Loyalis Anas Sebut Ruhut Sitompul Mulai Sadar
A
A
A
JAKARTA - Ruhut Sitompul dinilai sudah menyadari perannya selama ini lebih terkesan menjadi tukang kritik untuk kepentingan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu diungkapkan eks kader Partai Demokrat Tri Dianto menanggapi sikap Ruhut yang kerap bertentangan dengan Demokrat, termasuk menolak Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Mungkin sekarang Ruhut mulai sadar bahwa selama ini hanya disuruh jadi tukang gebuk," ujar Tri Dianto kepada Sindonews, Senin (3/10/2016). (Baca juga: Kerap Bertentangan, Akhirnya Ibas Minta Ruhut Mundur dari Demokrat)
Dia menilai saat ini Ruhut telah menjadi orang yang memiliki sikap dan pendirian. "Itu hal yang bagus," tutur loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini.
Menurut dia, sebenarnya secara politik, tidak akan terjadi apa-apa dengan Demokrat jika Ruhut meninggalkan partai berlambang bintang mercy itu.
"Hanya saja Pak SBY akan kehilangan pemuja yang selama ini bisa dikasih tugas teriak-teriak," ungkap mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap ini. (Baca juga: Ruhut Sitompul Sebut Ibas Mirip Tukang Parkir)
Menurut dia, bagi SBY, Ruhut sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Ibas dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Dia mengungkapkan sebenarnya Partai Demokrat dirancang menjadi partai modern. Namun, lanjut dia, belakangan ini terkesan menjadi partai keluarga SBY.
"Lihat saja sekarang, Ketua Umum Pak SBY, Ketua Bappilu dan Ketua Fraksi DPR Ibas, Ketua Bidang Organisasi yang mengatur organisasi, Pramono Edhy Wibowo," paparnya.
Sementara para kader yang tidak memiliki hubungan keluarga, kata dia, hanya menjadi pengikut, tidak diberi peran strategis. "Jadi mudah bagi Pak SBY untuk mewariskan partai kepada Agus," katanya.
Hal itu diungkapkan eks kader Partai Demokrat Tri Dianto menanggapi sikap Ruhut yang kerap bertentangan dengan Demokrat, termasuk menolak Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Mungkin sekarang Ruhut mulai sadar bahwa selama ini hanya disuruh jadi tukang gebuk," ujar Tri Dianto kepada Sindonews, Senin (3/10/2016). (Baca juga: Kerap Bertentangan, Akhirnya Ibas Minta Ruhut Mundur dari Demokrat)
Dia menilai saat ini Ruhut telah menjadi orang yang memiliki sikap dan pendirian. "Itu hal yang bagus," tutur loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini.
Menurut dia, sebenarnya secara politik, tidak akan terjadi apa-apa dengan Demokrat jika Ruhut meninggalkan partai berlambang bintang mercy itu.
"Hanya saja Pak SBY akan kehilangan pemuja yang selama ini bisa dikasih tugas teriak-teriak," ungkap mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap ini. (Baca juga: Ruhut Sitompul Sebut Ibas Mirip Tukang Parkir)
Menurut dia, bagi SBY, Ruhut sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Ibas dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Dia mengungkapkan sebenarnya Partai Demokrat dirancang menjadi partai modern. Namun, lanjut dia, belakangan ini terkesan menjadi partai keluarga SBY.
"Lihat saja sekarang, Ketua Umum Pak SBY, Ketua Bappilu dan Ketua Fraksi DPR Ibas, Ketua Bidang Organisasi yang mengatur organisasi, Pramono Edhy Wibowo," paparnya.
Sementara para kader yang tidak memiliki hubungan keluarga, kata dia, hanya menjadi pengikut, tidak diberi peran strategis. "Jadi mudah bagi Pak SBY untuk mewariskan partai kepada Agus," katanya.
(dam)