Kekuatan Tempur Militer Indonesia

Senin, 21 September 2015 - 06:02 WIB
Kekuatan Tempur Militer Indonesia
Kekuatan Tempur Militer Indonesia
A A A
KEKUATAN militer menjadi salah satu faktor yang membuat sebuah negara disegani oleh negara lain. Oleh karena itu wajar apabila setiap negara berlomba memutakhirkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) masing-masing.

Adapun kekuatan alutsista meliputi persenjataan di medan darat, laut dan udara. Persenjatan darat di antaranya kendaraan lapis baja, artileri, hingga senapan laras panjang. Persenjataan medan laut, mulai dari kapal patroli, kapal serang, kapal selam hingga kapal induk. Sementara persenjataan di medan udara mulai dari helikopter, pesawat tempur dan rudal, roket hingga nuklir.

Pemutakhiran kekuatan militer itu sangat penting bagi setiap negara, apalagi bagi Indonesia yang merupakan negara maritim dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain.

Adapun Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Sementara yang berbatasan dengan laut Indonesia, yakni China, Singapura, Australia, dan Filipina.

Tidak dipungkiri, Indonesia kewalahan dalam menjaga lautnya yang begitu luas karena minimnya kekuatan pendukung seperti kapal patroli, kapal cegat dan kapal tempur. Alhasil banyak kekayaan laut di wilayah Indonesia yang dicuri negara lain.

Kekuatan militer Indonesia pernah mengalami kejayaan di era Orde Lama (Orla). Pada era kepemimpinan Presiden Soekarno, militer Indonesia memiliki berbagai persenjataan mutakhir di zamannya.

Bahkan negara besar saat itu, seperti Amerika Serikat, sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer Indonesia yang terus meningkat. Saat itu kekuatan militer Indonesia didukung Uni Soviet.

Setelah Orde Lama, kekuatan militer Indonesia terus mengalami perubahan, baik darat, laut, maupun udara. Berikut kekuatan militer Indonesia kurun waktu 2010-2014 berdasarkan penahapan kekuatan pokok minimum TNI Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014.

ANGKATAN UDARA:

Kekuatan Tempur Militer Indonesia


161 Pesawat tempur, 53 pesawat angkut, 39 helikopter, dan 79 pesawat latih yang terdiri dari:

Pesawat F-16 C/D 52 ID

Dari 24 pesawat direncanakan, lima pesawat tiba pada tahun 2014, sisanya akan datang pada tahun 2015-2016.
Pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU ini cukup handal dalam pertempuran udara, paling lincah di kelasnya dan dilengkapi rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C untuk penembakan Beyond Visual Range.

Permukaan pesawat juga dilengkapi kanon 20 mm, bomb standar MK 81/ 82/ 83/ 84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar), Improved Data Modem Link 16, Head Up Display layar lebar terbaru yang kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google untuk menyerang sasaran.

Pesawat juga dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti sniper/litening untuk operasi tempur malam hari serta mampu melaksanakan misi Supression of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan udara musuh.

Pesawat EMB-314 Super Tucano

Berjumlah 16 pesawat, sudah datang pada tahun 2012 dan empat pesawat lagi pada akhir tahun 2014. Sisanya datang tahun 2015. Super Tucano adalah pesawat terbang turbo prop bermesin tunggal sangat lincah dan cocok untuk operasi penyergapan dan pencegatan di darat, intelijen, patroli darat dan maritim terbatas, serta misi militer lain seperti pengeboman dan sabotase.

Spesifikasi Super Tucano di antaranya, kemampuan manuver 3,5g sampai 7g, kecepatan maksimum 590 km/jam, ketinggian maksimum 31.000 kaki dpl. Persenjataan AIM-9 sidewinder, AAM-1 piranha, bom MK-81 dan MK-82, roket FFAR.

Sistem navigasi digital, sistem kendali terintegrasi HOTAS, bisa dipakai intai taktis karena memiliki pod FLIR dan DLIR, bisa beroperasi mandiri dengan dukungan minimal dan cocok dengan topografi serta kontur/iklim tropis basah.

Pesawat T-50i

Berjumlah 16 pesawat. Seluruhnya telah datang dan memperkuat skadron udara 15. Sebagai pesawat jet latih tempur, pesawat buatan Korea Selatan (Korsel) ini bisa digunakan untuk misi pertempuran di udara.

Pesawat T-50i Golden Eagle juga bisa dilengkapi persenjataan, di antaranya AIM-9 Sidewinder, Bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, MK-20 Cluster Bomb Unit, dan bom pintar JDAM yang berguna untuk memperkuat daya tempur.

Pesawat Sukhoi (Su)-30 MK2

Berjumlah enam pesawat untuk melengkapi 1 skudron 16 pesawat, seluruhnya datang tahun 2013. Pesawat tempur buatan Rusia ini merupakan modifikasi dari Su-30, menggabungkan teknologi canggih dari varian Su-27M.

Pesawat Sukhoi Su-30MK2 termasuk pesawat tempur kelas berat, segala cuaca, dan pesawat tempur strike jarak jauh, sekelas dengan pesawat tempur Amerika Serikat jenis F-15E Strike Eagle.

Pesawat berkapasitas dua orang dengan panjang 21,9 m (72 ft 0 in), lebar sayap 14,7 m (48 ft 3 in), tinggi 6.36 m (20,85 ft), berat 24,900 kg, berat lepas landas maksimal 34.500 kg, powerplant 2 × Lyulka AL-31 F turbofan, 123 kN (27.600 lbf). Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum 2 mach (2.120 km/jam) dengan ketinggian 1.140 kn, 1.320 mph.

Su-30 MK2 juga dilengkapi senjata 1 × GSH-30-1 gun (30 mm kaliber, 150 putaran), berbagai roket terarah, rudal udara ke permukaan seperti Kh-31p rudal anti-radiasi dan Kh-29T dan Kh-59 ME TV peluru kendali.

Su-30 MK2 juga dilengkapi rudal udara ke udara, seperti R-73 jarak pendek inframerah rudal yang dipandu, R-27 menengah berkisar semi aktif radar dan rudal inframerah dipandu dan R-77E aktif rudal radar. Bahkan pesawat ini dilengkapi berbagai bom terarah dan dipandu laser.

Pesawat CN-295

Berjumlah sembilan pesawat, sudah datang tujuh pesawat sampai Januari 2014 dan dua pesawat lagi akan diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) pada tahun 2014-2015. Pesawat hasil kerja sama Spanyol dengan Indonesia itu digunakan untuk mendukung kebutuhan militer.

Pesawat B-737-400

Berjumlah dua pesawat, sudah datang tahun 2012 untuk menambah kekuatan pesawat VIP skadron udara 17.

Pesawat C-130h Ex Raaf

Pesawat untuk angkut ini berjumlah sembilan pesawat, dua pesawat sudah datang, dua pesawat lagi datang pada tahun 2015, sedangkan lima pesawat lagi masih dalam proses kontrak.

Pesawat F-28

Berjumlah satu pesawat untuk menambah kekuatan pesawat VIP di skadron udara 17 sudah datang pada akhir April 2013.

Pesawat C-212-200

Berjumlah satu pesawat datang pada Desember 2014

Pesawat NAS-332

Berjumlah tiga pesawat, sudah datang satu pesawat pada tahun 2012 dan dua pesawat berikutnya datang pada tahun 2014-2015

Pesawat EC-725

Berjumlah enam pesawat diperkirakan datang pada tahun 2015-2016. Rencananya akan digunakan sebagai pesawat Combat SAR.

Pesawat CN-235 MPA

Berjumlah satu pesawat menambah kekuatan skadron udara lima. Pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT Dirgantara Indonesia) dengan CASA dari Spanyol itu merupakan pesawat penumpang sipil (airliner) angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat tersebut dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol.

Pesawat KT-1B

Pesawat latih ini berjumlah lima pesawat, sudah datang pada tahun 2012 melengkapi menjadi 16 pesawat. KT-1B adalah label yang disematkan Korea Aerospace Industries (KAI) untuk varian ekspor KT (Korean Trainer)-1. Pengembangannya dimulai pada 1988 di bawah program KTX untuk Angkatan Udara Korea Selatan (Korsel). Pesawat ini adalah pertama di kelasnya yang dirancang menggunakan program computer CATIA.

Pesawat Grob

Pesawat latih ini berjumlah 18 pesawat, seluruhnya sudah datang dan sudah disetujui oleh Kemhan menambah enam pesawat lagi pada tahun 2014. Pesawat buatan Jerman tersebut mampu melakukan manuver yang cukup ekstrem.

Pesawat PTTA (uav)

Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan sendiri menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah di bidang militer.

Sementara untuk prioritas pengadaan alutsista 2015-2019 sebagai berikut:

12 pesawat pengganti pesawat F-5

Bomb Ofab

Satu Unit Jet Tanker MRTT

Satu Unit pesawat AEW/C/MPA/Commint Sigint

Pesawat KT-1B

Tiga Unit radar GCI

Enam pesawat UAV/PTTA

Meriam penangkis serangan udara

Rudal Hanud jarak sedang

Prioritas pengadaan alutsista2020-2024 adalah:

Tiga skadron pesawat tempur proyek KFX/IFX GEN.4.5 kerja sama Indonesia-Korea Selatan.

12 unit pesawat intai taktis.

10 unit helikopter angkut berat.

Adapun pembangunan kekuatan militer Angkatan Udara Indonesia sesuai postur 2009-2024 adalah:

Miliki 11 Skadron Udara (Skadud) tempur, enam skadud angkut, 2 skadud VIP/VVIP, dua skadud intai, empat skadud helikopter, dua skadud latih dan dua SKD PTTA.
Pembangunan kekuatan TNI AU dari sisi pertahanan udara sesuai postur 2010-2024 adalah, memiliki 32 satuan radar, empat Satbak rudal jarak sedang, 18 BATT PSU jarak pendek dan rudal Oerlicon.

ANGKATAN DARAT:

Kekuatan Tempur Militer Indonesia


Tank Marder berjumlah 26

Tank buatan Jerman berbobot lebih ringan dan rendah recoil force, turet ini menghasilkan tenaga tembakan yang besar untuk menghancurkan main battle tank secara akurat. Turret Hitfact 105 – 120 mm memiliki sejumlah keunggulan karena meriam maupun senjata mesinnya telah terintegras.

Turret Hitfact dapat melacak dan mendeteksi lawan secara independen dan dapat mengontrol pergerakan turret maupun senjata serta mampu melacak sasaran dengan remote control yang dipandu kamera TV infra merah.

Tank Marder dilengkapi senjata mesin otomatis 7,62 mm, dan senjata mesin pertahanan udara 12,7 mm. Turet Oto Melara fully-stabilized 105-mm high-velocity rifled gun buatan Italia ini memiliki efektif jarak tembak tiga kilo meter dengan amunisi sesuai dengan standar NATO 105 mm. Berdasarkan keunggulan yang dimilikinya, Tank Marder diyakini mampu bertarung dengan MBT lainnya.

Jerman mendisain IFV Marder untuk pasukan Infanteri Mekanis mereka dengan konsep dasar harus bisa bertempur baik dari dalam maupun luar kendaraan dan harus bisa memberikan perlindungan dari serangan nuklir, biologi dan kimia.

Panser Anoa berjumlah 15

Kendaraan lapis baja buatan PT Pindad ini digunakan untuk mengangkut personel. Purwarupa pertama kali diperlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap.

Panser Anoa dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm dan senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62 mm serta pelontar granat berkaliber 40 mm. Panser Anoa juga dilengkapi pelontar tabir asap 2x3 66 mm sebagai pertahanan diri.

Tank Leopard berjumlah 24

Tank Leopard atau Main Battle Tank (MBT) merupakan buatan Jerman memiliki beberapa keunggulan pada besaran kaliber meriam 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan daya hancur, stabilizer sistem, serta dan armor protection.

Keunggulan lainnya adalah, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system yang sangat akurat, serta auto ammo loader untuk mempercepat daya tembak, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistik komputer.

Tank ini termasuk paling unggul di kelasnya dari sisi kemampuan taktik pertempuran darat. Tank Leopard memiliki kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan daya hancurnya cukup kuat. Tank Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup.

Meskipun beratnya mencapai 60 Ton, tapi tekanan gandar yang ditumpukan ke permukaan hanya sekitar 8 kg/cm2, karena permukaan tumpu relatif luas. Bahkan, setiap kompi dilengkapi dengan jembatan taktis yang bersifat portabel, dapat digelar ketika tank harus melewati sungai kecil yang tidak ada jembatan atau kapasitas jembatannya tidak mampu menopang berat tank, seperti jembatan dengan konstruksi bambu atau kayu.

Transporter Leopard berjumlah Empat

Transporter buatan Italia ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya mampu mengangkat beban seberat 90 ton, mampu bergerak dalam jarak cukup jauh. Dalam pengoperasiannya, truk ini dilengkapi dengan lowbed doll buatan Jerman.

Keistimewaan yang dimiliki lowbed doll adalah memiliki tujuh sumbu yang memungkinkan seluruh rodanya mampu bergerak secara bersamaan sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil.

Tank Scorpion berjumlah 21

Tank buatan Inggris ini bisa dibawa menggunakan pesawat, karena termasuk tank ringan terbuat dari bahan utama aluminium dan dipersenjatai meriam 76mm. Model awal menggunakan mesin (bensin) Jaguar 4.2 liter dan mampu berjalan dengan kecepatan 76 km/jam. Sementara, jenis terakhir tank ini menggunakan mesin diesel.

Tank Tarantula berjumlah 12

Kendaraan lapis baja buatan Kores Selatan (Korsel) ini berbobot 18 ton dan dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/12,7mm. Tank Tarantula termasuk kendaraan tempur beroda enam yang dioperasikan tiga orang (sopir, komandan, petembak) yang melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta delapan kilo meter per jam di dalam air. Tarantula didesain bisa menyerang lawan yang memiliki kemampuan penuh maupun bertempur dengan tank musuh. Tarantula juga memiliki kemampuan operasi gerilya.

Meriam MLRS berjumlah 13

Performa senjata buatan Brazil ini cukup menyeramkan, tapi terlihat cukup futuristik dan memiliki jangkauan tembak yang jauh dengan tingkat akurasi tinggi.
Meriam 155 Caesar berjumlah empat

Beberapa keunggulan senjata buatan Perancis ini memiliki jarak tembak sampai 42 km dan dilengkapi sistem komputerisasi dalam pengoperasiannya. Meriam 155mm Caesar adalah self-propelled howitzer bergerak, yang dipasang di atas truk Unimog 6×6. Dengan pengisian proyektil otomatis, meriam 155mm ini siap menembakkan 18 munisi dalam hitungan menit.

Komodo Nexter berjumlah empat

Kendaraan tempur versi ringan menggunakan mesin dieselintercooler dengan power kendaraan 214 Tk pada 2.500 rpm dan rasio 25 Hp per ton. PT Pindad sudah memproduksi kendaraan tersebut dengan beberapa varian yang digunakan TNI dan Polri. Mulai dari varian intai, ambulans, pemukulan ram, cannon towing, peluncur roket, dan APC (Armoured Personnel Carrier).

Meriam 105/KH 178 berjumlah 18

Meriam buatan Korea Selatan berbobot 4.480 kg ini dapat melontarkan proyektil hingga 15 kali dalam satu menit. Jarak tembak maksimum mencapai 14.700 meter dan dapat menembakkan beragam tipe amunisi kaliber 105 mm yang sesuai dengan standar NATO. Khusus dengan penembakkan Rocket-Assisted Projectile (RAP) bisa menjangkau 18.000 meter. KH 178 punya panjang 7,6 meter dan lebar 2,1 meter dengan elevasi laras 65 derajat.

Meriam 105/KH 179 berjumlah 18

Meriam buatan Korea Selatan (Korsel) ini mampu menembakkan seluruh munisi 155mm termasuk munisi khusus berpendorong roket (RAP: Rocket Assisted Projectiles). Jarak jangkauan meriam tersebut mencapai 22 km, atau 30 km jika menggunakan munisi RAP. Sementara kecepatan tembaknya secara berkelanjutan mampu melontarkan empat peluru per menit.

Pengoperasian KH 179 membutuhkan dua awak untuk mengubah arah meriam, prajurit awak penembak di kiri memutar roda untuk mengubah arah horizontal (traverse), sementara prajurit di kanan sebagai asisten penembak memutar roda untuk mengubah elevasi vertikal moncong meriam.

Sementara, satu prajurit lagi bertugas sebagai pengarah dan membidik melalui teleskop dengan pembesaran 4x dan dial sight, atau bila diperlukan, mengoperasikan Kh-179 untuk dukungan tembakan langsung (direct fire) menggunakan teleskop khusus lainnya yang memiliki pembesaran 3,5x.

Sistem KH-179 menerapkan dua tabung berbeda untuk penahan kejut (hydraulic dampers/ hydropneumatic shock absorber) dan satu tabung lain untuk pengembali kedepan (recuperator), yang dianggap mampu memperpanjang umur pakai meriam. Pada saat penembakan, ada pasak yang bisa diturunkan untuk ditanam dan menambah kestabilan penembakan.

ANGKATAN LAUT:

Kekuatan Tempur Militer Indonesia


Kapal Perang:


KRI Tombak 629 dan KRI Sampari 628.

Jenis Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 ini diproduksi PT PAL Indonesia memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter dan berat 460 ton dengan kecepatan maksimal 28 knot. Kapal dilengkapi dua peluncur rudal C-705, satu unit meriam CAL 57 MM, dan dua unit meriam CAL 20 MM. Daya angkut sebanyak 55 personel dan 13 pasukan khusus. Harga satu unit kapal tersebut mencapai Rp125 miliar.

KRI Clurit-641, KRI Kujang-642, KRI Beladau-643 dan KRI Alamang-644.

Jenis Kapal Cepat Rudal (KCR)-40 produksi PT PAL Indonesia tersebut memiliki panjang keseluruhan 43 meter, lebar 7,40 meter, berat muatan penuh 250 ton dengan kecepatan maksimal 30 knot. Kapal dilengkapi dua peluncur rudal C-705, satu unit meriam CAL 57 MM, dan dua unit meriam CAL 20 MM. Daya angkut sebanyak 35 personel dan 15 pasukan khusus. Harga satu unit kapal tersebut mencapai Rp73 miliar.

KRI TOM-357

Memiliki panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,70 meter dan berat muatan penuh 2.300 ton dengan kecepatan maksimal 27 knot. Kapal ini dilengkapi meriam oto melara 76 MM, meriam DS 30 B Remsing 30 MM, peluncur triple BAE System 324 MM, 16 tabung peluncur peluru kendali VLS MBDA, dua tabung peluru kendali MBDA MM-40 block II exoxet dan sensor electro optic weapon director radamec 2500.

KRI John Lie-358

Nama kapal ini diambil dari seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie yang pernah terlibat dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kapal tersebut memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter dan berat 2.300 ton dengan kecepatan maksimal 30 knot. Kapal perang tipe F2000 Corvette ini dilengkapi 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air.

Kapal juga dilengkapi 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

Kapal juga didukung platform sistem yang baik, di antaranya radar navigasi, radar surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta radar tracker senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.

Kelengkapan sistem sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTS (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh
camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.

KRI Usman Harun-359

Penamaan Usman dan Harun berasal dari nama Sersan Dua KKO Anumerta Usman Janatin dan Kopral Dua KKO Anumerta Harun Thohir yang dijatuhi hukuman mati, karena keterlibatan mereka dalam pengeboman MacDonald House pada 10 Maret 1965 di Gedung Hong Kong and Shanghai Bank (dikenal dengan nama MacDonald House) yang terletak di Orchard Road, Singapura.

Kapal dengan awak 85 personel ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, berat 2.300 ton dengan kecepatan maksimal 30 knot. Kapal dilengkapi 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

Kapal tersebut didukung platform system yang baik, seperti radar navigasi, radar surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta radar tracker senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.

Kelengkapan sistem sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTS (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.

Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated and Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini.

KRI Hasanuddin-366

Nama kapal ini diambil dari Raja Gowa XVI Sultan Hasanuddin termasuk jenis kapal perusak kawal berpeluru kendali kelas SIGMA. Kapal juga dilengkapi peluru kendali darat ke udara dengan jangkauan efektif 6 km, peluru kendali antikapal jangkauan efektif 70 km, kanon utama dengan kecepatan tembakan 120 rpm dan jarak maksimal 16 km, kanon antiserangan udara serta torpedo. Kapal memiliki panjang 90,71 meter, lebar 13,02 meter, berat 1.700 ton dengan kecepatan maksimal 28 knot dan daya angkut 80 personel.

KRI Diponegoro

Nama kapal diambil dari salah satu Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Kapal buatan Belanda ini dilengkapi torpedo, peluru kendali antikapal dan peluru darat ke udara, meriam serta persenjataan elektronik termasuk radar.
Kapal Patroli Cepat:

KRI Sembilang-850

Kapal patroli jenis PC 43 produksi PT PAL Indonesia ini memiliki panjang 43 meter, lebar 7,4 meter dengan mesin 3x1800 HP (Marine Diesel) dan kecepatan maksimal 28 knot serta memiliki ketahanan dalam kemampuan layar selama empat hari. KRI Sembilang-850 memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (KOARMABAR) di wilayah pangkalan utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat. Kapal tersebut dilengkapi senjata kanon kaliber 30 mm sebagai senjata utama di haluan kapal dan senjata mesin berat kaliber 12,7 mm pada buritan kapal.

KRI PARI-849

Kapal produksi PT PAL Indonesia ini mempunyai spesifikasi yang sama dengan KRI Sembilang-850. Namun, KRI PARI-849 ditempatkan diperuntukan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur (KOARMATIM).

KRI Sultan Iskandar Muda-367

Kapal patroli ini memiliki kemampuan antikapal permukaan, antikapal selam dan antipesawat udara. Kapal tersebut dibuat di galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding (SNS), Vlissingen, Belanda.

KRI Makassar-590

Kapal buatan Korea Selatan ini merupakan dirancang sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock) atau kapal yang mempunyai platform docking dan undocking untuk mengoperasikan LCU.

Selain difungsikan sebagai kapal tempur yang mempunyai fungsi utama dalam operasi amfibi untuk mengangkut pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya, kapal berteknologi desain semi stealth ini juga difungsikan untuk untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam, dan Kapal Rumah Sakit.

Kapal tersebut berukuran panjang 122 meter, lebar 22 meter, tinggi 35 meter dan mampu mengangkut sekitar 618 personel termasuk awak kapal seperti 22 ranpur/rantis, 15 truk dan tiga helikopter. Kapal berdisplacement 7.600 ton itu, juga dilengkapi dengan landasan pendaratan helikopter (helipad).

KRI Makassar-590 juga dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 40 mm bofors, mitraliur 12,7 mm dan kanon 20 mm, rudal antiudara jarak pendek mistral , juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system), serta sebagai alat komunikasi dengan kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter.

KRI Surabaya-591

Kapal buatan Korea Selatan ini, selain difungsikan sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.

KRI Nanggala 402

KRI Nanggala dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981. Merupakan kapal selam type 209/1300 yang banyak digunakan oleh angkatan laut sedunia. Kapal selam tersebut memiliki berat selam 1,395 ton dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Kapal ditenagai mesin diesel elektrik, empat diesel, satu shaft menghasilkan 4,600 shp. Dengan kecepatan maksimal 21,5 knot dan mampu menampung 34 personel.

KRI Nanggala 402 dilengkapi 14 torpedo 21 inci dalam delapan tabung dan 12 buah misil balistik 17 inchi dan mempunyai sonar dari jenis CSU-3-2 suite.

Kendaraan Tempur Lapis Baja:

BMP-3F

Kendaraan tempur lapis baja atau tank buatan Rusia ini mampu bermanuver di air dan darat. Kendaraan tersebut memiliki kemampuan paling unggul di kelas peralatan tempur amfibi sekarang. Tank tersebut dirancang untuk menghadapi pertempuran dengan senjata utama meriam kanon kaliber 100 milimeter mampu menembak sampai jarak empat kilometer.

Tank tersebut memiliki berat 18 ton, panjang 7,14 meter, lebar 3,16 meter, dan tinggi 3,57 meter mampu membawa tujuh pasukan dan tiga kru. Meriam Tank BMP 3F ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket nonkendali (shell). Meriam jenis ini masuk dalam kategori balistik sedang dengan kecepatan tembak berkisar 250m per detik.
Sistem persenjataan tank ini memadukan artileri, rudal, dan roket dengan kontrol otomatis, sehingga tembakan tetap akurat meski kondisi di air. Kunggulan lain dimiliki Tank BMP-3F mampu beroperasi di laut selama tujuh jam. Tank ini juga dilengkapi snorkel untuk menunjang kemampuan amfibinya.

LVTP-7

Kendaraan tempur (ranpur) lapis baja ini dirancang dengan desain roda rantai, termasuk kelas tank amfibi. Ranpur ini tergolong unik, karena posturnya tampak bongsor dengan bobot mencapai 30 ton menjadikan LVTP-7 ranpur amfibi dengan bobot terberat yang dimiliki Korps Marinir. Bobot tersebut sanggup membawa 25 personel bersenjata lengkap plus tiga awak.

Senjata andalan LVTP-7 adalah SMB (Senapan Mesin Berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm. Secara teori ranpur ini biasa memuat hingga 1.200 peluru kaliber 12,7 mm. SMB bisa ditukar dengan pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 berkategori HEDP (high explosive dual purpose).

Ranpur ini dilengkapi smoke discharger kalibr 40 mm dan memilikki lapisan baja standar 5 cm sebagai perlindungan. Ranpur ini dapat dipacu hingga kecepatan 64 Km per jam di darat dengan jarak tempuh 480 Km. Sementara kondisi berenang, berkat sepasang waterjet di kiri dan kanan mampu menghasilkn daya dorong hingga kecepatan 14 Km per jam.

MPA CN -235

Untuk mendukung kegiatan patroli maritim, CN-235 MPA dilengkapi dengan Elletronica ALR 733 Radar Warning Receiver, radar Ocean Master 100 buatan Thales (pilihan lain radar Seaspray 4000 dari BAE System), dan perangkat lihat malam (FLIR-Forward Looking Infrared). Dengan FLIR ini, CN235 MPA memiliki penglihatan ekstra sehingga mampu beroperasi pada malam hari. Tak hanya itu, pesawat ini juga membawa Magnetic Anomaly Detector (MPA) yang berfungsi untuk mengetahui lokasi kapal selam.

CN235 MPA termasuk jenis pesawat berperforma tinggi. Sama halnya dengan CN235 versi militer, juga mengadopsi kemampuan lepas landas dan mendarat di landasan pendek.

Keunggulan lainnya adalah kemampuan membawa tangki bahan bakar tambahan sehingga memiliki kemampuan terbang patroli lebih lama. Bicara ke soal persenjataan, CN235 MPA mampu mengusung torpedo dan rudal. Berbagai jenis rudal macam Harpoon dan AM39 Exocet mampu dibawa pada keenam cantelan senjata di sayapnya

Sumber: Pupen TNI, tni.mil.id, wikipedia, dan beberapa sumber lainnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4440 seconds (0.1#10.140)