HT: Ekonomi Tumbuh, tapi Tak Menyerap Tenaga Kerja
A
A
A
SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi bangsa ini tidak lebih dari 5%. Maka itu, masyarakat masih sulit untuk mencari pekerjaan.
"Ekonomi tumbuh 5%, tapi generasi muda sulit mencari kerja. Pertumbuhan didominasi konsumsi, tidak ciptakan lapangan kerja," kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis 20 Oktober 2016.
Indonesia, lanjutnya, telah bergeser dari yang sebelumnya bebasis produktif saat ini berbasis konsumtif. Seharusnya, pertumbuhan ekonomi membuka lapangan pekerjaan, namun hal tersebut tidak tercermin karena konsumsi mendominasi pertumbuhan ekonomi.
HT menuturkan, perjalanan panjang perekonomian Indonesia sejak tahun 1970-an dimana Indonesia pernah mengandalkan minyak, saat itu Indonesia menjadi negara pengekspor minyak. Namun sekarang malah sebaliknya, devisa negara terkuras karena ketergantungan impor minyak.
Tahun 1980-an Indonesia berhasil membangun industri menyerap banyak tenaga kerja namun lupa membangun infrastruktur dan pendidikan. Akibatnya negara ini kalah kompetitif dibanding negara lain, industri tak lagi menjadi andalan.
Kemudian komoditas sempat menjadi andalan Indonesia. Saat itu permintaan dunia terus meningkat seiring bergairahnya ekonomi Global, di antaranya pesatnya pertumbuhan China. Namun kini ketika ekonomi mulai melambat permintaan turun, harga anjlok dan komoditas tak lagi bisa menjadi andalan.
"Indonesia masih jauh dari maju sudah masuk ke pasar bebas. Tenaga kerja kita sulit mencari kerja, pekerja asing mudah masuk ke sini," terangnya.
Tenaga kerja yang sudah sulit mencari pekerjaan menjadi semakin sulit karena harus bersaing dengan pekerja asing.
Dia mengatakan, seharusnya Indonesia tak terburu-buru masuk ke pasar bebas. Seperti Amerika Serikat dan China yang lebih dahulu melakukan pemerataan kesejahteraan dan pembangunan sebelum menerapkan liberalisme, pasar bebas.
Daerah, kata HT, harus menjadi fokus pembangunan ke depan, agar negara ini memiliki penyangga yang kuat. Semakin banyak kabupaten/kota yang menjadi pilar ekonomi, semakin kencang laju perekonomian.
Dia mengatakan pemerintah harus menumbuhkan para pemberi kerja di daerah-daerah dengan cara memberikan mereka kesempatan dan kemudahan dengan kebijakan yang kondusif.
"Ekonomi tumbuh 5%, tapi generasi muda sulit mencari kerja. Pertumbuhan didominasi konsumsi, tidak ciptakan lapangan kerja," kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis 20 Oktober 2016.
Indonesia, lanjutnya, telah bergeser dari yang sebelumnya bebasis produktif saat ini berbasis konsumtif. Seharusnya, pertumbuhan ekonomi membuka lapangan pekerjaan, namun hal tersebut tidak tercermin karena konsumsi mendominasi pertumbuhan ekonomi.
HT menuturkan, perjalanan panjang perekonomian Indonesia sejak tahun 1970-an dimana Indonesia pernah mengandalkan minyak, saat itu Indonesia menjadi negara pengekspor minyak. Namun sekarang malah sebaliknya, devisa negara terkuras karena ketergantungan impor minyak.
Tahun 1980-an Indonesia berhasil membangun industri menyerap banyak tenaga kerja namun lupa membangun infrastruktur dan pendidikan. Akibatnya negara ini kalah kompetitif dibanding negara lain, industri tak lagi menjadi andalan.
Kemudian komoditas sempat menjadi andalan Indonesia. Saat itu permintaan dunia terus meningkat seiring bergairahnya ekonomi Global, di antaranya pesatnya pertumbuhan China. Namun kini ketika ekonomi mulai melambat permintaan turun, harga anjlok dan komoditas tak lagi bisa menjadi andalan.
"Indonesia masih jauh dari maju sudah masuk ke pasar bebas. Tenaga kerja kita sulit mencari kerja, pekerja asing mudah masuk ke sini," terangnya.
Tenaga kerja yang sudah sulit mencari pekerjaan menjadi semakin sulit karena harus bersaing dengan pekerja asing.
Dia mengatakan, seharusnya Indonesia tak terburu-buru masuk ke pasar bebas. Seperti Amerika Serikat dan China yang lebih dahulu melakukan pemerataan kesejahteraan dan pembangunan sebelum menerapkan liberalisme, pasar bebas.
Daerah, kata HT, harus menjadi fokus pembangunan ke depan, agar negara ini memiliki penyangga yang kuat. Semakin banyak kabupaten/kota yang menjadi pilar ekonomi, semakin kencang laju perekonomian.
Dia mengatakan pemerintah harus menumbuhkan para pemberi kerja di daerah-daerah dengan cara memberikan mereka kesempatan dan kemudahan dengan kebijakan yang kondusif.
(mhd)