaya umrah bisa ditekan lebih murah.
"Saya kira impian ini bisa terwujud. Apalagi dengan diplomasi baru yang tengah kita bangun. Tanahnya kita bisa ajukan sewa 100 tahun dan bisa diperpanjang lagi, seperti halnya gedung Kedubes RI di Riyadh," tuturnya.
Agus Maftuh Abegebriel pun mengkritisi kegiatan umrah yang belakangan bersifat hedonism. Karena jamaah umrah menginginkan hotel mewah yang berdekatan dengan Masjidil Haram, tarif bermalamnya tinggi.
"Contohlah jamaah umrah Turki. Mereka itu berumrah menggunakan hotel yang digunakan saat haji. Jadi sewanya tahunan, menekan biaya umrah," ungkapnya.
Terkait jarak yang jauh dari Masjidil Haram, Dubes menegaskan, masalah itu bisa diselesaikan dengan pengadaan bus seperti halnya Bus Shalawat yang beroperasi saat musim haji. "Jadi yang dikejar ibadah, bukan gaya hidup," pungkasnya.
"Saya berkeinginan jamaah haji Indonesia punya kawasan yang di dalamnya terdiri sejumlah hotel guna menampung jamaah. Jadi ini milik kita dan terintegrasi," kata Agus Maftuh Abegebriel, baru-baru ini.
Dia mengatakan, gedung pemondokan tersebut ketika musim haji selesai bisa dimanfaatkan oleh jamaah umrah. Dengan demikian, biaya umrah bisa ditekan lebih murah.
"Saya kira impian ini bisa terwujud. Apalagi dengan diplomasi baru yang tengah kita bangun. Tanahnya kita bisa ajukan sewa 100 tahun dan bisa diperpanjang lagi, seperti halnya gedung Kedubes RI di Riyadh," tuturnya.
Agus Maftuh Abegebriel pun mengkritisi kegiatan umrah yang belakangan bersifat hedonism. Karena jamaah umrah menginginkan hotel mewah yang berdekatan dengan Masjidil Haram, tarif bermalamnya tinggi.
"Contohlah jamaah umrah Turki. Mereka itu berumrah menggunakan hotel yang digunakan saat haji. Jadi sewanya tahunan, menekan biaya umrah," ungkapnya.
Terkait jarak yang jauh dari Masjidil Haram, Dubes menegaskan, masalah itu bisa diselesaikan dengan pengadaan bus seperti halnya Bus Shalawat yang beroperasi saat musim haji. "Jadi yang dikejar ibadah, bukan gaya hidup," pungkasnya.
(zik)