Atasi Krisis Petani Muda, PISPI Adakan Rembug Nasional

Sabtu, 13 Mei 2017 - 15:36 WIB
Atasi Krisis Petani...
Atasi Krisis Petani Muda, PISPI Adakan Rembug Nasional
A A A
JAKARTA - Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) mengadakan serangkaian kegiatan yang menjadi puncak agenda PISPI di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

M Adnan Anwar selaku ketua panitia kegiatan menyampaikan, acara PISPI yang diselenggarakan di Hotel Novotel Makassar ini terdiri dari tiga rangkaian kegiatan berupa seminar, call of papper, dan rembug.

"45 judul telah diterima panitia dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan beberapa lembaga riset untuk kegiatan call of paper terkait persoalan dan perspektif untuk meningkatkan daya pikat dan ketertarikan generasi muda untuk berwira usaha dan berkecimpung di agribisnis," kata Adnan dalam siaran pers, Sabtu (13/5/2017).

Ketua BPW PISPI Sulawesi Selatan Suwardi Bakri menyampaikan, dasar pemikiran diselenggarakannya rembug dan menekankan pada aspek demografi dan struktur umur angkatan kerja di sektor pertanian yang banyak diisi orang tua, 62% tenaga kerja di sektor pertanian berusia lebih dari 45 tahun.

"Lebih dari 70% pada tahun 2045 komposisi demografi Indonesia, usia produktif angkatan kerja," kata Suwardi.

World Bank telah melakukan kajian dan rekomendasi berdasarkan tipe negara antara lain pre-dividend, early-dividend, late-dividend, dan post dividend. Kategori late-dividend ini menekankan pada percepatan pembukaan lapangan kerja produktif untuk mengantisipasi pertumbuhan populasi dan menikmati bonus demografi di masa mendatang.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan dalam sambutannya yang diwakili Asisten II, mengapresiasi Sulsel menjadi tempat pelaksanaan rembug PISPI karena pertanian Sulawesi Selatan adalah pilar pembangunan pertanian nasional.

Tercatat ada 21 propinsi di Indonesia yang sebagian berasnya di supply dari hasil produksi beras Sulawesi Selatan. Presiden Jokowi pun menyampaikan pesan dan harapan agar Sulsel terus menjaga produksi pertaniannya.

Sementara itu Catur Budi Harto selaku Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI yang juga Bendahara Umum PISPI merespon dan mengajak Sarjana-sarjana pertanian melalui PISPI untuk mendukung dan memanfaatkan program pemerintah.

"Saat ini ada program Perhutanan Sosial dan Kartu Tani yang bisa digunakan dan sangat membantu bagi yang mau usaha tani dengan memanfaatkan tanah-tanah terlantar milik BUMN," katanya.

"Program kartu tani dan perhutanan sosial. Jangan takut dan ragu untuk menjadi pengusaha pertanian. Seluruh BUMN bersinergi dan bersatupadu untuk membangun dan membantu sektor pertanian," imbuhnya.

Ketua BPP PISPI, Kamhar Lakumani menegaskan kesiapan PISPI untuk menjadi penggerak dan pendorong tumbuh kembangnya pelaku usaha agribisnis.

Apalagi, menurut Kamhar, ada peluang akses perbankan, utamanya bank pelat merah yang mendapatkan mandat pemerintah bersama BUMN lainnya untuk membantu pertanian.

"Ini adalah peluang yang mesti dimanfaatkan sebagai antisipasi dan upaya mewujudkan Indonesia emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi yang jika diabaikan bisa menjadi beban demografi," ujar Kamhar.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6851 seconds (0.1#10.140)