Malam ini Gerhana Bulan, Ini Penjelasan Hadits dan Pandangan Sains
A
A
A
JAKARTA - Malam ini, Senin (7/8/2017), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadinya gerhana bulan. Fenomena yang cukup langka itu dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia mulai dari Barat hingga Timur.
Namun tahukah Anda, bagaimana hadits menjelaskan fenomena tersebut? Dirangkum dari berbagai sumber, fenomena gerhana bulan ditemukan dalam hadits Al Bukhari dan Muslim berikut ini. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang maupun lahirnya seseorang. Akan tetapi, dengan gerhana itu, Allah menginginkan hamba-bamba-Nya bertakwa."
Hadits itu menjadi pertanda bahwa gerhana bulan telah terjadi selama ribuan tahun lalu. Bahkan hadits tersebut ada berdasarkan pada kisah kematian anak Nabi Muhammad SAW bernama Ibrahim. Kematian Ibrahim diiringi dengan peristiwa gerhana matahari dan para sahabat mengira bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh kematian Ibrahim. Oleh karena itu, Rasulullah pun bersabda melalui hadits tersebut.
Dari pandangan sains, fenomena gerhana bulan merupakan suatu peristiwa ketika terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya, demikian dikutip dari halaman BMKG.
Sementara menurut buku Sains dalam Alquran (2013), mengapa Bulan dapat terlihat menutupi cahaya Matahari ialah karena jarak Matahari yang berjauhan sekira 400 kali dari Bumi sehingga bulan tampak lebih dekat. Proses ini sendiri terjadi karena posisi Bumi, Bulan dan Matahari berada pada posisi orbit yang sama sehingga tampak sejajar.
Namun tahukah Anda, bagaimana hadits menjelaskan fenomena tersebut? Dirangkum dari berbagai sumber, fenomena gerhana bulan ditemukan dalam hadits Al Bukhari dan Muslim berikut ini. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang maupun lahirnya seseorang. Akan tetapi, dengan gerhana itu, Allah menginginkan hamba-bamba-Nya bertakwa."
Hadits itu menjadi pertanda bahwa gerhana bulan telah terjadi selama ribuan tahun lalu. Bahkan hadits tersebut ada berdasarkan pada kisah kematian anak Nabi Muhammad SAW bernama Ibrahim. Kematian Ibrahim diiringi dengan peristiwa gerhana matahari dan para sahabat mengira bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh kematian Ibrahim. Oleh karena itu, Rasulullah pun bersabda melalui hadits tersebut.
Dari pandangan sains, fenomena gerhana bulan merupakan suatu peristiwa ketika terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya, demikian dikutip dari halaman BMKG.
Sementara menurut buku Sains dalam Alquran (2013), mengapa Bulan dapat terlihat menutupi cahaya Matahari ialah karena jarak Matahari yang berjauhan sekira 400 kali dari Bumi sehingga bulan tampak lebih dekat. Proses ini sendiri terjadi karena posisi Bumi, Bulan dan Matahari berada pada posisi orbit yang sama sehingga tampak sejajar.
(thm)