Pemimpin DPR Pakai Masker Dinilai Sindiran ke Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan, aksi Pemimpin DPR mengenakan masker saat membuka rapat paripurna dinilai sebagai sindiran politik atau satire, lantaran menganggap pemerintah lambat menangani kabut asap.
"Aksi satire tidak tunggal bermakna parodi, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sindiran ironi," ujar Said kepada Sindonews, di Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Menurut Said, aksi Pemimpin DPR memang terlihat kurang etis, bentuk pencitraan, dan dagelan. Namun jika dicermati aksi tersebut dianggap pantas untuk menunjukkan keprihatinan para Wakil Rakyat kepada pemerintah.
Hal itu sekaligus menolak dalih anggota Fraksi PDIP dan Nasdem yang menyebut aksi dan tindakan Pemimpin DPR itu disebut pelecehan terhadap parlemen atau contempt of parliament.
Selain sebagai bentuk satire politik, pakar hukum tata negara ini menilai, aksi para pemimpin DPR yang menutup sebagian wajahnya dengan masker dianggap sebagai simbol rasa empati, keprihatinan, dan keresahan atas penderitaan rakyat sebagai korban kabut asap.
Sebagai wakil rakyat, kata Said, DPR ingin menunjukkan perasaan yang sama kepada rakyatnya. "Jadi aksi itu jelas bukanlah parodi atau dagelan politik. Tidak pula tergolong sebagai perbuatan tidak etis, apalagi jika disebut melecehkan parlemen," pungkasnya.
Pilihan:
Kabut Asap Bisa Picu Pemakzulan Jokowi
"Aksi satire tidak tunggal bermakna parodi, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sindiran ironi," ujar Said kepada Sindonews, di Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Menurut Said, aksi Pemimpin DPR memang terlihat kurang etis, bentuk pencitraan, dan dagelan. Namun jika dicermati aksi tersebut dianggap pantas untuk menunjukkan keprihatinan para Wakil Rakyat kepada pemerintah.
Hal itu sekaligus menolak dalih anggota Fraksi PDIP dan Nasdem yang menyebut aksi dan tindakan Pemimpin DPR itu disebut pelecehan terhadap parlemen atau contempt of parliament.
Selain sebagai bentuk satire politik, pakar hukum tata negara ini menilai, aksi para pemimpin DPR yang menutup sebagian wajahnya dengan masker dianggap sebagai simbol rasa empati, keprihatinan, dan keresahan atas penderitaan rakyat sebagai korban kabut asap.
Sebagai wakil rakyat, kata Said, DPR ingin menunjukkan perasaan yang sama kepada rakyatnya. "Jadi aksi itu jelas bukanlah parodi atau dagelan politik. Tidak pula tergolong sebagai perbuatan tidak etis, apalagi jika disebut melecehkan parlemen," pungkasnya.
Pilihan:
Kabut Asap Bisa Picu Pemakzulan Jokowi
(maf)