BNPT Diminta Bentengi Pesantren dari Pengaruh Radikalisme

Jum'at, 05 Februari 2016 - 16:50 WIB
BNPT Diminta Bentengi Pesantren dari Pengaruh Radikalisme
BNPT Diminta Bentengi Pesantren dari Pengaruh Radikalisme
A A A
JAKARTA - Pesantren adalah lembaga yang didirikan oleh Walisongo dan pejuang Islam dengan tujuan utama mengajarkan agama Islam dari tingkat dasar sampai tinggi. Tujuan pendirian pesantren ini seharusnya dijaga dengan baik, karena pesantren selalu mencerminkan keindahan Islam.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ahmad Satori Ismail meminta pemerintah bersama lembaga terkait benar-benar mencermati keberadaan pondok pesantren yang melenceng dari konsep pendirian Walisongo tersebut.

"Fungsi pesantren sangat luar biasa dan itu sudah berlangsung berabad-abad. Sekarang ribuan pesantren besar dan kecil tetap mengajarkan Islam yang indah dan damai. Tak salah pesantren identik dengan tempat lahirnya ulama-ulama besar," ujar Ahmad, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Menurutnya, pesantren yang mengajarkan paham radikal (radikalisme) adalah pesantren keblinger. Pesantren yang mengajarkan radikalisme tidak boleh ada di Indonesia. Lanjutnya, pesantren didirikan bukan untuk mengajarkan kekerasan, tapi untuk mengajarkan Islam yang indah dan damai.

"Islam itu indah, Alquran juga indah, Rasulullah juga indah, para sahabat indah. Kalau orang mengaku Islam tapi berbuat kasar, apalagi membunuh, maka jelas itu bukan Islam," jelasnya.

Maka itu, dia mengimbau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih masif melaksanakan sosialisasi tentang radikalisme dan terorisme di lingkungan pesantren. Langkah ini penting dilakukan untuk mencegah penyimpangan ajaran di lingkungan pesantren.

"Kita perlu terus membentengi pesantren dari pengaruh paham-paham tersebut. Artinya dialog dan sosialisasi pencegahan terorisme harus dimasifkan agar para santri memahami bahwa sekarang ada kelompok yang ingin mengadu domba Islam," imbuhnya.

Baca: Jokowi Puji Sinergi TNI-Polri di Insiden Bom Thamrin.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7922 seconds (0.1#10.140)