Ancaman ISIS, PBNU Galang Kekuatan Ulama Internasional
A
A
A
JAKARTA - Video ancaman ISIS di dunia maya untuk menyerang negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina mengundang keprihatinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Apalagi, ancaman ini tidak main-main, faktanya di ASEAN banyak pengikut dan simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan adanya ancaman ISIS itu pihaknya menggalang kekuatan dengan ulama internasional untuk memerangi terorisme. Dia menyebutkan beberapa ulama internasional yang digalang dari negara-negara yang hadir di Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL).
Beberapa diantaranya Sudan, Libia, Aljazair, India, Rusia, Maroko, Thailand, Inggris, Senegal, Lithuania, Spanyol, Yunani, Korea Selatan, Yordan, Pakistan, Malaysia, Tunisia, Saudi Arabia, dan lain-lain.
"Mei lalu, kami menggelar forum international ISOMIL. Kami ingin Indonesia menjadi penggerak sekaligus pelopor bagi perdamaian di dunia," ujar Helmy, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Dia menjelaskan acara ISOMIL digelar Indonesia untuk memperlihatkan bahwa kehidupan beragama di Indonesia bisa berdampingan dengan semua suku, agama dan golongan tanpa ada gesekan atau pertikaian di antara anak bangsa.
"Ambil contoh, di Indonesia ada candi Borobudur sebagai simbol keagamaan orang Budha, namun tidak pernah menjadi masalah di tengah umat muslim yang mayoritas, beda halnnya dengan negara lain," jelasnya.
Menurutnya peran para ulama dan pemimpin agama di Indonesia terus memberi edukasi kepada para umat dan warga bahwa cara-cara yang dilakukan kelompok teroris itu bukanlah cara orang yang beragama. (Baca: ISIS Berencana Invasi Indonesia pada 2017)
“Karena agama Islam itu menjunjung tinggi kemanusiaan, sementara yang dilakukan kelompok terorisme itu menistakan kemanusiaan. Bom bunuh diri itu juga bukan bagian dari jihad, tetapi sesat,” jelasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan adanya ancaman ISIS itu pihaknya menggalang kekuatan dengan ulama internasional untuk memerangi terorisme. Dia menyebutkan beberapa ulama internasional yang digalang dari negara-negara yang hadir di Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL).
Beberapa diantaranya Sudan, Libia, Aljazair, India, Rusia, Maroko, Thailand, Inggris, Senegal, Lithuania, Spanyol, Yunani, Korea Selatan, Yordan, Pakistan, Malaysia, Tunisia, Saudi Arabia, dan lain-lain.
"Mei lalu, kami menggelar forum international ISOMIL. Kami ingin Indonesia menjadi penggerak sekaligus pelopor bagi perdamaian di dunia," ujar Helmy, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Dia menjelaskan acara ISOMIL digelar Indonesia untuk memperlihatkan bahwa kehidupan beragama di Indonesia bisa berdampingan dengan semua suku, agama dan golongan tanpa ada gesekan atau pertikaian di antara anak bangsa.
"Ambil contoh, di Indonesia ada candi Borobudur sebagai simbol keagamaan orang Budha, namun tidak pernah menjadi masalah di tengah umat muslim yang mayoritas, beda halnnya dengan negara lain," jelasnya.
Menurutnya peran para ulama dan pemimpin agama di Indonesia terus memberi edukasi kepada para umat dan warga bahwa cara-cara yang dilakukan kelompok teroris itu bukanlah cara orang yang beragama. (Baca: ISIS Berencana Invasi Indonesia pada 2017)
“Karena agama Islam itu menjunjung tinggi kemanusiaan, sementara yang dilakukan kelompok terorisme itu menistakan kemanusiaan. Bom bunuh diri itu juga bukan bagian dari jihad, tetapi sesat,” jelasnya.
(kur)