Panglima TNI: Waspadai Bahaya Proxy War

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 21:32 WIB
Panglima TNI: Waspadai...
Panglima TNI: Waspadai Bahaya Proxy War
A A A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali mengingatkan Indonesia tengah menghadapi bahaya proxy war atau perang tanpa bentuk. Proxy war terjadi di Indonesia melaui beberapa cara, di antaranya narkoba, konflik antar kelompok maupun terorisme.

Hal itu disampaikan Panglima TNI saat mengisi kuliah umum di hadapan mahasiswa pasca sarjana Universitas Pertahanan (Unhan) di Aula Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul Kabupaten Bogor. Ia menegaskan, narkoba menjadi salah satu proxy war yang paling membahayakan dan menjadi bisnis terbesar di Indonesia.

"Bisnis yang paling besar di negeri ini adalah bisnis narkoba, tapi itu adalah bisnis yang ilegal. Pebisnis ilegal pasti merapat aparat keamanan, mencari perlindungan di situ. Bisa polisi, bisa TNI, kejaksaan, hakim," ujar Jenderal Gatot kepada wartawan usai mengisi kuliah umum, Jumat (26/8/2016).

Pihaknya yakin narkoba di Indonesia sudah menjadi perang candu seperti halnya yang pernah terjadi pada Tiongkok saat zaman dinasti. Pihaknya mencatat sekitar 5,1 juta penduduk sudah menjadi penyalahguna narkoba, dan 15 ribu orang di antaranya meninggal setiap tahun.

Sama halnya dengan narkoba, menurutnya terorisme yang kini mulai dipupuk terhadap anak di bawah umur. Seperti yang terjadi di Syria, terdapat sejumlah anak-anak asal Indonesia yang dilatih perang oleh ISIS.

"Anak kecil, pemuda dilatih di Syria. Berapa (teroris) mantan narapidana, berapa yang berkedok yayasan tapi menerima anggaran yang besar. Dan anggaran yang paling besar berasal dari Australia, Malaysia, Filipina, dan Brunei," tuturnya.

Hanya saja, lanjut dia, Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam menanggulangi terorisme. Terorisme masih dipandang sebagai kejahatan kriminal dan hanya bisa ditindak jika pelakunya sudah berbuat aksi teror.

"Kita diserang, tapi kaya orang diikat tangannya. Enggak bisa apa-apa karena undang-undangnya. Maka itu saya katakan alangkah bodohnya bangsa ini kalau masih mendefinisikan kalau teroris adalah kejahatan kriminal," kata Gatot.

Meski demikian, dia berpandangan, Indonesia masih bisa keluar dari ancama proxy war dengan berkomitmen menjadi negara agraris, maritim, dan industri. Tak hanya itu, pihaknya juga mengajak para generasi muda untuk menjadi agen perubahan dan pemersatu bangsa.
"Mari kita bersatu dalam mencegah perang agar tidak lagi mengancam Indonesia," pungkasnya.
(kri)
Berita Terkait
Kemhan Serahkan 769...
Kemhan Serahkan 769 Unit Alat Pertahanan & Keamanan ke TNI, Tambah Kekuatan Militer Indonesia
Gubernur Lemhannas:...
Gubernur Lemhannas: Transformasi Militer Tak Cukup sampai 2045
Anggaran Militer Arab...
Anggaran Militer Arab Saudi 2 Tahun Terakhir, Rp652 Triliun untuk 2022
PDIP: TNI sebagai Kekuatan...
PDIP: TNI sebagai Kekuatan Utama Pertahanan Strategis
Membangun Kekuatan Pertahanan...
Membangun Kekuatan Pertahanan Rakyat, Babinsa dapat Tugas Perhatikan Kondisi Masyarakat
5 Fakta S-400 Triumf,...
5 Fakta S-400 Triumf, Sistem Pertahanan Udara Canggih Milik Rusia yang Dibeli India
Berita Terkini
Kemlu Belum Pernah Dengar...
Kemlu Belum Pernah Dengar Rusia Mau Bangun Pangkalan Militer di Papua
18 menit yang lalu
Paling Dipercaya Publik,...
Paling Dipercaya Publik, Kejagung Rawan dari Serangan Balik Koruptor
19 menit yang lalu
Jokowi Janji Siap Tunjukkan...
Jokowi Janji Siap Tunjukkan Ijazah Asli UGM di Depan Hakim
21 menit yang lalu
TPUA Geruduk Rumah Jokowi...
TPUA Geruduk Rumah Jokowi di Solo, Minta Klarifikasi Ijazah Asli UGM
1 jam yang lalu
Marak Dokter Cabul,...
Marak Dokter Cabul, Penyalahgunaan Kekuasaaan hingga Krisis Etika Jadi Faktor
1 jam yang lalu
DPR: Pendirian Pangkalan...
DPR: Pendirian Pangkalan Militer Asing di Indonesia Langgar Konstitusi
3 jam yang lalu
Infografis
Libur Lebaran 28 Maret-1...
Libur Lebaran 28 Maret-1 April 2025, Waspadai Banjir Rob Jakarta
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved