Petaka di Mudik Lebaran 2016 karena Lemah Koordinasi
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) mengkritisi buruknya koordinasi antarlembaga yang masih terjadi dalam penyelenggaraan arus mudik dan balik Lebaran 2016.
Menurut Akom, dampak dari buruknya koordinasi ini membuat kemacetan yang terjadi tidak dapat diantisipasi sebelumnya, hingga berujung pada kerugian dan kematian.
”Yang mahal ini sesungguhnya yang belum berhasil adalah koordinasi antarinstansi. Itu barang yang paling mewah,” kata Ade saat ditemui di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (3/7/2016).
(Baca: Fadli Zon Anggap Tragedi Macet Brebes Sangat Memalukan)
Akom mengatakan, menjadi hal yang lumrah di negeri ini ketika satu instansi saling lempar kesalahan dan tanggung jawab dengan instansi lainnya ketika terjadi satu peristiwa.
Hal tersebut menurutnya tidak tepat karena yang seharusnya dilakukan adalah bekerja sama untuk menyukseskan satu program.
“Selalu muncul di antara kita ego sektoral, egois bahwa institusi yang lain kurang berhasil, institusi kami yang paling bagus, institusi lain kurang bagus. Kita harus sadari ini,” ucap Ade.
(Baca: PKS Dukung Panja Investigasi Meninggalnya Belasan Pemudik)
Menurutnya, gagalnya penanganan macet selama mudik khususnya, harus menjadi pelajaran agar hal serupa tidak terulang. Khususnya yang terjadi di pintu tol Brebes Timur (Brexit) yang menjadi perhatian utama kemacetan mudik dan arus balik 2016.
“Brexit itu kan sebetulnya satu kemajuan, progres dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Namun karena menjadi sumber kemacetan maka perlu perencanaan semua instansi, duduk bersama untuk menyelesaikannya,” tukasnya.
Menurut Akom, dampak dari buruknya koordinasi ini membuat kemacetan yang terjadi tidak dapat diantisipasi sebelumnya, hingga berujung pada kerugian dan kematian.
”Yang mahal ini sesungguhnya yang belum berhasil adalah koordinasi antarinstansi. Itu barang yang paling mewah,” kata Ade saat ditemui di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (3/7/2016).
(Baca: Fadli Zon Anggap Tragedi Macet Brebes Sangat Memalukan)
Akom mengatakan, menjadi hal yang lumrah di negeri ini ketika satu instansi saling lempar kesalahan dan tanggung jawab dengan instansi lainnya ketika terjadi satu peristiwa.
Hal tersebut menurutnya tidak tepat karena yang seharusnya dilakukan adalah bekerja sama untuk menyukseskan satu program.
“Selalu muncul di antara kita ego sektoral, egois bahwa institusi yang lain kurang berhasil, institusi kami yang paling bagus, institusi lain kurang bagus. Kita harus sadari ini,” ucap Ade.
(Baca: PKS Dukung Panja Investigasi Meninggalnya Belasan Pemudik)
Menurutnya, gagalnya penanganan macet selama mudik khususnya, harus menjadi pelajaran agar hal serupa tidak terulang. Khususnya yang terjadi di pintu tol Brebes Timur (Brexit) yang menjadi perhatian utama kemacetan mudik dan arus balik 2016.
“Brexit itu kan sebetulnya satu kemajuan, progres dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Namun karena menjadi sumber kemacetan maka perlu perencanaan semua instansi, duduk bersama untuk menyelesaikannya,” tukasnya.
(maf)