Kenalkan Sistem Pertanian Terpadu, Bumi Indonesia Gaet Ponpes se-Banten
A
A
A
JAKARTA - Indonesia adalah negara agraris terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Sayangnya sejak tahun 1992, Indonesia tidak lagi mencapai swasembada pangan di bidang pertanian.
Karena kekhawatiran itu, PT Bhakti Bumi Mandiri melalui Bumi Indonesia ingin kembali meraih kejayaan di bidang pertanian. Dengan tagline Indonesia Mandiri, perusahaan ini ingin mengusung integrated farming system atau sistem pertanian terpadu yang telah berhasil meningkatkan produksi pertanian di berbagai negara.
Direktur Utama PT Bhakti Bumi Mandiri John Turnip mengatakan, sistem pertanian terpadu tidak sekadar mengandalkan teknologi modern di dalam dunia pertanian, tapi lebih menekankan pada penggunaan ilmu pengetahuan untuk membanyak dan mempercepat beragam hasil pertanian yang bisa didapat dari sebuah lahan pertanian.
"Kami membangun wadah untuk anak negeri Bumi Indonesia, mimpi tentang Indonesia yang mandiri dan bermartabat. Harapan kami Bumi Indonesia bisa menjadi langkah awal percaya dan bangga pada bangsanya sendiri," ujarnya dalam acara sosialisasi Bumi Indonesia dengan tema Saatnya Karya Anak Negeri Menuju Indonesia Mandiri, di Hotel Mercure Serpong, Selasa (10/11/2015).
Dalam realisasinya, Bumi Indonesia akan mengandeng sebanyak 1.200 pondok pesantren (Ponpes) se-Banten untuk tahap awal. Tak tanggung-tanggung, Bumi Indonesia menyediakan dana investasi sebesar Rp2 triliun.
"Kami akan mengajak pondok pesantren untuk terlibat dalam program ini. Kita akan beri pelatihan sistem pertanian terpadu, agar pesantren bisa memaksimalkan lahan yang mereka miliki," tutur John.
Tidak hanya memberikan pelatihan sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, Bumi Indonesia juga akan menyediakan bibit-bibit unggul. Bumi Indonesia juga akan berperan memasarkan hasil pertanian itu nantinya.
"Kita memiliki lahan seluas 12.000 hektar di Banten. Untuk mewujudkan mimpi Indonesia Mandiri kita akan mengajak kaum intelektual, akademisi, peneliti dan kaum muda," ucapnya.
Sistem pertanian terpadu nantinya menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan. Sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
"Sistem ini terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir. Target jangka panjang Bumi Indonesia akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Tujuan sistem ini adalah swasembada pangan, bukan untuk kita tetapi generasi sepuluh sampai 20 tahun mendatang," tuturnya.
Sementara, salah satu pembicara Bapak Lingkungan Hidup Prof Dr Emil Salim berharap, Indonesia Mandiri bisa menjadi program yang merangkul petani tanpa mengesampingkan keramahan lingkungan.
"Karena itu, saya berharap peranan ulama bahwa Banten bisa menjadi contoh bagi provinsi lainnya di seluruh Indonesia. Buktikan bahwa Banten bukan Kalimantan, Riau, Jambi," tutur Emil.
Prof Emil pun berpesan, agar Bumi Indonesia bisa menjadi motor pengerak anak muda Banten menjadikan pertanian Banten lebih maju dari daerah lainnya.
"Mimpi Indonesia Mandiri di Banten ini digerakkan oleh ulama dan kreativitas anak muda membangun Banten yg lebih sejahtera," ucapnya.
Selain Emil Salim, hadir sebagai pembicara Pengagas Lentera Angin Nusantara-Tasikmalaya Ricky Elson, Pengasuh Pesantren Al-Ittifaq Agriculture Agus Setia Irawan, perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan perwakilan Pemprov Banten.
PILIHAN:
Agung Laksono Setuju Ical Ketua Umum Golkar
Bamsoet: Emang Gue Pikirin Ancaman Golkar Kubu Agung
Karena kekhawatiran itu, PT Bhakti Bumi Mandiri melalui Bumi Indonesia ingin kembali meraih kejayaan di bidang pertanian. Dengan tagline Indonesia Mandiri, perusahaan ini ingin mengusung integrated farming system atau sistem pertanian terpadu yang telah berhasil meningkatkan produksi pertanian di berbagai negara.
Direktur Utama PT Bhakti Bumi Mandiri John Turnip mengatakan, sistem pertanian terpadu tidak sekadar mengandalkan teknologi modern di dalam dunia pertanian, tapi lebih menekankan pada penggunaan ilmu pengetahuan untuk membanyak dan mempercepat beragam hasil pertanian yang bisa didapat dari sebuah lahan pertanian.
"Kami membangun wadah untuk anak negeri Bumi Indonesia, mimpi tentang Indonesia yang mandiri dan bermartabat. Harapan kami Bumi Indonesia bisa menjadi langkah awal percaya dan bangga pada bangsanya sendiri," ujarnya dalam acara sosialisasi Bumi Indonesia dengan tema Saatnya Karya Anak Negeri Menuju Indonesia Mandiri, di Hotel Mercure Serpong, Selasa (10/11/2015).
Dalam realisasinya, Bumi Indonesia akan mengandeng sebanyak 1.200 pondok pesantren (Ponpes) se-Banten untuk tahap awal. Tak tanggung-tanggung, Bumi Indonesia menyediakan dana investasi sebesar Rp2 triliun.
"Kami akan mengajak pondok pesantren untuk terlibat dalam program ini. Kita akan beri pelatihan sistem pertanian terpadu, agar pesantren bisa memaksimalkan lahan yang mereka miliki," tutur John.
Tidak hanya memberikan pelatihan sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, Bumi Indonesia juga akan menyediakan bibit-bibit unggul. Bumi Indonesia juga akan berperan memasarkan hasil pertanian itu nantinya.
"Kita memiliki lahan seluas 12.000 hektar di Banten. Untuk mewujudkan mimpi Indonesia Mandiri kita akan mengajak kaum intelektual, akademisi, peneliti dan kaum muda," ucapnya.
Sistem pertanian terpadu nantinya menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan. Sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
"Sistem ini terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir. Target jangka panjang Bumi Indonesia akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Tujuan sistem ini adalah swasembada pangan, bukan untuk kita tetapi generasi sepuluh sampai 20 tahun mendatang," tuturnya.
Sementara, salah satu pembicara Bapak Lingkungan Hidup Prof Dr Emil Salim berharap, Indonesia Mandiri bisa menjadi program yang merangkul petani tanpa mengesampingkan keramahan lingkungan.
"Karena itu, saya berharap peranan ulama bahwa Banten bisa menjadi contoh bagi provinsi lainnya di seluruh Indonesia. Buktikan bahwa Banten bukan Kalimantan, Riau, Jambi," tutur Emil.
Prof Emil pun berpesan, agar Bumi Indonesia bisa menjadi motor pengerak anak muda Banten menjadikan pertanian Banten lebih maju dari daerah lainnya.
"Mimpi Indonesia Mandiri di Banten ini digerakkan oleh ulama dan kreativitas anak muda membangun Banten yg lebih sejahtera," ucapnya.
Selain Emil Salim, hadir sebagai pembicara Pengagas Lentera Angin Nusantara-Tasikmalaya Ricky Elson, Pengasuh Pesantren Al-Ittifaq Agriculture Agus Setia Irawan, perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan perwakilan Pemprov Banten.
PILIHAN:
Agung Laksono Setuju Ical Ketua Umum Golkar
Bamsoet: Emang Gue Pikirin Ancaman Golkar Kubu Agung
(kri)