HT Motivasi Mahasiswa untuk Ciptakan Lapangan Kerja
A
A
A
CIREBON - Pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan kerja. Akibatnya, lapangan pekerjaan pun terkonsentrasi di kota-kota besar.
“Pertumbuhan ekonomi yang didominasi konsumsi tidak konkret dan rentan. Kita harus menjadi produktif,” kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) ketika memberikan kuliah umum di Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) di Cirebon, Jawa Barat, Kamis 22 September 2016.
Dengan kondisi seperti itu, HT memotivasi generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan.“Generasi muda harus tumbuh menjadi pencipta lapangan kerja. Daerah berkembang, pemerataan terjadi, di situlah titik balik kebangkitan Indonesia,” ujar HT disambut tepuk tangan mahasiswa.
Dia mengatakan, saat ini mayoritas pemberi lapangan pekerjaan berada di kota-kota besar.Akibatnya, sambung dia, masyarakat kota kecil pun terpaksa harus mengadu nasib di kota besar untuk mencari pekerjaan.
Dia menilai penerapan pasar bebas saat masyarakat belum siap membuat pembangunan terkonsentrasi di kota besar. Menurut dia, kapitalisme akan terus menimbulkan kesenjangan. Apabila kondisi tersebut tak berubah maka Indonesia sulit menjadi negara kuat.
HT mencontohkan, sebelum menjadi negara maju, Amerika terlebih dahulu melakukan pemerataan pembangunan. Pemerataan dilakukan dengan cara melakukan pembangunan di setiap daerah.
Menurut dia, ketika ekonomi masyarakat daerah meningkat, maka tingkat kesejahteraan pun membaik. Hal serupa dilakukan oleh China. Tak heran apabila kesejahteraan masyarakat kedua negara tersebut merata di setiap daerah.
Dia mengatakan, ketimpangan ekonomi harus diatasi dengan keberpihakan kepada kalangan menengah ke bawah yang berada di daerah-daerah. Mereka adalah petani, nelayan, buruh, pelaku usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dan lainnya.
“Indonesia harus menerapkan ekonomi kesejahteraan. Pusatkan pembangunan di daerah agar seluruh masyarakat sejahtera,” tandasnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor I Unswagati Alfandi menjelaskan, era pasar bebas menuntut daya saing masyarakat di pasar nasional, global dan regional.
Menurut dia, pasar bebas membutuhkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental kewirausahaan tangguh.
Alfandi mencontohkan arah kebijakan kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika dari high institute of research university menjadi enterpreneur university mampu melahirkan 4.000 perusahaan dari para alumni yang menyedot 1,1 tenaga kerja.
“Entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang dan tetangga terdekat kita Singapura dan Malaysia,” tandasnya.
Ke depannya, pihak Unswagati siap bekerja sama dengan MNC Group untuk mewujudkan kesuksesan bangsa. Pada acara itu, HT memberikan beasiswa pendidikan kepada sejumlah mahasiswa berprestasi.
“Pertumbuhan ekonomi yang didominasi konsumsi tidak konkret dan rentan. Kita harus menjadi produktif,” kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) ketika memberikan kuliah umum di Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) di Cirebon, Jawa Barat, Kamis 22 September 2016.
Dengan kondisi seperti itu, HT memotivasi generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan.“Generasi muda harus tumbuh menjadi pencipta lapangan kerja. Daerah berkembang, pemerataan terjadi, di situlah titik balik kebangkitan Indonesia,” ujar HT disambut tepuk tangan mahasiswa.
Dia mengatakan, saat ini mayoritas pemberi lapangan pekerjaan berada di kota-kota besar.Akibatnya, sambung dia, masyarakat kota kecil pun terpaksa harus mengadu nasib di kota besar untuk mencari pekerjaan.
Dia menilai penerapan pasar bebas saat masyarakat belum siap membuat pembangunan terkonsentrasi di kota besar. Menurut dia, kapitalisme akan terus menimbulkan kesenjangan. Apabila kondisi tersebut tak berubah maka Indonesia sulit menjadi negara kuat.
HT mencontohkan, sebelum menjadi negara maju, Amerika terlebih dahulu melakukan pemerataan pembangunan. Pemerataan dilakukan dengan cara melakukan pembangunan di setiap daerah.
Menurut dia, ketika ekonomi masyarakat daerah meningkat, maka tingkat kesejahteraan pun membaik. Hal serupa dilakukan oleh China. Tak heran apabila kesejahteraan masyarakat kedua negara tersebut merata di setiap daerah.
Dia mengatakan, ketimpangan ekonomi harus diatasi dengan keberpihakan kepada kalangan menengah ke bawah yang berada di daerah-daerah. Mereka adalah petani, nelayan, buruh, pelaku usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dan lainnya.
“Indonesia harus menerapkan ekonomi kesejahteraan. Pusatkan pembangunan di daerah agar seluruh masyarakat sejahtera,” tandasnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor I Unswagati Alfandi menjelaskan, era pasar bebas menuntut daya saing masyarakat di pasar nasional, global dan regional.
Menurut dia, pasar bebas membutuhkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental kewirausahaan tangguh.
Alfandi mencontohkan arah kebijakan kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika dari high institute of research university menjadi enterpreneur university mampu melahirkan 4.000 perusahaan dari para alumni yang menyedot 1,1 tenaga kerja.
“Entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang dan tetangga terdekat kita Singapura dan Malaysia,” tandasnya.
Ke depannya, pihak Unswagati siap bekerja sama dengan MNC Group untuk mewujudkan kesuksesan bangsa. Pada acara itu, HT memberikan beasiswa pendidikan kepada sejumlah mahasiswa berprestasi.
(dam)