JK Direndahkan dan Dihina, Komunitas Warga Bugis Meradang
A
A
A
JAKARTA - Inisiator suara hati rakyat Sulawesi Selatan Ilham Ilyas mengatakan, beberapa waktu belakangan ini santer aksi-aksi massa yang secara terang-terangan menghina Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Ilham menjelaskan, sebagai sesama Ana' Ogie (anak Bugis), dia mengaku geram dengan tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepada JK.
"Bahwa Bapak JK adalah Ana’Ogie (anak Bugis) dan oleh karena beliau teIah menunjukkan dedikasi yang tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia," kata Ilham di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2017).
"Integritas melaksanakan tugas, serta sikap, dan perilaku yang luhur dalam keseharian, maka bagi kami Ana’ Ogie menegaskan, Pak JK adalah tokoh masyarakat, orang yang dihormati dan tempat panutan orang Bugis serta kebanggaan warga Bugis (Siri'na tp Ogie)," imbuhnya.
Ilham melanjutkan, aksi-aksi massa yang menebar fitnah kebencian kepada JK, sama saja dengan mengusik orang Bugis. "Menyerang pribadi beliau, sesungguhnya juga merupakan tindakan yang menyerang orang Bugis secara keseluruhan karena Pak JK representasi dari orang Bugis," ucapnya.
"Oleh karena itu kami Ana' Ogie mengutuk dan mengecam siapapun pihak yang menginisiasi, mensetting dan aktor lapangan yang menyerang pribadi pak JK dalm bentuk aksi massa," tegasnya.
Ilham menambahkan, pihak-pihak yang menyerang secara pribadi dan kehormatan JK jelas berisi fitnah dan kebohongan.
"Tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai ujaran kebencian kepada seseorang yang jelas merupakan tindak pidana untuk itu kami meminta Bapak Kapolri untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok ataupun individu yang melaksanakan aksi-aksi tersebut," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ilham menegaskan, JK dan Jokowi merupakan simbol negara. Adanya fitnah-fitnah tersebut dikhawatirkan akan memecah persatuan bangsa.
"Aksi-aksi massa yang meyerang pribadi Pak JK yang merupakan Wapres RI sangatlah jelas sebagai upaya sistematis dan terencana untuk mengadu domba dwi tunggal kepemimpinan Bangsa Indonesia, Bapak Jokowi dan pak JK yang bertujuan untuk memecah beIah bangsa dan Rakyat Indonesia," ujarnya.
"Dengan melihat pola dan cara-cara aksi massa yang dilakukan untuk meyerang pribadi bapak JK, mengingatkan kita pada sejarah kelam bangsa Indonesia saat Komunis melakukan aksi adu domba yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan, maka menyatakan pihak-pihak yang menggerakkan aksi- aksi tersebut teIah mereduplikasi secara utuh cara-cara PKI dalam
memecah belah bangsa," tuturnya.
Saat ditanya bentuk aksi fitnah yang ditujukan kepada JK, Ilham mengatakan sudah banyak beredar di dunia maya.
"Jadi kalau lihat di medsos, ada Bapak Silvester mengatakan bahwa JK pelopor dari rasisme dengan menggunakan isu SARA menggoalkan salah satu calon gubernur DKI, yaitu Anies-Sandi. Dan menuduh JK memperkaya diri sendiri, dan keluaraga di Republik ini," katanya.
Menurut dia, tindakan itu sangatlah jelas berisi fitnah dan kebohongan lantaran tidak berdasarkan bukti. Sehingga, jelas merupakan peIanggaran pidana. Untuk itu pihaknya mendesak Polri segera menindak oknum yang telah menggulirkan isu di atas.
"Laporan sudah dilakukan dan sudah di tanggapi. Kita minta agar ditangani betul-betul," tutupnya.
Ilham menjelaskan, sebagai sesama Ana' Ogie (anak Bugis), dia mengaku geram dengan tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepada JK.
"Bahwa Bapak JK adalah Ana’Ogie (anak Bugis) dan oleh karena beliau teIah menunjukkan dedikasi yang tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia," kata Ilham di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2017).
"Integritas melaksanakan tugas, serta sikap, dan perilaku yang luhur dalam keseharian, maka bagi kami Ana’ Ogie menegaskan, Pak JK adalah tokoh masyarakat, orang yang dihormati dan tempat panutan orang Bugis serta kebanggaan warga Bugis (Siri'na tp Ogie)," imbuhnya.
Ilham melanjutkan, aksi-aksi massa yang menebar fitnah kebencian kepada JK, sama saja dengan mengusik orang Bugis. "Menyerang pribadi beliau, sesungguhnya juga merupakan tindakan yang menyerang orang Bugis secara keseluruhan karena Pak JK representasi dari orang Bugis," ucapnya.
"Oleh karena itu kami Ana' Ogie mengutuk dan mengecam siapapun pihak yang menginisiasi, mensetting dan aktor lapangan yang menyerang pribadi pak JK dalm bentuk aksi massa," tegasnya.
Ilham menambahkan, pihak-pihak yang menyerang secara pribadi dan kehormatan JK jelas berisi fitnah dan kebohongan.
"Tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai ujaran kebencian kepada seseorang yang jelas merupakan tindak pidana untuk itu kami meminta Bapak Kapolri untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok ataupun individu yang melaksanakan aksi-aksi tersebut," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ilham menegaskan, JK dan Jokowi merupakan simbol negara. Adanya fitnah-fitnah tersebut dikhawatirkan akan memecah persatuan bangsa.
"Aksi-aksi massa yang meyerang pribadi Pak JK yang merupakan Wapres RI sangatlah jelas sebagai upaya sistematis dan terencana untuk mengadu domba dwi tunggal kepemimpinan Bangsa Indonesia, Bapak Jokowi dan pak JK yang bertujuan untuk memecah beIah bangsa dan Rakyat Indonesia," ujarnya.
"Dengan melihat pola dan cara-cara aksi massa yang dilakukan untuk meyerang pribadi bapak JK, mengingatkan kita pada sejarah kelam bangsa Indonesia saat Komunis melakukan aksi adu domba yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan, maka menyatakan pihak-pihak yang menggerakkan aksi- aksi tersebut teIah mereduplikasi secara utuh cara-cara PKI dalam
memecah belah bangsa," tuturnya.
Saat ditanya bentuk aksi fitnah yang ditujukan kepada JK, Ilham mengatakan sudah banyak beredar di dunia maya.
"Jadi kalau lihat di medsos, ada Bapak Silvester mengatakan bahwa JK pelopor dari rasisme dengan menggunakan isu SARA menggoalkan salah satu calon gubernur DKI, yaitu Anies-Sandi. Dan menuduh JK memperkaya diri sendiri, dan keluaraga di Republik ini," katanya.
Menurut dia, tindakan itu sangatlah jelas berisi fitnah dan kebohongan lantaran tidak berdasarkan bukti. Sehingga, jelas merupakan peIanggaran pidana. Untuk itu pihaknya mendesak Polri segera menindak oknum yang telah menggulirkan isu di atas.
"Laporan sudah dilakukan dan sudah di tanggapi. Kita minta agar ditangani betul-betul," tutupnya.
(maf)