Pengamat: Masyarakat Cenderung Suka Informasi Palsu di Medsos

Sabtu, 10 Desember 2016 - 13:44 WIB
Pengamat: Masyarakat Cenderung Suka Informasi Palsu di Medsos
Pengamat: Masyarakat Cenderung Suka Informasi Palsu di Medsos
A A A
JAKARTA - Tidak terprediksinya Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat dinilai sebagai bukti fenomena Fake News (Informasi palsu) di media sosial (Medsos).

‎Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, ‎Airlangga Pribadi‎ melihat banyak masyarakat yang tidak membutuhkan informasi yang sesungguhnya saat momen Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Masyarakat dinilai cenderung lebih ‎menyukai informasi provokatif yang menekankan atau mengekploitasi sentimen emosional masyarakat tertentu. Dalam beberapa kasus, kata dia, kemenangan Donald Trump menunjukkan tekanan dalam pesan-pesan Medsos.

"Masyarakat tidak butuh informasi yang benar. (Pesan) dengan artikulasi yang mendorong eksploitasi sentimen emosional masyarakat. Ini jadi persoalan ketika selanjutnya kita berhadapan fake news (di Medsos)," katanya dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12/2016).‎ Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran relasi antara elit politik dan masyarakat menjadi makin intens di Medsos.

Bahkan, masyarakat saling respons satu sam lain, dimana komunikasi itu bukan satu arah.‎ Namun, lanjut dia, konten di Medsos itu belum tentu berdasarkan proses politik itu sendiri.

"Jadi sekarang ini semakin padat arus lalu lintas informasi yang berseliweran yang diakses masyarakat sehingga kedalaman sesuatu (informasi) diabaikan," paparnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5059 seconds (0.1#10.140)