Menteri Luhut Akui Komunisme Bahaya Laten
A
A
A
JAKARTA - Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan meminta masyarakat termasuk aparat pemerintah, tidak berlebihan dalam menanggapi isu komunisme.
"Jangan sampai ekpresiflah. Konteks akademis enggak apa apa. Masak (untuk) akademis orang tidak boleh mengkaji (soal komunisme), nanti lama-lama kita jadi bodoh. Kita enggak tahu komunis yang mana, nanti masuk di kita," kata Luhut di Kantornya, Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Dalam hal ini, Luhut secara tegas meminta publik tidak terlalu paranoid dalam menghadapi isu komunisme yang berkembang belakangan ini.
"Harus ada expert komunis dong, jangan terlalu paranoid juga, nanti kayak Amerika kita paranoid tentang teroris. Jangan begitu juga," ujarnya.
Selain itu kata Luhut, dari sisi ketahanan negara sudah menyimpulkan bahwa paham komunisme di belahan negara sudah tumbang dan gagal, termasuk di Indonesia.
"Bahwa itu (komunisme) bahaya laten iya. Tapi kita harus bisa mencari sekarang equilibriumnya," tandasnya.
"Jangan sampai ekpresiflah. Konteks akademis enggak apa apa. Masak (untuk) akademis orang tidak boleh mengkaji (soal komunisme), nanti lama-lama kita jadi bodoh. Kita enggak tahu komunis yang mana, nanti masuk di kita," kata Luhut di Kantornya, Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Dalam hal ini, Luhut secara tegas meminta publik tidak terlalu paranoid dalam menghadapi isu komunisme yang berkembang belakangan ini.
"Harus ada expert komunis dong, jangan terlalu paranoid juga, nanti kayak Amerika kita paranoid tentang teroris. Jangan begitu juga," ujarnya.
Selain itu kata Luhut, dari sisi ketahanan negara sudah menyimpulkan bahwa paham komunisme di belahan negara sudah tumbang dan gagal, termasuk di Indonesia.
"Bahwa itu (komunisme) bahaya laten iya. Tapi kita harus bisa mencari sekarang equilibriumnya," tandasnya.
(maf)