BKKBN Sukseskan Kampanye Global Penggunaan Kontrasepsi

Selasa, 26 September 2017 - 23:41 WIB
BKKBN Sukseskan Kampanye...
BKKBN Sukseskan Kampanye Global Penggunaan Kontrasepsi
A A A
MATARAM - Kampanye global mengenai kehamilan diinginkan dan direncanakan melalui peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD) telah diluncurkan sejak 26 September 2007 di seluruh dunia. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai penggunaan kontrasepsi dan mengupayakan generasi muda mendapat informasi tentang kesehatan seksual serta reproduksi.

Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia tahun ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengusung tema “Kita Tingkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kontrasepsi dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas”. Acara digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

BKKBN melangsir bahwa Hari Kontrasepsi Sedunia harus menjadi momentum membangun kualitas penduduk melalui program Keluarga Berencana. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012 menunjukkan program KB masih jalan di tempat.

Indikasinya angka kelahiran rata-rata tetap berada pada level 2.6 dan angka pengguna kontrasepsi masih berkisar 57% dengan dominasi penggunaan KB jangka pendek. Kemudian angka unmet need masih tinggi (8.5) dan fertilitas remaja (ASFR 15-19) masih tinggi yaitu 48 kelahiran per 1.000 perempuan.

Menyikapi hal tersebut, BKKBN terus melakukan terobosan. Misalnya, program KB tidak hanya dimaknai sebagai pembatasan kelahiran, namun lebih dari itu untuk mendukung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

Selanjutnya program KB merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan serta kehamilan. Program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana akan berhasil jika masyarakat memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai keluarga berencana.

”Karena itu petugas lapangan KB (PLKB), bidan, tenaga medis serta kader kesehatan memiliki dampak signifikan bagi keberhasilan program KB,” kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty di Lombok, NTB, Selasa (26/9).

Menurut Surya, BKKBN terus menyosialisasikan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang dan kontrasepsi untuk pria. Kemudian menyusun strategi komunikasi ajakan program keluarga berencana yang lebih inovatif sehingga masyarakat tertarik ber-KB.

Selanjutnya memastikan ketersediaan alat kontrasepsi dan distribusi yang tepat di daerah serta monitoring pelaksanaan program Kampung KB. “Masyarakat harus berikan konseling, informasi, edukasi, dan advokasi yang efektif dengan muatan dan pesan yang mudah dipahami. Bangun kesadaran untuk menjadi peserta KB,” ujarnya.

Dalam kegiatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Lombok, BKKBN melakukan berbagai rangkaian kegiatan antara lain lomba KB pascapersalinan bagi rumah sakit, workshop Standarisasi Peningkatan Kompetensi dan Pendidikan Pelayanan KB bagi Tenaga Kesehatan. Selanjutnya peresmian Kampung KB dan Peninjauan Pelayanan KB dan IVA, peresmian bidan praktik mandiri sebagai tempat magang (BPM-TM) pasca pelatihan medis teknis pelayanan KB, seminar nasional program KKBPK, dan kuliah umum.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin mengatakan program KB berperan penting dalam meningkatkan kualitas penduduk. Menurutnya, bonus demografi bisa menjadi masalah jika tidak memberi manfaat besar dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk peningkatan kualitas ekonomi.

"Jumlah penduduk yang besar akan bermasalah apabila tidak berkualitas. Dengan sumber daya alam yang besar Indonesia membutuhkan penduduk yang berkualitas supaya mampu mengelola sumber daya alam,” ujarnya. (Tim SINDOnews)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7019 seconds (0.1#10.140)