Indonesia dan Dua Negara Perkuat Kerja Sama Maritim
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu telah menghadiri pertemuan trilateral bersama dengan Menhan Philipina Gazmin T Voltaire dan Menhan Malaysia Dato Hishamuddin di Manila, Filipina, Senin 20 Juni 2016.
Pertemuan trilateral ini digelar sebagai tindak lanjut pertemuan pertama antara Menhan RI, Menhan Philipina dan Menhan Malaysia di sela-sela kegiatan ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) pada bulan Mei lalu.
Pertemuan tersebut untuk membahas tindak lanjut kesepakatan ketiga negara terkait kerja sama pengamanan wilayah maritim di sekitar Sulawesi, Zamboanga, dan Sulu.
Melalui pertemuan tersebut, Indonesia, Filipina dan Malaysia ingin merealisasikan implementasi kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi dalam menghadapi tantangan keamanan perairan perbatasan. Adapun bentuk kerja samanya, yakni patroli maritim bersama yang terkoordinasi.
Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Pertahanan yang diterima Sindonews Selasa (21/6/2016), ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Adapun pertemuan itu meliputi implementasi patroli maritim trilateral melalui percepatan penandatanganan kerangka kerja sama (Framework of Arrangement /FoA) dan harmonisasi antara kegiatan patroli dan pertukaran informasi dan intelijen, rencana latihan gabungan di laut dan pembentukan posko militer bersama (PMB).
Menhan Ryamizard Ryacudu dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Indonesia akan terus meningkatkan peran dan kontribusinya bagi perdamaian dan kemajuan di kawasan ASEAN.
Ryamizard juga menyampaikan beberapa pandangannya terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan ketiga negara untuk menghadapi situasi keamanan maritim.
Dia menggarisbawahi pentingnya Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk merealisasikan implementasi kerja sama trilateral dalam kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi.
“Saya yakin bahwa komitmen bersama yang telah dihasilkan antara ketiga negara akan semakin memperkuat kerja sama pertahanan dalam mewujudkan stabilitas dan kemananan di kawasan,” tuturnya.
Dia berharap, hubungan pertahanan ke depan tidak boleh menjadi surut. Sebaliknya, hubungan tersebut harus selalu baik demi terciptanya hubungan politik yang harmonis.
"Mengingat ke depan militer akan tetap menjadi instrumen penting dalam membangun kolaborasi dalam mewujudkan sebuah perdamaian, keamanan dan stabilitas baik skala nasional, regional maupun internasional," tulis siaran pers Kementerian Pertahanan.
Turut mendampingi Menhan RI dalam pertemuan tersebut antara lain Dirjen Strahan Kemhan Mayor Jenderal TNI Dr Yoedhi Swastanto, MBA. Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional Mayor Jenderal TNI Paryanto, Asintel Panglima TNI Mayor Jenderal (Mar) Farid Washington dan Waasops Panglima TNI Laksma TNI Harjo Susmoro.
Pertemuan trilateral ini digelar sebagai tindak lanjut pertemuan pertama antara Menhan RI, Menhan Philipina dan Menhan Malaysia di sela-sela kegiatan ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) pada bulan Mei lalu.
Pertemuan tersebut untuk membahas tindak lanjut kesepakatan ketiga negara terkait kerja sama pengamanan wilayah maritim di sekitar Sulawesi, Zamboanga, dan Sulu.
Melalui pertemuan tersebut, Indonesia, Filipina dan Malaysia ingin merealisasikan implementasi kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi dalam menghadapi tantangan keamanan perairan perbatasan. Adapun bentuk kerja samanya, yakni patroli maritim bersama yang terkoordinasi.
Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Pertahanan yang diterima Sindonews Selasa (21/6/2016), ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Adapun pertemuan itu meliputi implementasi patroli maritim trilateral melalui percepatan penandatanganan kerangka kerja sama (Framework of Arrangement /FoA) dan harmonisasi antara kegiatan patroli dan pertukaran informasi dan intelijen, rencana latihan gabungan di laut dan pembentukan posko militer bersama (PMB).
Menhan Ryamizard Ryacudu dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Indonesia akan terus meningkatkan peran dan kontribusinya bagi perdamaian dan kemajuan di kawasan ASEAN.
Ryamizard juga menyampaikan beberapa pandangannya terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan ketiga negara untuk menghadapi situasi keamanan maritim.
Dia menggarisbawahi pentingnya Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk merealisasikan implementasi kerja sama trilateral dalam kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi.
“Saya yakin bahwa komitmen bersama yang telah dihasilkan antara ketiga negara akan semakin memperkuat kerja sama pertahanan dalam mewujudkan stabilitas dan kemananan di kawasan,” tuturnya.
Dia berharap, hubungan pertahanan ke depan tidak boleh menjadi surut. Sebaliknya, hubungan tersebut harus selalu baik demi terciptanya hubungan politik yang harmonis.
"Mengingat ke depan militer akan tetap menjadi instrumen penting dalam membangun kolaborasi dalam mewujudkan sebuah perdamaian, keamanan dan stabilitas baik skala nasional, regional maupun internasional," tulis siaran pers Kementerian Pertahanan.
Turut mendampingi Menhan RI dalam pertemuan tersebut antara lain Dirjen Strahan Kemhan Mayor Jenderal TNI Dr Yoedhi Swastanto, MBA. Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional Mayor Jenderal TNI Paryanto, Asintel Panglima TNI Mayor Jenderal (Mar) Farid Washington dan Waasops Panglima TNI Laksma TNI Harjo Susmoro.
(dam)