Gerakan Jempol Rakyat Dukung Ongen Muncul di Medsos

Sabtu, 23 Januari 2016 - 17:25 WIB
Gerakan Jempol Rakyat...
Gerakan Jempol Rakyat Dukung Ongen Muncul di Medsos
A A A
JAKARTA - Di Twitter ada gerakan baru namanya Jempol Rakyat (JR). Ini adalah sebuah gerakan untuk melawan dan memprotes kezaliman pemerintahan Jokowi-JK.

Kali ini yang menjadi sorotan adalah kasus kriminalisasi yang dialami oleh Yulian Paonganan. Para netizen yang menamakan diri Jempol Rakyat ini terus menyuarakan agar Ongen segera dibebaskan. Soalnya, penangkapan ini dinilai janggal dan merusak tatanan demokrasi Indonesia.

Sudah hampir sepekan, Jempol Rakyat ini terus bergema mendukung Ongen panggilan akrab Yulian Paonganan. Dukungan pun disampaikan dalam bentuk hastag. Mulai dari #RinduOngen #YusrilBelaOngenBebas #JempolRakyatSuaraRakyat #JempolRakyatForDemocracy dan yang terbaru adalah #JempolRakyatDukungOngen.

Salah satu pengguna Twitter, @cubby_ghum mengatakan jempol rakyat berjuang bukan untuk TT, TTI atau TTWW itu bonus, kita berjuang untuk keadilan dan kebebasan berpendapat.

Akun lain @mahasiswanews menuliskan Hastag/Tegar/TT adalah simbol-simbol perlawanan di era kekinian #JempolRakyatDukungOngen. Akun @AjibataOLSHOP meminta agar @DivHumasPolri untuk segera bebaskan Ongen dan tangkap Hikdun.

Bahkan tidak sedikit yang mengaitkan dengan janji Jokowi. Dimana, Jokowi pernah berjanji menggunakan pesawat tanpa awak untuk meng-cover wilayah Indonesia. Tulisan ini disambut oleh akun @ndyArthunZarra yang menulis Janji tinggal janji, printisnya malah dibungkam #JempolRakyatDukungOngen.

Diantara akun yang paling kencang menyuarakan Jempol Rakyat adalah akun @HeraLoebs @DheaMerlinda @ndon08 @nonarray @AjengCute dll.

Akun @HeraLoebs mengatakan ini adalah cara berdemokrasi di dunia maya. Menurutnya, kebebasan berdemokrasi yang JR perjuangkan kelak akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia #JempolRakyatDukungOngenm

Dihubungi terpisah, Kader muda Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya mengatakan, apa yang dilakukan oleh netizen terkait dengan ramainya hastag pembebasan Yulian Paonganan alias Ongen atas dasar keresahan yang sama terkait perlakuan pemerintah melalui kepolisian terhadap suara-suara kritis yang ada di medsos.

Tentu ini menjadi fenomena baru, dimana ada sebuah gerakan oposisi yang dilatarbelakangi oleh sikap pemerintah yang konyol. "Ini fenomena baru, jangan sampai kejadian di Mesir bisa terjadi di Indonesia. Penguasa runtuh karena perlawanan rakyat di media sosial," kata Mustofa.

Perjuangan di medsos ini adalah cara baru, selain murah, medsos juga sulit dihentikan. Jika ini dilakukan terus menerus, maka pemerintah perlu mewaspadainya.

"Jika ini terus disuarakan, maka keresahan atas kasus Ongen ini berimbas kepada masyarakat, khususnya kalangan menengah, bahaya bagi pemerintah. Ini harus segera disikapi dengan bijak. Jika dibiarkan, ancaman untuk jatuhnya rezim Jokowi-JK," tandas Mustofa.

PILIHAN:

Rayakan HUT ke-69, PDIP Gelar Doa Bersama di Kediaman Megawati

Rotasi Anggota di Komisi & AKD, Internal Fraksi Golkar Bergejolak
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7296 seconds (0.1#10.140)