Perpustakaan Abdullah Ibn Abbas Simpan Manuskrip Sejarah Islam Langka
A
A
A
MAKKAH dan Madinah adalah dua kota utama Rasulullah dalam berdakwah. Namun ada satu kota lain yang menjadi tonggak sejarah syiar agama Islam, yakni Kota Thaif.
Banyak peristiwa yang terekam di wilayah dengan ketinggian mencapai 1.600 meter di atas permukaan laut ini. Mulai dari hijrah Nabi hingga pertempuran setelah perang Hunain.
Wajar kalau di kota ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah Islam. Antara lain, Masjid Addas dan Masjid Ku' (Ku'un) yang dalam riwayatnya terkait dengan peristiwa Hijrah Nabi ke Thaif. Peninggalan sejarah lainnya adalah Masjid Jami' Abdullah ibn Abbas. Sesuai namanya, di kompleks masjid ini dikisahkan terdapat makam Abdullah Ibn Abbas.
Bersebelahan dengan Masjid Jami' Abdullah ibn Abbas, tepatnya pada sisi bagian timur, terdapat sebuah perpustakaan yang juga diberi nama Abdullah ibn Abbas. Sosok yang biasa disebut juga dengan Ibn Abbas ini adalah salah satu sepupu sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW.
Dia dikenal memiliki pengetahuan luas. Banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui dirinya. Ibn Abbas jugalah yang menurunkan seluruh khalifah dari Bani Abbasiyah.
Dalam sebuah catatan yang ditempel pada dinding bagian luar perpustakaan, terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah menggendong Ibn Abbas kecil. Lalu mendoakan agar dia diberi keluasan ilmu dan hikmah (Allahumma ‘allimhu al-hikmata).
Catatan itu juga menjelaskan bahwa Perpustakaan Ibn Abbas dibangun pada tahun 1291H oleh penguasa Hijaz Muhammad Rasyid Pasa asy-Syarwani. Dikisahkan bahwa sebelum ada perpustakaan, mewakafkan kitab ke masjid bagi para pencari ilmu menjadi sebuah tradisi pada kurun abad 7–10 Hijriyah. Bahkan, pada 1217 H, jumlah kitab yang diwakafkan ke masjid hampir mencapai 10.000, termasuk sekitar 30 naskah Kitab Shahih Bukhari.
Pada 1346 H, perpustakaan ini dilebur dengan Perpustakaan Haram Al-Makky. Saat itu, banyak sekali koleksi manuskrip yang langka. Baru pada 1384 H, tepatnya pada masa Raja Faishal bin Abdul Aziz, Syekh Hasan Arab membuka kembali perpustakaan ini hingga sekarang.
Kamis, 14 September 2017, Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan berziarah ke Masjid dan Perpustakaan Abdullah Ibn Abbas. Kunjungan rombongan para jurnalis ini dipimpin oleh Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi, Hadi Rahman serta Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Mastuki. Ikut juga dalam rombongan ini Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Aswadi.
Perpustakaan Ibnu Abbas mempunyai luas sekitar 100 meter persegi. Perpustakaan menyimpan beragam koleksi mulai dari prasasti hingga ribuan kitab klasik dan kontemporer. Di antara koleksi prasastinya berupa tulisan Arab yang belum menggunakan titik dan tanda baca (harakat). Ada juga tulisan yang sudah lengkap dengan titik dan tanda baca.
Koleksi prasasti yang ada di perpustakaan ini disimpan dalam sebuah kotak kaca sehingga hanya bisa dilihat dan tidak bisa disentuh. Umumnya, adalah batu nisan yang menjelaskan keterangan wafat seseorang. Salah satunya adalah Walid Bin Muflih bin Yazid yang wafat pada Ahad, 7 Jumadil Ula 550H.
Selain prasasti, terdapat koleksi Alquran dan beberapa kitab lama yang juga disimpan dalam kotak kaca. Tidak banyak catatan atau keterangan yang bisa diperoleh tentang ini. Salah satu penjaga perpustakaan Abdul Salam juga tidak bisa memberikan keterangan rinci seputar koleksi ini.
Tampak dari halaman yang terbuka, terdapat catatan itu merupakan wakaf dari Syekh Muhammad bin Said bin Husain pada tahun 1264 H. Pada Alquran lainnya terdapat keterangan diwakafkan pada 1284 H.
Koleksi lainnya barupa ribuan kitab yang tersusun rapih berdasarkan bidang kajiannya, mulai dari tafsir dan ilmu tafsir, hadis dan ilmu hadis, adab, bahasa Arab, Nahwa dan Sharaf, bahasa Inggris, Sirah Nabawiyah, ekonomi dan politik, serta pengetahuan umum seperti filsafat.
Banyak peristiwa yang terekam di wilayah dengan ketinggian mencapai 1.600 meter di atas permukaan laut ini. Mulai dari hijrah Nabi hingga pertempuran setelah perang Hunain.
Wajar kalau di kota ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah Islam. Antara lain, Masjid Addas dan Masjid Ku' (Ku'un) yang dalam riwayatnya terkait dengan peristiwa Hijrah Nabi ke Thaif. Peninggalan sejarah lainnya adalah Masjid Jami' Abdullah ibn Abbas. Sesuai namanya, di kompleks masjid ini dikisahkan terdapat makam Abdullah Ibn Abbas.
Bersebelahan dengan Masjid Jami' Abdullah ibn Abbas, tepatnya pada sisi bagian timur, terdapat sebuah perpustakaan yang juga diberi nama Abdullah ibn Abbas. Sosok yang biasa disebut juga dengan Ibn Abbas ini adalah salah satu sepupu sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW.
Dia dikenal memiliki pengetahuan luas. Banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui dirinya. Ibn Abbas jugalah yang menurunkan seluruh khalifah dari Bani Abbasiyah.
Dalam sebuah catatan yang ditempel pada dinding bagian luar perpustakaan, terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah menggendong Ibn Abbas kecil. Lalu mendoakan agar dia diberi keluasan ilmu dan hikmah (Allahumma ‘allimhu al-hikmata).
Catatan itu juga menjelaskan bahwa Perpustakaan Ibn Abbas dibangun pada tahun 1291H oleh penguasa Hijaz Muhammad Rasyid Pasa asy-Syarwani. Dikisahkan bahwa sebelum ada perpustakaan, mewakafkan kitab ke masjid bagi para pencari ilmu menjadi sebuah tradisi pada kurun abad 7–10 Hijriyah. Bahkan, pada 1217 H, jumlah kitab yang diwakafkan ke masjid hampir mencapai 10.000, termasuk sekitar 30 naskah Kitab Shahih Bukhari.
Pada 1346 H, perpustakaan ini dilebur dengan Perpustakaan Haram Al-Makky. Saat itu, banyak sekali koleksi manuskrip yang langka. Baru pada 1384 H, tepatnya pada masa Raja Faishal bin Abdul Aziz, Syekh Hasan Arab membuka kembali perpustakaan ini hingga sekarang.
Kamis, 14 September 2017, Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan berziarah ke Masjid dan Perpustakaan Abdullah Ibn Abbas. Kunjungan rombongan para jurnalis ini dipimpin oleh Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi, Hadi Rahman serta Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Mastuki. Ikut juga dalam rombongan ini Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Aswadi.
Perpustakaan Ibnu Abbas mempunyai luas sekitar 100 meter persegi. Perpustakaan menyimpan beragam koleksi mulai dari prasasti hingga ribuan kitab klasik dan kontemporer. Di antara koleksi prasastinya berupa tulisan Arab yang belum menggunakan titik dan tanda baca (harakat). Ada juga tulisan yang sudah lengkap dengan titik dan tanda baca.
Koleksi prasasti yang ada di perpustakaan ini disimpan dalam sebuah kotak kaca sehingga hanya bisa dilihat dan tidak bisa disentuh. Umumnya, adalah batu nisan yang menjelaskan keterangan wafat seseorang. Salah satunya adalah Walid Bin Muflih bin Yazid yang wafat pada Ahad, 7 Jumadil Ula 550H.
Selain prasasti, terdapat koleksi Alquran dan beberapa kitab lama yang juga disimpan dalam kotak kaca. Tidak banyak catatan atau keterangan yang bisa diperoleh tentang ini. Salah satu penjaga perpustakaan Abdul Salam juga tidak bisa memberikan keterangan rinci seputar koleksi ini.
Tampak dari halaman yang terbuka, terdapat catatan itu merupakan wakaf dari Syekh Muhammad bin Said bin Husain pada tahun 1264 H. Pada Alquran lainnya terdapat keterangan diwakafkan pada 1284 H.
Koleksi lainnya barupa ribuan kitab yang tersusun rapih berdasarkan bidang kajiannya, mulai dari tafsir dan ilmu tafsir, hadis dan ilmu hadis, adab, bahasa Arab, Nahwa dan Sharaf, bahasa Inggris, Sirah Nabawiyah, ekonomi dan politik, serta pengetahuan umum seperti filsafat.
(kur)