Penjelasan Keluarga ABK TB Charles soal Kabar Penyanderaan
A
A
A
SAMARINDA - Keluarga ABK Tug Boat (TB) Charles yang dilaporkan disandera sekelompok milisi di Filipina yakin adanya penyanderaan. Keyakinan itu muncul karena mereka yang berkomunikasi langsung dengan para ABK.
Dian Megawati Ahmad, istri dari Mualim 1 TB Charles bernama Ismail, adalah orang pertama yang mengetahui kabar penyanderaan itu. Pada pukul 11.03 Wita, dia mengaku ditelepon suaminya yang meminta agar segera mengabarkan ke semua pihak adanya penyanderaan.
"Tadi jam 11.03 Wita aku ditelepon (suami). Bilangnya, 'Mah, tolong kasih tahu ini, infokan ke kantor, wartawan, sama pemerintah, kalau kita ditahan sama Abu Sayyaf. yang ditahan itu ada tujuh orang'," kata Megawati, Rabu (22/6/2016).
Dia menambahkan, para sandera dibagi dua kelompok dan dibawa ke daratan Filipina dengan dua kapal. Satu kapal berisi empat orang, sedangkan kapal lainnya membawa tiga ABK, termasuk nakhoda.
Tak hanya mengabarkan soal penyanderaan, Megawati juga menyebut penyandera meminta uang tebusan sebesar 20 juta ringgit. Dia pun yakin itu adalah suara suaminya.
"Aku yakin 100 persen itu suara suami saya. Soalnya kami komunikasi pakai bahasa sulawesi. Aku orang Sulawesi. Tapi kalau ada yang menyuruh-nyuruh suamiku, tidak mungkin pakai persis dengan nada bicaranya sehari-hari," tambah Megawati.
Sejauh ini, informasi mengenai penyanderaan itu sudah dibantah banyak pihak. Mulai dari Polda Kaltim, hingga Panglima TNI menyebut informasi itu adalah bohong. (Baca juga: Mabes Polri Tegaskan Tidak Ada WNI Disandera Abu Sayyaf).
Dian Megawati Ahmad, istri dari Mualim 1 TB Charles bernama Ismail, adalah orang pertama yang mengetahui kabar penyanderaan itu. Pada pukul 11.03 Wita, dia mengaku ditelepon suaminya yang meminta agar segera mengabarkan ke semua pihak adanya penyanderaan.
"Tadi jam 11.03 Wita aku ditelepon (suami). Bilangnya, 'Mah, tolong kasih tahu ini, infokan ke kantor, wartawan, sama pemerintah, kalau kita ditahan sama Abu Sayyaf. yang ditahan itu ada tujuh orang'," kata Megawati, Rabu (22/6/2016).
Dia menambahkan, para sandera dibagi dua kelompok dan dibawa ke daratan Filipina dengan dua kapal. Satu kapal berisi empat orang, sedangkan kapal lainnya membawa tiga ABK, termasuk nakhoda.
Tak hanya mengabarkan soal penyanderaan, Megawati juga menyebut penyandera meminta uang tebusan sebesar 20 juta ringgit. Dia pun yakin itu adalah suara suaminya.
"Aku yakin 100 persen itu suara suami saya. Soalnya kami komunikasi pakai bahasa sulawesi. Aku orang Sulawesi. Tapi kalau ada yang menyuruh-nyuruh suamiku, tidak mungkin pakai persis dengan nada bicaranya sehari-hari," tambah Megawati.
Sejauh ini, informasi mengenai penyanderaan itu sudah dibantah banyak pihak. Mulai dari Polda Kaltim, hingga Panglima TNI menyebut informasi itu adalah bohong. (Baca juga: Mabes Polri Tegaskan Tidak Ada WNI Disandera Abu Sayyaf).
(zik)