Kunjungi Ponpes Fauzan Garut, Ini Pesan HT untuk Santri
A
A
A
GARUT - Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Fauzan di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (14/6/2017).
Kedatangannya pria yang akrab disapa HT ini disambut antusias ribuan santri. Bahkan sejumlah santri harus menaiki kursi demi dapat menyaksikan kedatangan HT.
Dalam kunjungannya HT berbagi pengalaman untuk memotivasi santri memiliki semangat meraih sukses. “Rezeki sudah ada yang mengatur, tapi jangan diam saja. Keberhasilan, proses yang harus diperjuangkan,” katanya.
Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu menceritakan proses yang harus dilaluinya untuk membangun MNC Group sampai sebesar sekarang.
Untuk memulainya, dia terlebih dulu mengumpulkan modal dengan membenahi perusahaan-perusahaan yang berkinerja tidak baik. Mulai dari hulu hingga hilir, dari manajemen hingga pemasarannya dibenahi.
Perusahaan yang tadinya tidak dilirik investor dibenahinya menjadi sangat diminati. Setelah 11 tahun, HT akhirnya memutuskan mendirikan MNC Group yang ditandai dengan pembelian RCTI. Kini, MNC Group menaungi 100 lebih perusahaan dengan lebih dari 37.000 karyawan.
Kendati demikian, HT tidak pernah berhenti bekerja keras. Dia yakin kesukseksan sebagai proses yang harus diperjuangkan secara terus-menerus.Sampai hari ini, HT mengaku masih bekerja seperti dahulu. Setiap hari, HT bekerja hingga 16-18 jam.
“Ada orang berhasil sedikit, jadi berubah. Tidak boleh, harus konsisten, kerja keras, disiplin, terus belajar, rendah hati,” tuturnya.
Kesombongan, kata HT, seringkali membuat seseorang jatuh. Dia berpesan kepada santri untuk tidak sombong ketika sudah meraih sukses. “Yang di bawah bisa ke atas, di atas bisa ke bawah. Kalau di bawah jangan kecil hati, yang di atas jangan lupa diri,” ungkapnya.
HT berpesan kepada santri agar kelak berperan aktif membangun Indonesia. Salah satu caranya menjadi pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja. Indonesia, kata dia, membutuhkan banyak lapangan kerja baru di tengah tingginya pertumbuhan penduduk.
“Kita bertanggung jawab membangun Indonesia dengan baik. Kalau Indonesia maju, manfaatnya kembali kepada semua anak bangsa,” kata pria yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 170 perguruan tinggi se-Indonesia itu.
Dia menambahkan, bila pengusaha baru tumbuh di daerah-daerah maka daerah akan terbangun dengan baik dan terjadi pemerataan pembangunan. Bila daerah maju, kata dia, masyarakatnya juga demikian. Dengan begitu, lanjut dia, Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju.
“Indonesia punya semuanya, benahi kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan daerah, saya yakin kita bisa menyalip negara lain,” kata HT.
Kedatangannya pria yang akrab disapa HT ini disambut antusias ribuan santri. Bahkan sejumlah santri harus menaiki kursi demi dapat menyaksikan kedatangan HT.
Dalam kunjungannya HT berbagi pengalaman untuk memotivasi santri memiliki semangat meraih sukses. “Rezeki sudah ada yang mengatur, tapi jangan diam saja. Keberhasilan, proses yang harus diperjuangkan,” katanya.
Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu menceritakan proses yang harus dilaluinya untuk membangun MNC Group sampai sebesar sekarang.
Untuk memulainya, dia terlebih dulu mengumpulkan modal dengan membenahi perusahaan-perusahaan yang berkinerja tidak baik. Mulai dari hulu hingga hilir, dari manajemen hingga pemasarannya dibenahi.
Perusahaan yang tadinya tidak dilirik investor dibenahinya menjadi sangat diminati. Setelah 11 tahun, HT akhirnya memutuskan mendirikan MNC Group yang ditandai dengan pembelian RCTI. Kini, MNC Group menaungi 100 lebih perusahaan dengan lebih dari 37.000 karyawan.
Kendati demikian, HT tidak pernah berhenti bekerja keras. Dia yakin kesukseksan sebagai proses yang harus diperjuangkan secara terus-menerus.Sampai hari ini, HT mengaku masih bekerja seperti dahulu. Setiap hari, HT bekerja hingga 16-18 jam.
“Ada orang berhasil sedikit, jadi berubah. Tidak boleh, harus konsisten, kerja keras, disiplin, terus belajar, rendah hati,” tuturnya.
Kesombongan, kata HT, seringkali membuat seseorang jatuh. Dia berpesan kepada santri untuk tidak sombong ketika sudah meraih sukses. “Yang di bawah bisa ke atas, di atas bisa ke bawah. Kalau di bawah jangan kecil hati, yang di atas jangan lupa diri,” ungkapnya.
HT berpesan kepada santri agar kelak berperan aktif membangun Indonesia. Salah satu caranya menjadi pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja. Indonesia, kata dia, membutuhkan banyak lapangan kerja baru di tengah tingginya pertumbuhan penduduk.
“Kita bertanggung jawab membangun Indonesia dengan baik. Kalau Indonesia maju, manfaatnya kembali kepada semua anak bangsa,” kata pria yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 170 perguruan tinggi se-Indonesia itu.
Dia menambahkan, bila pengusaha baru tumbuh di daerah-daerah maka daerah akan terbangun dengan baik dan terjadi pemerataan pembangunan. Bila daerah maju, kata dia, masyarakatnya juga demikian. Dengan begitu, lanjut dia, Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju.
“Indonesia punya semuanya, benahi kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan daerah, saya yakin kita bisa menyalip negara lain,” kata HT.
(dam)