Try Sutrisno Ingatkan TNI untuk Cegah Perpecahan
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menegaskan prajurit harus berperan menjadi garda terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di era globalisasi.
TNI diminta juga untuk mencegah ancaman proxy war di tengah era globalisasi."TNI sebagai kekuatan bangsa. Prajurit tidak boleh lupa dengan atribut kita kalau sampai lupa maka akan timbul perpecahan," katanya dalam sebuah acara bedah buku di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis 25 Agustus 2016.
Dia juga mengingatkan TNI untuk ikut menciptakan perdamaian dunia. Menurut dia, peperangan saat ini berbeda dengan dahulu.
"Sebagai bangsa yang besar dan memiliki kearifan serta memiliki berbagai macam budaya, bangsa Indonesia harus ikut menciptakan perdamaian dunia serta mengenal jati dirinya agar tidak terombang-ambing oleh arus globalisasi," tutur jenderal purnawirawan itu.
Try mengajak para prajurit menghadapi ancaman cyber war. Adapun sasarannya bukan menghadapi tentara, tapi ancaman berupa politik, ekonomi, budaya pihak lain.
Dia meminta agar semua kembali pada falsafah nilai-nilai Pancasila."Kembali pada semangat falsafah Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika," katanya.
TNI diminta juga untuk mencegah ancaman proxy war di tengah era globalisasi."TNI sebagai kekuatan bangsa. Prajurit tidak boleh lupa dengan atribut kita kalau sampai lupa maka akan timbul perpecahan," katanya dalam sebuah acara bedah buku di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis 25 Agustus 2016.
Dia juga mengingatkan TNI untuk ikut menciptakan perdamaian dunia. Menurut dia, peperangan saat ini berbeda dengan dahulu.
"Sebagai bangsa yang besar dan memiliki kearifan serta memiliki berbagai macam budaya, bangsa Indonesia harus ikut menciptakan perdamaian dunia serta mengenal jati dirinya agar tidak terombang-ambing oleh arus globalisasi," tutur jenderal purnawirawan itu.
Try mengajak para prajurit menghadapi ancaman cyber war. Adapun sasarannya bukan menghadapi tentara, tapi ancaman berupa politik, ekonomi, budaya pihak lain.
Dia meminta agar semua kembali pada falsafah nilai-nilai Pancasila."Kembali pada semangat falsafah Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika," katanya.
(dam)