Presiden Diminta Fokus kepada Bahaya dari Rokok
A
A
A
JAKARTA - Wakil Kepala Lembaga Demografis Universitas Indonesia (UI), Abdillah Ahsan mengatakan, media sosial (medsos) memegang peranan penting dalam menekan angka perokok aktif.
Dengan dibuatnya iklan layanan masyarakat (ILM) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diharapkan dapat mengurangi pengguna rokok di indonesia.
"Saya kira dengan media sosial, memegang peranan penting. Apalagi ini bisa diviralkan. Mudah-mudahan bisa tercapai," kata Abdillah dalam acara peluncuran iklan layanan masyarakat (ILM), mengenai bahaya rokok, di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Dia mengungkapkan, agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera meratifikasi hal tersebut. Karena menurutnya, selama ini Presiden Jokowi terlihat lebih berat pada industi rokok, yang terancam gulung tikar jika peraturan rokok diperketat.
"Kita harus buktikan bahwa negara lebih membela kesehatan dari bebas rokok, dari pada industri rokok. Kan harus lebih menjaga kesehatan masyarakat tanpa rokok," tandasnya.
Abdillah mengatakan, secara edukasi kegiatan tersebut harus ditingkatkan terus menerus. Karena lanjut dia, iklan rokok di negara-negara lain sudah dilarang.
"Harga dinaikkan, efisien dan efektif untuk menekan angka para perokok. Biasa pemerintah menaikkan November atau akhir tahun. Kita harus optimis, mendorong Pak Jokowi, bisa melindungi keluarga, terutama anak-anak dalam menekan angka pengguna rokok pada anak," tambahnya.
Dengan dibuatnya iklan layanan masyarakat (ILM) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diharapkan dapat mengurangi pengguna rokok di indonesia.
"Saya kira dengan media sosial, memegang peranan penting. Apalagi ini bisa diviralkan. Mudah-mudahan bisa tercapai," kata Abdillah dalam acara peluncuran iklan layanan masyarakat (ILM), mengenai bahaya rokok, di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Dia mengungkapkan, agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera meratifikasi hal tersebut. Karena menurutnya, selama ini Presiden Jokowi terlihat lebih berat pada industi rokok, yang terancam gulung tikar jika peraturan rokok diperketat.
"Kita harus buktikan bahwa negara lebih membela kesehatan dari bebas rokok, dari pada industri rokok. Kan harus lebih menjaga kesehatan masyarakat tanpa rokok," tandasnya.
Abdillah mengatakan, secara edukasi kegiatan tersebut harus ditingkatkan terus menerus. Karena lanjut dia, iklan rokok di negara-negara lain sudah dilarang.
"Harga dinaikkan, efisien dan efektif untuk menekan angka para perokok. Biasa pemerintah menaikkan November atau akhir tahun. Kita harus optimis, mendorong Pak Jokowi, bisa melindungi keluarga, terutama anak-anak dalam menekan angka pengguna rokok pada anak," tambahnya.
(maf)