Ulama Perlu Buat Kontra Propaganda Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Kelompok-kelompok keras dan melenceng dari ajaran ahlus sunnah waljamaah telah membuat semacam kekacauan. Kondisi ini memerlukan kalangan ulama dan para kaum terpelajar menghimpun kekuatan bersama untuk melawan dan melakukan kontra propaganda dengan banyak cara sehingga kelompok radikalisme tidak berkembang.
Direktur Pengkajian Pemahaman Ahlus Sunnah Waljamaah Brunei Darussalam, Andi Samsul Bahri mengatakan, ulama se-ASEAN tidak tinggal diam dalam mewaspadai ancaman kelompok militan Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) yang menjadikan Asia Tenggara target aksi terorisme mereka. Dia menyampaikan, para ulama mengutuk keras aksi terorisme ISIS yang mengatasnamakan Islam.
"Pada dasarnya agama diturunkan Allah SWT untuk membereskan akhlak manusia yang rusak pada zaman itu sehingga menjadi manusia yang baik dalam hablum minannas dan hablum minnallah," ujar Andi, Jumat (22/7/2016).
Menurutnya, fenomena belakangan ini, kelompok radikal menggunakan internet (dunia maya) untuk melakukan sebaran kepada masyarakat. Dia menyarankan kalangan ulama dan kaum terpelajar untuk memperbanyak tulisan di berbagai media sebagai kontra propaganda paham radikal.
Harapannya, kata dia agar masyarakat dapat memilah dan memahami mana yang benar dan tidak. Upaya ini bisa mencegah masyarakat terjerumus ke dalam pemahaman yang keliru tentang berbagai amalan yang ada dalam Islam itu sendiri. (Baca: BNPT Diminta Waspadai Jaringan Teroris di Jawa dan Bima)
"Saya pribadi sangat mengapresiasi kinerja dari BNPT yang telah berusaha bekerja sebaik mungkin untuk menjaga masyarakat Indonesia agar terhindar dari terorisme yang selalu mengatasnamakan agama," ucapnya.
Direktur Pengkajian Pemahaman Ahlus Sunnah Waljamaah Brunei Darussalam, Andi Samsul Bahri mengatakan, ulama se-ASEAN tidak tinggal diam dalam mewaspadai ancaman kelompok militan Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) yang menjadikan Asia Tenggara target aksi terorisme mereka. Dia menyampaikan, para ulama mengutuk keras aksi terorisme ISIS yang mengatasnamakan Islam.
"Pada dasarnya agama diturunkan Allah SWT untuk membereskan akhlak manusia yang rusak pada zaman itu sehingga menjadi manusia yang baik dalam hablum minannas dan hablum minnallah," ujar Andi, Jumat (22/7/2016).
Menurutnya, fenomena belakangan ini, kelompok radikal menggunakan internet (dunia maya) untuk melakukan sebaran kepada masyarakat. Dia menyarankan kalangan ulama dan kaum terpelajar untuk memperbanyak tulisan di berbagai media sebagai kontra propaganda paham radikal.
Harapannya, kata dia agar masyarakat dapat memilah dan memahami mana yang benar dan tidak. Upaya ini bisa mencegah masyarakat terjerumus ke dalam pemahaman yang keliru tentang berbagai amalan yang ada dalam Islam itu sendiri. (Baca: BNPT Diminta Waspadai Jaringan Teroris di Jawa dan Bima)
"Saya pribadi sangat mengapresiasi kinerja dari BNPT yang telah berusaha bekerja sebaik mungkin untuk menjaga masyarakat Indonesia agar terhindar dari terorisme yang selalu mengatasnamakan agama," ucapnya.
(kur)