Pembangunan Busway Layang Dikebut

Selasa, 15 September 2015 - 10:47 WIB
Pembangunan Busway Layang Dikebut
Pembangunan Busway Layang Dikebut
A A A
JAKARTA - Pembangunan jalan layang bus Transjakarta koridor XIII Ciledug- Tendean terus dikebut. Rencana hari ini dilakukan pengangkatan box girder di sekitar kawasan Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pengangkatan box girder (beton yang mengisi struktur tengah flyover) akan dilakukan PP Construction. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Simpang Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, perkembangan pembangunan sudah menunjukkan hal yang positif. Progres pembangunan sudah mencapai 22,27% dari rencana hanya 18,39%.

Beberapa paket seperti Kostrad, Taman Puring, dan Tendean sudah menyelesaikan pekerjaan bored pile (tiang fondasi dalam yang berbentuk tabung). ”Secara garis besar para paket sudah melakukan pekerjaan on schedule . Kami harapkan para kontraktor dari paket lainnya juga segera melakukan pengangkatan box girder,” katanya kemarin.

Saat ini pihaknya juga sedang melakukan sosialisasi terkait pembebasan lahan milik warga yang terkena proyek jalan layang terpanjang yaitu 9,3 kilometer. Ada beberapa titik yang akan dilakukan pembebasan lahan. ”Pembangunan ini ditargetkan rampung selama dua tahun,” ujarnya.

Kini Dinas Bina Marga tengah melakukan pendataan terkait pembebasan lahan dari Pasar Cipulir hingga bawah flyover Kebayoran Lama. Menurut Agus, sosialisasi sedang dilakukan di empat kelurahan yakni Cipulir, Petukangan Selatan, Petukangan Utara, dan Kebayoran Lama.

”Tahap sosialisasi sudah kita lakukan terus kepada warga yang akan dilakukan pembebasan lahan. Kami akan menggunakan harga appraisal untuk membebaskan lahan warga,” jelasnya. Deputi PP Construction Johan menuturkan pengangkatan box girder akan dilaksanakan hari ini. ”Kami lakukan pengangkatan box girder di P-21 atau depan Taman Puring,” tuturnya.

Setidaknya ada 553 box girder yang akan membentang di sekitar Taman Puring. Pencetakan box girder dilakukan di pabrik. Sementara yang sudah tercetak ada 19 segmen. ”Pengangkatan dari sisi arah Kebayoran Lama nantinya,” jelasnya. Akibat kegiatan ini, jalan di kawasan ini hanya akan menyisakan satu lajur.

Kemacetan arus lalu lintas pun diperkirakan tak terhindarkan akibat ini. ”Sekarang masih dua lajur di kanan dan kiri. Kita akan melakukan pengangkatan pada malam hari,” ungkapnya. Dari pantauan di lapangan, tiang-tiang penyangga sudah berdiri tegak. Sebagian tiang ditutupi seng dan memakan badan jalan. Alhasil, jalur yang tadi tiga lajur tinggal tersisa satu lajur.

Para pekerja tampak melakukan aktivitasnya membangunkan jalan layang. Heru meminta maaf kepada masyarakat yang perjalanannya terganggu. ”Tidak ada pengalihan, tapi kami menambahkan jalur di beberapa titik,” katanya. Namun, dia juga meminta masyarakat bisa mencari jalur alternatif yang telah disediakan agar tidak terkena kemacetan parah.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) serta Polda Metro Jaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya menggunakan jalur alternatif.

Salah satu pengendara Andi mengaku pembangunan jalan layang di kawasan Jalan Kapten Tendean sangat mengganggu perjalanannya. Dia harus berangkat ke kantor satu jam lebih awal dari biasanya. ”Saya kantornya di kawasan Cikajang. Kalau berangkat dan pulang, pasti lewat kawasan itu,” katanya.

DKI Tunggu Izin Trase LRT

Di bagian lain, Pemprov DKI Jakarta menyerahkan trase proyek light rail transit (LRT) miliknya kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Penyerahan tersebut bertujuan agar trase LRT DKI Jakarta terintegrasi dengan moda transportasi massal lainnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, tujuh koridor trase proyek LRT yang menjadi kewenangannya akan dikaji ulang oleh Kemenhub. Hal tersebut dilakukan lantaran dia ingin semua moda transportasi massal dapat terintegrasi, termasuk sistem pembayarannya.

Ahok menjelaskan, untuk menyelesaikan masalah kemacetan, semua moda transportasi massal harus terintegrasi. Hal ini disambut baik Kemenhub dengan membentuk tim kerja sama transportasi. Salah satu anggota tim ini berasal dari Dishubtrans DKI Jakarta. ”Tim kerja sama itu akan menyatukan seluruh moda transportasi termasuk dengan MRT,” jelasnya.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Abdul Hadi berharap agar penentuan trase yang menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta segera diputuskan Kemenhub. Sebagai langkah awal untuk pengadaan tender kontraktor, pihaknya harus memiliki trase yang matang.

Helmi syarif/ Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3606 seconds (0.1#10.140)