Minim Pengetahuan, Kesadaran Pria Ikut KB Masih Rendah

Senin, 14 Agustus 2017 - 22:03 WIB
Minim Pengetahuan, Kesadaran...
Minim Pengetahuan, Kesadaran Pria Ikut KB Masih Rendah
A A A
JAKARTA - Tingkat pemakaian kontrasepsi contraceptive prevalence rate (CPR) di Indonesia hanya 61,9% untuk semua metode dan 57,9% untuk yang modern. Data tersebut berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.

Lebih memprihatinkan tingkat pemakaian KB Pria sangat rendah, hanya 2% saja . Sebanyak 1,8% pemakai kondom dan hanya 0,2% yang melakukan vesektomi. Hal ini mencerminkan rendahnya partisipasi dan kesadaran pria ikut program Keluarga Berencana (KB).

Salah satu upaya meningkatkan pemakaian kontrasepsi bagi pria, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus mengadakan sarasehan Peningkatan dan Kualitas Motivator KB Pria bersama mitra kerja di Hotel Sahira Butik, Bogor, Jawa Barat, Selasa 8 Agustus 2017 hingga Kamis 10 Agustus 2017. Sarasehan diikuti 68 orang motivator KB Pria dari seluruh Indonesia.

Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty berharap para motivator KB pria menjadi contoh dan teladan dalam kesertaan ber-KB. Mereka diharapkan dapat membagi pengalaman kepada masyarakat.

“Motivator KB pria dapat memberikan daya ungkit yang besar terhadap kesertaan ber-KB Pria dengan cara memberikan informasi, memotivasi, dan mengajak sesama pria untuk menjadi peserta KB, khususnya metode vasektomi,” kata Surya dalam sambutannya di hadapan para peserta sarasehan.

Pengetahuan Masih Rendah
Pengetahuan pria tentang kesehatan reproduksi dan KB menjadi fokus penting agar mereka mengetahui dan memahami perannya di dalam keluarga. Berdasarkan SDKI 2012, hanya 30% pria kawin yang mengetahui MOP, sedangkan pengetahuan pria tentang kondom sudah cukup baik 87%.

Sementara persentase pria yang mempunyai pandangan bahwa KB adalah urusan wanita cukup tinggi yaitu 41,5%. Pria mempunyai pandangan bahwa wanita saja yang harus disterilisasi (30%) dan 14% lainnya berpendapat sterilisasi pria sama dengan kebiri.

Surya mengatakan, kesetaraan dan keadilan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi harus meningkat. “Kita harus membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya tanggung jawab isteri tetapi merupakan tanggung jawab bersama suami dan isteri,” ujarnya.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dwi Listyawardani mengatakan, setiap provinsi sekarang memiliki motivator KB, khususnya untuk vasektomi. Cara kerja motivator adalah komunikasi interpersonal melalui dialog antara motivator dan calon akseptor

”Ada tanya jawab dan cerita pengalaman sehingga orang menjadi tergugah, komunikasi ini bisa terjadi di mana saja. Di tempat kerja, warung kopi, atau tempat lain,” katanya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi pria dalam KB disebabkan beberapa faktor yakni akses informasi dan pelayan yang terbatas. Selanjutnya masih adanya hambatan sosial maupun kultural sehingga masih diperlukan dukungan dari tokoh agama dan masyarakat dalam rangka meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap KB Pria vasektomi.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6826 seconds (0.1#10.140)