Pendukung UMNO Unjuk Kekuatan
A
A
A
KUALA LUMPUR - Puluhan ribu etnis Melayu yang mengenakan kaus merah, berdemonstrasi mendukung pemerintahan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak kemarin.
Unjuk rasa itu memicu kekhawatiran ketegangan rasial di negara tersebut. Para pendukung dari lebih 200 organisasi etnis Melayu berpawai melintasi kota Kuala Lumpur kemarin. Mereka menyerukan persatuan mayoritas Melayu dan mengecam para pemimpin partai oposisi dari etnis China.
Banyak pengunjuk rasa membawa spanduk mendukung Najib yang sekarang sedang menghadapi tuduhan korupsi dan salah mengelola keuangan di lembaga investasi 1Malaysia Development Bhd (1MDB). Demonstrasi itu membuat beberapa toko dan pusat bisnis tutup, terutama di wilayah etnis China. Beberapa jalan juga ditutup karena unjuk rasa tersebut.
”Jalan hidup Melayu kita dalam ancaman. Kami ingin mendukung Melayu, Najib, dan mengatakan pada etnis China untuk tetap di tempat mereka,” ujar Faisal Nur, 23, salah satu demonstran dari wilayah pedesaan Malaysia di bagian utara, dikutip kantor berita AFP .
Polisi menyatakan, sebanyak 30.000 demonstran berada di jalanan. Meski demikian diperkirakan, jumlah pengunjuk rasa lebih banyak saat mereka berkumpul di pusat kota. Massa dikerahkan dengan menggunakan sejumlah bus yang disediakan penyelenggara unjuk rasa dari berbagai wilayah pendukung partai berkuasa. Tidak ada kekerasan yang terjadi selama unjuk rasa.
Meski demikian, wartawan Reuters melihat polisi berupaya menahan ribuan kaus merah yang berupaya melewati barikade di kota tua Chinatown. Polisi antihuru- hara bersiap di lokasi kejadian untuk mengantisipasi bentrok yang bisa pecah kapan saja. Penyelenggara unjuk rasa menyerukan demonstrasi Kaus Merah untuk merespons aksi yang dilakukan kelompok oposisi yang mendesak PM Najib segera mundur dari jabatannya karena dituduh terlibat skandal korupsi.
Menurut penyelenggara demo kemarin, unjuk rasa antipemerintah yang digelar oposisi dengan memakai kaus kuning, diorganisir oleh Bersih yang sebagian besar etnis China. ”Panjang umur Melayu” tertulis di salah satu spanduk. Spanduk lainnya bertulisan ”Jangan meremehkan dan menghina Melayu”.
Unjuk rasa kemarin dikritik oleh kubu oposisi dan UMNO karena sangat provokatif. Badan survei Malaysia, Merdeka Center for Opinion Research, menyatakan hanya 24% responden yang mendukung unjuk rasa kemarin. Pemerintah Malaysia telah memperingatkan penyelenggara agar menghindari slogan rasial yang dapat memicu ketegangan.
Saat berpidato di negara bagian Sabah untuk mengenang pembentukan federasi Malaysia pada 1963, Najib memperingatkan bahaya polarisasi. ”Tidak tepat menggelar pa- wai yang didominasi satu ras, dengan ekspresi bertujuan menggulingkan pemerintahan,” ungkap Najib, dikutip kantor berita Bernama . ”Seperti kita lihat, ini kemudian memicu pawai oleh ras lain. Ini tak bisa lebih berbahaya dan berisiko merusak demokrasi kita, harmoni kita, persatuan kita,” tutur Najib.
Malaysia masih dibayangi memori kerusuhan ras mematikan pada 1969. Isu etnis dan agama sangat sensitif di negara yang etnis Melayunya mencakup sekitar 60% dari total 30 juta penduduk dan etnis China sekitar 25% serta etnis India sekitar 7%. Sejak merdeka dari pemerintah kolonial Inggris pada 1957, Malaysia dipimpin oleh koalisi multietnis pimpinan UMNO.
Pada pemilu 2013 para pemilih dari etnis China menjadi pendukung kubu oposisi sehingga oposisi mengalami kenaikan jumlah suara. Meski demikian, beberapa pengkritik Najib tidak hanya dari luar UMNO. Tokoh UMNO sekaligus mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad juga menjadi salah satu pengecam Najib.
Mahathir turut berpartisipasi dalam unjuk rasa yang digelar Bersih beberapa waktu lalu. Kondisi ini menunjukkan perpecahan internal UMNO. PM Najib menjadi sasaran kecaman banyak pihak dalam kasus hilangnya dana dari perusahaan investasi milik pemerintah.
Ditambah lagi pada Juli lalu para investigator Malaysia menemukan hampir USD700 juta di rekening pribadi Najib. Pemerintahan Najib menyatakan, dana tersebut merupakan donasi politik dari sumbersumber di Timur Tengah.
Syarifudin
Unjuk rasa itu memicu kekhawatiran ketegangan rasial di negara tersebut. Para pendukung dari lebih 200 organisasi etnis Melayu berpawai melintasi kota Kuala Lumpur kemarin. Mereka menyerukan persatuan mayoritas Melayu dan mengecam para pemimpin partai oposisi dari etnis China.
Banyak pengunjuk rasa membawa spanduk mendukung Najib yang sekarang sedang menghadapi tuduhan korupsi dan salah mengelola keuangan di lembaga investasi 1Malaysia Development Bhd (1MDB). Demonstrasi itu membuat beberapa toko dan pusat bisnis tutup, terutama di wilayah etnis China. Beberapa jalan juga ditutup karena unjuk rasa tersebut.
”Jalan hidup Melayu kita dalam ancaman. Kami ingin mendukung Melayu, Najib, dan mengatakan pada etnis China untuk tetap di tempat mereka,” ujar Faisal Nur, 23, salah satu demonstran dari wilayah pedesaan Malaysia di bagian utara, dikutip kantor berita AFP .
Polisi menyatakan, sebanyak 30.000 demonstran berada di jalanan. Meski demikian diperkirakan, jumlah pengunjuk rasa lebih banyak saat mereka berkumpul di pusat kota. Massa dikerahkan dengan menggunakan sejumlah bus yang disediakan penyelenggara unjuk rasa dari berbagai wilayah pendukung partai berkuasa. Tidak ada kekerasan yang terjadi selama unjuk rasa.
Meski demikian, wartawan Reuters melihat polisi berupaya menahan ribuan kaus merah yang berupaya melewati barikade di kota tua Chinatown. Polisi antihuru- hara bersiap di lokasi kejadian untuk mengantisipasi bentrok yang bisa pecah kapan saja. Penyelenggara unjuk rasa menyerukan demonstrasi Kaus Merah untuk merespons aksi yang dilakukan kelompok oposisi yang mendesak PM Najib segera mundur dari jabatannya karena dituduh terlibat skandal korupsi.
Menurut penyelenggara demo kemarin, unjuk rasa antipemerintah yang digelar oposisi dengan memakai kaus kuning, diorganisir oleh Bersih yang sebagian besar etnis China. ”Panjang umur Melayu” tertulis di salah satu spanduk. Spanduk lainnya bertulisan ”Jangan meremehkan dan menghina Melayu”.
Unjuk rasa kemarin dikritik oleh kubu oposisi dan UMNO karena sangat provokatif. Badan survei Malaysia, Merdeka Center for Opinion Research, menyatakan hanya 24% responden yang mendukung unjuk rasa kemarin. Pemerintah Malaysia telah memperingatkan penyelenggara agar menghindari slogan rasial yang dapat memicu ketegangan.
Saat berpidato di negara bagian Sabah untuk mengenang pembentukan federasi Malaysia pada 1963, Najib memperingatkan bahaya polarisasi. ”Tidak tepat menggelar pa- wai yang didominasi satu ras, dengan ekspresi bertujuan menggulingkan pemerintahan,” ungkap Najib, dikutip kantor berita Bernama . ”Seperti kita lihat, ini kemudian memicu pawai oleh ras lain. Ini tak bisa lebih berbahaya dan berisiko merusak demokrasi kita, harmoni kita, persatuan kita,” tutur Najib.
Malaysia masih dibayangi memori kerusuhan ras mematikan pada 1969. Isu etnis dan agama sangat sensitif di negara yang etnis Melayunya mencakup sekitar 60% dari total 30 juta penduduk dan etnis China sekitar 25% serta etnis India sekitar 7%. Sejak merdeka dari pemerintah kolonial Inggris pada 1957, Malaysia dipimpin oleh koalisi multietnis pimpinan UMNO.
Pada pemilu 2013 para pemilih dari etnis China menjadi pendukung kubu oposisi sehingga oposisi mengalami kenaikan jumlah suara. Meski demikian, beberapa pengkritik Najib tidak hanya dari luar UMNO. Tokoh UMNO sekaligus mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad juga menjadi salah satu pengecam Najib.
Mahathir turut berpartisipasi dalam unjuk rasa yang digelar Bersih beberapa waktu lalu. Kondisi ini menunjukkan perpecahan internal UMNO. PM Najib menjadi sasaran kecaman banyak pihak dalam kasus hilangnya dana dari perusahaan investasi milik pemerintah.
Ditambah lagi pada Juli lalu para investigator Malaysia menemukan hampir USD700 juta di rekening pribadi Najib. Pemerintahan Najib menyatakan, dana tersebut merupakan donasi politik dari sumbersumber di Timur Tengah.
Syarifudin
(ftr)