Indonesia Diminta Waspada Kombatan WNI yang Mudik dari Suriah
A
A
A
JAKARTA - Terorisme adalah ancaman global, seperti yang sekarang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Jaringannya dikendalikan dari Suriah dan Irak, ISIS terus melancarkan aksi-aksi terorisme di seluruh dunia.
Persoalan itu dibuktikan dengan aksi terorisme di Indonesia tahun 2016 lalu, yang terbukti dikendalikan oleh Bahrun Naim dari Raqqa, Suriah. Maka itu Indonesia harus benar-benar mewaspadai kombatan WNI yang mudik dari Suriah dan Irak serta media sosial yang terbukti menjadi ajang penyebaran dan komunikasi pelaku terorisme.
"Saat ini masih ada 500 WNI di Raqqa, Suriah. Bayangkan kalau mereka pulang ke Indonesia, sementara hukum di Indonesia belum jelas," ujar pengamat intelijen, Prayitno Ramelan di Jakarta, Senin (9/1/2017).
Menurutnya sejauh ini, belum diketahui adanya dukungan dana besar lewat Bahrun Naim ke sel-selnya di Indonesia. Justru harus diperhatikan, kata dia adalah perintah juru bicara ISIS Muhammad Al Adnani sebelum tewas yang memerintahkan agar sel-sel di setiap negara melakukan aksinya di negaranya masing-masing. (Baca: Catatan Polri, 600 WNI Gabung ISIS di Tahun 2016)
Dia menambahkan, perintah itu dikeluarkan karena posisi ISIS terus tertekan, terutama di Mosul, Irak. "Jadi para jihadis yang sekarang berada di Suriah dan Irak disuruh pulang dan ISIS akan membagi-bagikan sumber daya dan dana kepada mereka untuk membiaya operasi terorisme mereka," ucapnya.
Persoalan itu dibuktikan dengan aksi terorisme di Indonesia tahun 2016 lalu, yang terbukti dikendalikan oleh Bahrun Naim dari Raqqa, Suriah. Maka itu Indonesia harus benar-benar mewaspadai kombatan WNI yang mudik dari Suriah dan Irak serta media sosial yang terbukti menjadi ajang penyebaran dan komunikasi pelaku terorisme.
"Saat ini masih ada 500 WNI di Raqqa, Suriah. Bayangkan kalau mereka pulang ke Indonesia, sementara hukum di Indonesia belum jelas," ujar pengamat intelijen, Prayitno Ramelan di Jakarta, Senin (9/1/2017).
Menurutnya sejauh ini, belum diketahui adanya dukungan dana besar lewat Bahrun Naim ke sel-selnya di Indonesia. Justru harus diperhatikan, kata dia adalah perintah juru bicara ISIS Muhammad Al Adnani sebelum tewas yang memerintahkan agar sel-sel di setiap negara melakukan aksinya di negaranya masing-masing. (Baca: Catatan Polri, 600 WNI Gabung ISIS di Tahun 2016)
Dia menambahkan, perintah itu dikeluarkan karena posisi ISIS terus tertekan, terutama di Mosul, Irak. "Jadi para jihadis yang sekarang berada di Suriah dan Irak disuruh pulang dan ISIS akan membagi-bagikan sumber daya dan dana kepada mereka untuk membiaya operasi terorisme mereka," ucapnya.
(kur)