Tim Pendaki BRI-Brawijaya Kibarkan Merah Putih di Puncak Elbrus
A
A
A
ELBRUS - Rusia Selatan, pagi itu cuaca begitu cerah. Hembusan angin gunung, bercampur salju, membuat udara terasa menggigit. Di tengah kepungan udara beku, Tim Pendaki BRI-Brawijaya Elbus Expedition 2017, mulai menjejakkan kaki di salju yang berserakan menuju puncak Gunung Elbrus.
Saat jam menunjukkan 30 menit lewat tengah malam di Rusia Selatan, atau sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa 16 Agustus 2017. Tim yang terdiri dari Endah Purwa Hadipranoto, Gede Krisna Adiwiradarma, dan Ahmad Sholahudin Yazid, mulai bergerak perlahan menyusuri jalur pendakian dari Barrel Hut.
Barrel Hut, sebuah camp untuk para pendaki yang akan menuju puncak Gunung Elbrus. Camp ini, berada di ketinggian 3.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara, puncak Elbrus sendiri, berada di ketinggian 5.642 mdpl.
Tim ekspedisi, harus menyusuri jalur pendakian terjal penuh tanjakan, di antara salju yang licin, dengan udara dingin akut. “Pagi itu, cuaca sangat cerah, tetapi angin berhembus cukup kencang,” ujar Endah Purwa Hadipranoto, dalam siaran persnya.
Hembusan angin yang menerpa tubuh tiga pendaki dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (Impala) Universitas Brawijaya (UB) Malang, tersebut, tidak sedikitpun menyurutkan langkah ketiganya. Langkah kaki meraka begitu yakin, untuk menaklukkan puncak Elbrus.
Beberapa kali, serbuan badai dari gunung es Elbrus menghambat perjalanan menuju puncak. Tetapi, tekad mereka sudah bulat untuk menuju ke puncak, dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan Pataka Impala UB Malang.
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Sebuah pantun yang menjadi penggambaran perjalanan tiga anak manusia ini, dalam mengarungi anugerah Ilahi di benua biru.
Setelah sekitar 11 jam, mengarungi beratnya medan pendakian dengan berjalan kaki di atas hamparan salju, melintasi jurang terjal, dua anggota tim ekspedisi, Gede Krisna Adiwiradarma, dan Ahmad Sholahudin Yazid, berhasil mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Elbrus.
Sedangkan Endah Purwa Hadipranoto, yang menjadi manajer pendakian, memberikan dukungan kepada kedua anggota tim ekspedisi untuk menuju puncak, dari punggung gunung yang ada di ketinggian 5.300 mdpl. “Keberhasilan ini, merupakan kado peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai bukti, pemuda Indonesia, mampu untuk terus berprestasi di tingkat dunia,” ujar Gede Krisna Adiwiradarma.
Perjalanan panjang untuk mampu mencapai puncak Elbrus ini, harus dijalani Tim BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017. Sebelum mereka memulai pendakian dari Kota Treskol, Rusia. Tim terlebih dahulu berangkat dari Jakarta, Rabu 9 Agustus 2017 menuju Moskow, Rusia. Lalu, menuju ke tempat pendakian di Pegunungan Kaukasus.
Gede menyebutkan, untuk jalur pendakian menuju ke puncak Elbrus. Tim ekspedisi, sengaja memilih untuk melalui jalur pendakian dari Garabashi, Barrel Hut. Kawasan tersebut, pemandangannya sangat indah, dengan dihiasi hamparan salju yang memutih.
Pendakian ini, mendapatkan dukungan penuh dari Ikatan Alumni (IKA) UB Malang. Ketua IKA UB Malang, Samsul Ma’arif mengatakan, pendakian ini juga diharapkan mampu membawa semangat para pecinta alam untuk menjaga kelestarian bumi, untuk kehidupan.
Ekspedisi internasional ini, juga mendapatkan dukungan penuh dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sekretaris Perusahaan PT BRI Tbk Hari Siaga menegaskan, dukungan yang diberikan BRI terhadap kegiatan ekspedisi ini, karena memiliki kesamaan semangat untuk pantang menyerah.
Semangat pantang menyerah ini, menurutnya diwujudkan untuk bisa mencapai prestasi tertinggi. “Tidak semua orang bisa mewujudkan prestasi tertinggi. Semangat pantang menyerah, untuk mewujudkan prestasi tertinggi ini, harus mendapatkan dukungan. Langkah ini, juga untuk menjaga reputasi bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang tangguh dan berprestasi di dunia,” tegasnya.
Pendakian puncak Gunung Elbrus, menjadi salah satu bagian dari rangkaian program pendakian tujuh puncak gunung di dunia yang dilakukan oleh Impala UB Malang, dalam Brawijaya Orange on Seven Summits, yang merupakan bagian dari program jangka panjang mereka.
Saat jam menunjukkan 30 menit lewat tengah malam di Rusia Selatan, atau sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa 16 Agustus 2017. Tim yang terdiri dari Endah Purwa Hadipranoto, Gede Krisna Adiwiradarma, dan Ahmad Sholahudin Yazid, mulai bergerak perlahan menyusuri jalur pendakian dari Barrel Hut.
Barrel Hut, sebuah camp untuk para pendaki yang akan menuju puncak Gunung Elbrus. Camp ini, berada di ketinggian 3.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara, puncak Elbrus sendiri, berada di ketinggian 5.642 mdpl.
Tim ekspedisi, harus menyusuri jalur pendakian terjal penuh tanjakan, di antara salju yang licin, dengan udara dingin akut. “Pagi itu, cuaca sangat cerah, tetapi angin berhembus cukup kencang,” ujar Endah Purwa Hadipranoto, dalam siaran persnya.
Hembusan angin yang menerpa tubuh tiga pendaki dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (Impala) Universitas Brawijaya (UB) Malang, tersebut, tidak sedikitpun menyurutkan langkah ketiganya. Langkah kaki meraka begitu yakin, untuk menaklukkan puncak Elbrus.
Beberapa kali, serbuan badai dari gunung es Elbrus menghambat perjalanan menuju puncak. Tetapi, tekad mereka sudah bulat untuk menuju ke puncak, dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan Pataka Impala UB Malang.
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Sebuah pantun yang menjadi penggambaran perjalanan tiga anak manusia ini, dalam mengarungi anugerah Ilahi di benua biru.
Setelah sekitar 11 jam, mengarungi beratnya medan pendakian dengan berjalan kaki di atas hamparan salju, melintasi jurang terjal, dua anggota tim ekspedisi, Gede Krisna Adiwiradarma, dan Ahmad Sholahudin Yazid, berhasil mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Elbrus.
Sedangkan Endah Purwa Hadipranoto, yang menjadi manajer pendakian, memberikan dukungan kepada kedua anggota tim ekspedisi untuk menuju puncak, dari punggung gunung yang ada di ketinggian 5.300 mdpl. “Keberhasilan ini, merupakan kado peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai bukti, pemuda Indonesia, mampu untuk terus berprestasi di tingkat dunia,” ujar Gede Krisna Adiwiradarma.
Perjalanan panjang untuk mampu mencapai puncak Elbrus ini, harus dijalani Tim BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017. Sebelum mereka memulai pendakian dari Kota Treskol, Rusia. Tim terlebih dahulu berangkat dari Jakarta, Rabu 9 Agustus 2017 menuju Moskow, Rusia. Lalu, menuju ke tempat pendakian di Pegunungan Kaukasus.
Gede menyebutkan, untuk jalur pendakian menuju ke puncak Elbrus. Tim ekspedisi, sengaja memilih untuk melalui jalur pendakian dari Garabashi, Barrel Hut. Kawasan tersebut, pemandangannya sangat indah, dengan dihiasi hamparan salju yang memutih.
Pendakian ini, mendapatkan dukungan penuh dari Ikatan Alumni (IKA) UB Malang. Ketua IKA UB Malang, Samsul Ma’arif mengatakan, pendakian ini juga diharapkan mampu membawa semangat para pecinta alam untuk menjaga kelestarian bumi, untuk kehidupan.
Ekspedisi internasional ini, juga mendapatkan dukungan penuh dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sekretaris Perusahaan PT BRI Tbk Hari Siaga menegaskan, dukungan yang diberikan BRI terhadap kegiatan ekspedisi ini, karena memiliki kesamaan semangat untuk pantang menyerah.
Semangat pantang menyerah ini, menurutnya diwujudkan untuk bisa mencapai prestasi tertinggi. “Tidak semua orang bisa mewujudkan prestasi tertinggi. Semangat pantang menyerah, untuk mewujudkan prestasi tertinggi ini, harus mendapatkan dukungan. Langkah ini, juga untuk menjaga reputasi bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang tangguh dan berprestasi di dunia,” tegasnya.
Pendakian puncak Gunung Elbrus, menjadi salah satu bagian dari rangkaian program pendakian tujuh puncak gunung di dunia yang dilakukan oleh Impala UB Malang, dalam Brawijaya Orange on Seven Summits, yang merupakan bagian dari program jangka panjang mereka.
(kri)