HT Ajak 100 Pemimpin Pondok Pesantren di Banten Bangun Indonesia Sejahtera
A
A
A
SERANG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) berdialog dengan 100 pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kota Serang, Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Lebak di Serang, Banten, Selasa (20/6/2017). HT mengajak para pemimpin Ponpes se-Banten untuk bersama-sama membangun kemajuan dan kemakmuran Indonesia.
“Membangun Indonesia visinya harus tepat sasaran. Marilah kita bangun bersama Indonesia yang sejahtera,” katanya.
HT menuturkan, akar permasalahan yang menyebabkan Indonesia sulit mencapai kemakmuran karena ada kesenjangan yang begitu lebar. Untuk mengatasinya, masyarakat di seluruh daerah harus dibangun dengan keberpihakan. Maksud keberpihakan ini, adalah berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan, serta proteksi.
“Akar permasalahan kita, kesenjangan. Tatanan ekonomi meniru Barat, pasar bebas, dan kapitalisme, di saat masyarakat belum siap pendidikan dan kesejahteraannya,” terangnya.
HT menjelaskan, Indonesia mengalami dua dimensi kesenjangan, yakni kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Lebarnya kesenjangan mengakibatkan Indonesia sulit mencapai kemakmuran meski sudah 72 tahun merdeka.
Sebagai upaya menumbuhkan masyarakat produktif, Partai Perindo menggagas berbagai program. Mulai dari Program 100.000 Gerobak Perindo yang diberikan gratis kepada UMKM, pembinaan gabungan kelompok tani hingga koperasi nelayan.
Hanya saja, tak semua pihak senang melihat kiprah HT dalam konsistensinya dalam membangun masyarakat bawah. “Saya dan kawan-kawan berjuang penuh tantangan. Banyak yang tidak suka kami memperjuangkan rakyat yang ketinggalan, karena mereka menikmati apa yang ada saat ini,” tuturnya.
“Membangun Indonesia visinya harus tepat sasaran. Marilah kita bangun bersama Indonesia yang sejahtera,” katanya.
HT menuturkan, akar permasalahan yang menyebabkan Indonesia sulit mencapai kemakmuran karena ada kesenjangan yang begitu lebar. Untuk mengatasinya, masyarakat di seluruh daerah harus dibangun dengan keberpihakan. Maksud keberpihakan ini, adalah berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan, serta proteksi.
“Akar permasalahan kita, kesenjangan. Tatanan ekonomi meniru Barat, pasar bebas, dan kapitalisme, di saat masyarakat belum siap pendidikan dan kesejahteraannya,” terangnya.
HT menjelaskan, Indonesia mengalami dua dimensi kesenjangan, yakni kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Lebarnya kesenjangan mengakibatkan Indonesia sulit mencapai kemakmuran meski sudah 72 tahun merdeka.
Sebagai upaya menumbuhkan masyarakat produktif, Partai Perindo menggagas berbagai program. Mulai dari Program 100.000 Gerobak Perindo yang diberikan gratis kepada UMKM, pembinaan gabungan kelompok tani hingga koperasi nelayan.
Hanya saja, tak semua pihak senang melihat kiprah HT dalam konsistensinya dalam membangun masyarakat bawah. “Saya dan kawan-kawan berjuang penuh tantangan. Banyak yang tidak suka kami memperjuangkan rakyat yang ketinggalan, karena mereka menikmati apa yang ada saat ini,” tuturnya.
(wib)