Pengetahuan Masyarakat Soal Demam Berdarah Masih Rendah

Kamis, 03 Maret 2016 - 15:03 WIB
Pengetahuan Masyarakat Soal Demam Berdarah Masih Rendah
Pengetahuan Masyarakat Soal Demam Berdarah Masih Rendah
A A A
JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan ancaman kesehatan serius. Penyakit ini tumbuh dengan cepat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Sayangnya, hingga kini masyarakat tidak mengetahui gejala dan cara penanganan awal yang tepat. Dampaknya, peingkatan mortalitas, terutama pada anak.

Bahkan, penelitian yang dilakukan GSK Consumer Healthcare Indonesia terhadap 1.000 responden, mengungkapkan, 97% masyarakat Indonesia hanya mampu menyebutkan tiga gejala DBD.

Selain itu, 65% masyarakat juga belum mengetahui obat yang harus dihindari dan berpotensi bisa meningkatkan risiko gangguan lambung dan pendarahan bagi anak yang terkena DBD.

Maka itu, GSK Consumer Healthcare Indonesia bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengampanyekan gerakan bersama melawan demam berdarah.

"Rendahnya pemahaman akan demam berdarah dengue dan penanganannya, membutuhkan tindakan proaktif dari semua elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap penanggulangan dan pencegahan demam berdarah di Indonesia," ujar Ketua Umum IDAI, Aman B. Pulungan, dalam acara Peluncuran Gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah di Hotel JW Marriot, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan, hal terpenting menangani DBD dengan mengenali tanda-tanda bahaya pada pasien DBD.

"Diharapkan ke depannya masyarakat menjadi lebih sigap dan dapat bertindak tepat saat demam berdarah dengue menyerang," jelas Sri.

Baca: Wabah Demam Berdarah Meluas.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7170 seconds (0.1#10.140)