Kader Golkar Diminta Pilih Pemimpinnya Jangan Berdasarkan Isi Dompet
A
A
A
JAKARTA - Politik uang dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar akan merendahkan martabat kader dan menjatuhkan marwah partai. Politik uang hanya menggadaikan partai, sehingga terikat untuk terus membayar hutang budi pada pemodal.
Atas dasar itulah, calon Ketua Umum Partai Golkar, Mahyudin mengingatkan sudah saatnya para kader partai berpikir jernih dan menilai kelayakan seseorang bukan berdasarkan isi dompet atau uang tapi mengacu pada kecerdasan calon pemimpin partai ke depan.
"Akhirnya partai menjadi kartel. Terus-menerus diperah untuk memenuhi keinginan pemodal," ujar Mahyudin dalam akun @Mahyudin_MM , Rabu (11/52016).
Wakil Ketua MPR ini juga menyampaikan rasa keprihatinnya atas temuan Komite Etik Steering Committee (SC) Munaslub Partai Golkar adanya pertemuan diam-diam salah satu calon dengan pejabat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai. Padahal, aturan Komite Etik SC Munaslub melarang pertemuan langsung calon dengan pemilik suara di luar jadwal yang ditentukan penyelenggara Munaslub.
"Semakin prihatin dengan adanya isu pengumpulan beberapa pimpinan DPD I sebagai pengkondisian pra-munaslub," ucapnya.
Dia mengingatkan, transaksi untuk membeli suara dengan iming-iming sejumlah uang termasuk melanggar kode etik. Apalagi, kata dia, sejak resmi sebagai calon ketua umum ditegaskan dilarang bertemu pemilik suara. (Baca: Komite Etik Usut Pertemuan Ade Komarudin dengan Petinggi DPD Golkar)
"Sampai kapanpun saya akan melawan yang namanya politik uang semata demi menjaga martabat partai yang saya cintai ini," tegasnya.
Atas dasar itulah, calon Ketua Umum Partai Golkar, Mahyudin mengingatkan sudah saatnya para kader partai berpikir jernih dan menilai kelayakan seseorang bukan berdasarkan isi dompet atau uang tapi mengacu pada kecerdasan calon pemimpin partai ke depan.
"Akhirnya partai menjadi kartel. Terus-menerus diperah untuk memenuhi keinginan pemodal," ujar Mahyudin dalam akun @Mahyudin_MM , Rabu (11/52016).
Wakil Ketua MPR ini juga menyampaikan rasa keprihatinnya atas temuan Komite Etik Steering Committee (SC) Munaslub Partai Golkar adanya pertemuan diam-diam salah satu calon dengan pejabat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai. Padahal, aturan Komite Etik SC Munaslub melarang pertemuan langsung calon dengan pemilik suara di luar jadwal yang ditentukan penyelenggara Munaslub.
"Semakin prihatin dengan adanya isu pengumpulan beberapa pimpinan DPD I sebagai pengkondisian pra-munaslub," ucapnya.
Dia mengingatkan, transaksi untuk membeli suara dengan iming-iming sejumlah uang termasuk melanggar kode etik. Apalagi, kata dia, sejak resmi sebagai calon ketua umum ditegaskan dilarang bertemu pemilik suara. (Baca: Komite Etik Usut Pertemuan Ade Komarudin dengan Petinggi DPD Golkar)
"Sampai kapanpun saya akan melawan yang namanya politik uang semata demi menjaga martabat partai yang saya cintai ini," tegasnya.
(kur)