Faktor Sosial dan Ekonomi Ikut Pengaruhi Maraknya Kekerasan

Selasa, 12 April 2016 - 16:33 WIB
Faktor Sosial dan Ekonomi...
Faktor Sosial dan Ekonomi Ikut Pengaruhi Maraknya Kekerasan
A A A
JAKARTA - Beberapa faktor yang membuat orang tepengaruh paham kekerasan, bahkan sampai berujung pada terorisme. Beberapa diantaranya faktor pemahaman agama yang sepotong-potong, faktor ekonomi, sosial, psikologi, dan lain-lain.

Mereka seperti merasa dizalimi oleh negara, sehingga melakukan pemberontakan. Mereka merasa sebagai hamba Tuhan, sehingga perintah Tuhan harus dilaksanakan. Ironiya, mereka lupa bahwa negara adalah fasilitas atau strata sosial untuk mewujudkan cita-cita agama dan perintah Tuhan tersebut.

"Islam tidak pernah memaksa-maksa orang untuk mengikutinya," ujar Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja sama Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayaullah Zubair, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Dia menyarankan, untuk mengantisipasi persoalan tersebut, pendidikan adalah media terbaik dalam meluruskan pemahaman yang keliru. Dia juga menyarankan agar pemerintah membuat standarisasi materi pelajaran agama Islam didasarkan ajaran Islam yang benar dan tidak dibatasi oleh panafsiran tertentu yang justru lebih tertutup dan tidak toleransi karena tidak mau menerima paham dari yang lain.

“Selama ini monitor negara ke lembaga pendidikan lebih fokus ke masalah administrasi saja, tapi kurang melihat substansi materi yang diajarkan. Jadi harus ada akreditasi dalam pengajaran agama Islam,” ucapnya.

Ketua Lembaga Dakwan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zakky Mubarak menambahkan, paham radikal yang mengarah pada terorisme sebenarnya bukan masalah baru. (Baca: Tulang Dada Siyono Patah, Densus 88 Langgar HAM)

Persoalan tersebut terjadi pada awal perkembangan agama dunia. Menurutnya, kelompok ini keliru dan salah dalam memahami agama, sehingga mengarah pada radikalisme. Bahkan, kata dia, ada sebagian dari mereka disebabkan pemahaman agama yang sempit karena pengetahuannya sangat dangkal terhadap ajaran agama.

“Pencegahannya adalah dengan jalan memberikan pemahaman agama secara utuh, secara integral dan komprehensif sehingga ajaran agama itu tidak dipahami secara parsial yang mengakibatkan terjadi kesalahpahaman,” jelas Zakky.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)