Presiden Afghanistan Kagumi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Istana Bogor, Jawa Barat.
Dalam pertemuan itu, Jokowi mengatakan kerukunan umat beragama di Indonesia tidak dimiliki oleh negara lain, khususnya negara-negara dengan berpenduduk Islam.
Bahkan, kata dia, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kagum terhadap keragaman di Indonesia. Abbas dan Ashraf membandingkan kerukunan umat di Indonesia dengan kondisi negaranya masing-masing.
Jokowi menuturkan, Presiden Ashraf mengakui negaranya kaya raya, memiliki sumber daya alam seperti tambang emas yang belum dieksplorasi, minyak dan gas, namun akibat dari pertikaian yang terjadi maka negara tersebut mengalami kerugian tersendiri.
Akibat pertikaian tersebut, Ashraf mengaku harus mengungsi ke luar negeri. "Akhirnya sekarang (di Afghanistan) ada 40 faksi, 40 kelompok yang sudah sangat sulit sekali untuk di rukun kan kembali," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2017).
Menurut Jokowi, Ashraf sempat berpesan kepada dirinya agar kerukunan yang terjadi di Indonesia terus dijaga. Ashraf, kata Jokowi, sempat menyampaikan, meski memiliki banyak suku, agama, bahasa dan perbedaan lainnya, namun Indonesia berhasil menjaga kerukunan antarsesama.
Sementara di Afghanistan yang memiliki agama yang sama harus terus menerus bertikai. "Titipan pesan beliau kepada kita, jaga betul yang namanya kerukunan dan persatuan itu. Jangan biarkan 250 juta lebih penduduk Indonesia ini berantem gara-gara 1000-2000, 10 ribu orang, jangan korbankan rakyat, mengaca dari pengalaman Afghanistan yang seperti itu," katanya.
Dalam pertemuan itu, Jokowi mengatakan kerukunan umat beragama di Indonesia tidak dimiliki oleh negara lain, khususnya negara-negara dengan berpenduduk Islam.
Bahkan, kata dia, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kagum terhadap keragaman di Indonesia. Abbas dan Ashraf membandingkan kerukunan umat di Indonesia dengan kondisi negaranya masing-masing.
Jokowi menuturkan, Presiden Ashraf mengakui negaranya kaya raya, memiliki sumber daya alam seperti tambang emas yang belum dieksplorasi, minyak dan gas, namun akibat dari pertikaian yang terjadi maka negara tersebut mengalami kerugian tersendiri.
Akibat pertikaian tersebut, Ashraf mengaku harus mengungsi ke luar negeri. "Akhirnya sekarang (di Afghanistan) ada 40 faksi, 40 kelompok yang sudah sangat sulit sekali untuk di rukun kan kembali," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2017).
Menurut Jokowi, Ashraf sempat berpesan kepada dirinya agar kerukunan yang terjadi di Indonesia terus dijaga. Ashraf, kata Jokowi, sempat menyampaikan, meski memiliki banyak suku, agama, bahasa dan perbedaan lainnya, namun Indonesia berhasil menjaga kerukunan antarsesama.
Sementara di Afghanistan yang memiliki agama yang sama harus terus menerus bertikai. "Titipan pesan beliau kepada kita, jaga betul yang namanya kerukunan dan persatuan itu. Jangan biarkan 250 juta lebih penduduk Indonesia ini berantem gara-gara 1000-2000, 10 ribu orang, jangan korbankan rakyat, mengaca dari pengalaman Afghanistan yang seperti itu," katanya.
(dam)