Raja Saudi Janji Usut Tuntas Tragedi Mekkah

Senin, 14 September 2015 - 10:21 WIB
Raja Saudi Janji Usut...
Raja Saudi Janji Usut Tuntas Tragedi Mekkah
A A A
MEKKAH - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud akhirnya ikut turun tangan. Dia berjanji akan menemukan penyebab robohnya crane yang menewaskan 107 orang dan melukai 238 lainnya di Masjidilharam, Mekkah, pada Jumat (11/9) petang tersebut.

”Kami akan menyelidiki semua penyebabnya dan setelah itu mengumumkan hasilnya kepada warga,” ujar Raja Salman setelah mengunjungi lokasi kejadian seperti dikutip kantor berita AFP kemarin. Raja Salman juga mengungkapkan rasa dukacita kepada keluarga korban. Dia pun mengunjungi rumah sakit setempat untuk memeriksa kesehatan beberapa korban luka.

Beberapa bagian Masjidilharam masih dipasangi garis polisi kemarin, terutama di sekitar puing crane . Sejumlah jamaah haji memotret besi derek yang roboh dan melanjutkan berdoa. ”Saya harap saya meninggal dalam kecelakaan itu karena ini terjadi pada jam suci dan di tempat suci,” kata jamaah haji asal Mesir Mohammed Ibrahim.

Jamaah asal Maroko Om Salma menyatakan, ”Telepon kami tidak berhenti berdering sejak kemarin karena para kerabat hendak mengetahui kondisi kami.” Beberapa warga negara Indonesia termasuk menjadi korban tewas saat derek itu roboh. Korban lainnya berasal dari India, Malaysia, Mesir, Iran, Turki, Afghanistan, dan Pakistan.

Ahmed asal Mesir yang menjadi salah satu saksi ambruknya crane menjelaskan, dia dan orang-orang di sekelilingnya sangat takut dan histeris. ”Kami melihat orang meninggal di depan mata kami,” ujar saksi mata Sheikh Abdul Raheem kepada Arab News .

Pejabat Arab Saudi menyatakan, haji tetap dimulai pada 21 September meskipun ada tragedi tersebut. Kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, komite investigasi hingga kemarin terus bekerja untuk mencari penyebab tragedi tersebut. Kontraktor yang menangani proyek perluasan masjid telah diperintahkan untuk menjamin keamanan semua crane yang ada di lokasi tersebut.

Derek-derek itu tampak menjulang ke langit di atas proyek perluasan yang dilakukan di bawah Mecca Royal Clock Tower, gedung tertinggi ketiga di dunia tersebut. Selama bertahun-tahun, pekerjaan konstruksi terus dilakukan di lahan 400.000 meter persegi di kompleks Masjidilharam sehingga mampu menampung 2,2 juta jamaah pada saat musim haji.

Irfan al-Alawi, co-founder Islamic Heritage Research Foundation yang berbasis di Mekkah, menyatakan otoritas telah mengabaikan keberadaan sejumlah crane di sekitar masjid. ”Mereka tidak peduli pada warisan (situs bersejarah) dan mereka tidak peduli pada kesehatan dan keamanan,” ungkapnya.

Alawi merupakan pengkritik proyek pengembangan Masjidilharam. Menurut dia, proyek perluasan itu banyak menggusur situs-situs bersejarah yang terkait dengan Nabi Muhammad SAW. Namun seorang insinyur dari pengembang Saudi Binladin Group menjelaskan, crane itu dipasang dengan cara profesional dan tidak ada kesalahan teknis. ”Ini merupakan kehendak Tuhan,” katanya. Saudi Binladin Group merupakan perusahaan milik keluarga mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.

Tragedi jatuhnya crane ini semakin membuat proyek kontroversial perluasan Masjidilharam sebagai sorotan. Proyek bernilai miliaran dolar ini diluncurkan empat tahun silam. Irfan al- Alawi, misalnya, mengkhawatirkan banyaknya gedung pencakar langit di Mekkah akan membuat kota itu seperti Manhattan di Amerika Serikat (AS).

Salah satunya Mecca Royal Clock Tower setinggi 76 lantai dan kompleks Abraj al-Bait. Kemudian Hotel Fairmont Makkah Clock Royal Tower yang memiliki 56 elevator dan para tamu dapat memilih kamar hotel dengan pemandangan Kakbah di Masjidilharam. Menara jam setinggi 601 meter itu merupakan gedung tertinggi ketiga di dunia. Di puncaknya adalah bulan sabit yang dilapisi emas dan jam empat sisi yang beberapa kali lebih besar dari Big Ben di London.

Sejumlah otoritas lokal membela proyek-proyek tersebut, termasuk pembangunan jalan dan rel kereta. Langkah ini dianggap sebagai upaya modernisasi agar para pengunjung lebih nyaman. Shaker al-Sharif al- Harthi dari Kamar Dagang Mekkah membela adanya menara jam tersebut karena menjadi landmark tidak hanya di Mekkah, tapi juga seluruh Arab Saudi. Seorang guru Faisal al-Salmi menjelaskan, proyek konstruksi itu menciptakan lapangan kerja dan peluang investasi.

Dimakamkan di Mekkah

Sementara itu, data terbaru menyatakan jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal menjadi 7 orang dan 41 orang lainnya luka-luka. Saat ini yang masih dirawat berjumlah 24 orang, selebihnya sudah kembali ke pemondokan. Jamaah yang meninggal adalah Painem Dalio Abdullah dari kloter 8 Medan, Saparini Baharuddin Abdullah dari kloter 8, Nurhayati Rasad Usman dari kloter 4 Padang, dan Ferry Mauludin Arifin dari kloter 12 Jakarta-Bekasi.

”Kami juga menemukan satu jenazah lagi atas nama Adang Joppy Lili yang berasal dari kloter 16 Jakarta-Bekasi. Dengan demikian jamaah haji yang meninggal ada 7 orang,” ungkap Kepala Daerah Kerja(Daker) Mekkah Arsyad Hidayat kepada wartawan di Kantor Urusan Haji Daker Mekkah kemarin.

Adapun dua jamaah yang sebelumnya sudah resmi dinyatakan meninggal adalah Masnauli Hasibuan dari kloter 9 Medan serta Iti Rasti Darmin dari kloter 23 Jakarta-Bekasi. Kepastian ini muncul setelah tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang dipimpin Arsyad Hidayat mendatangi pemulasaraan jenazah di Almuaisim, Mekkah. Mereka melihat dan mengidentifikasi bahwa lima jenazah itu memang jamaah haji Indonesia. ”Ada tujuh saksi yang turut menyaksikan pemulasaraan jenazah di Almuaisim,” terangnya.

Dia menambahkan, pihaknya sudah menghubungi keluarga korban meninggal itu. ”Namun ada juga belum bisa kami hubungi karena keterbatasan akses,” tandasnya. Arsyad menjelaskan, ada di antara jamaah yang meninggal tersebut awalnya mengalami luka-luka dan masih dalam kondisi sadar saat dievakuasi. Namun kondisinya terus menurun dan akhirnya meninggal dunia.

Atas nama pemerintah, pihaknya menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan mendoakan agar semua amal ibadah mereka diterima Allah dan keluarga diberi kesabaran. Dalam perkembangan terakhir, sebanyak 18 jamaah haji telah diperbolehkan pulang oleh RS Arab Saudi (RSAS) dan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).

Mereka merupakan bagian dari total 41 jamaah haji yang terluka dalam musibah crane roboh.”Semua jamaah haji Indonesia yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi tak dikenai biaya apa pun,” tegasnya.

Mengenai jenazah ketujuh jamaah haji, Arsyad mengaku sudah menghubungi muassasah. Jenazah rencananya akan dimakamkan di pemakaman umum Sharaya, Mekkah. Dia menjelaskan bahwa semua akomodasi jamaah haji Indonesia dikelola Muassasah Asia Tenggara yang memiliki tim operasional yang disebut maktab. Maktab tersebut yang akan mengurus pemakaman ketujuh jamaah Indonesia.

”Jadi bukan kami yang melakukan pemakaman. Setelah ada pemberitahuan dari PPIH, maka maktab mengambil jenazah dan akan diberi waktu seandainya ada keluarga yang mau melihat dan bertemu jenazah sebelum dimakamkan,” katanya.

Sementara itu, Arsyad mengaku menerima laporan adanya dua jamaah hilang. Saat ini proses pencarian masih dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi. Tim Perlindungan Jamaah sudah melakukan pengecekan ke rumah sakit yang ada di Mekkah.

Daker Mekkah juga akan menelusuri tempat penyimpanan jenazah di Almuaisim untuk menemukan jamaah haji Indonesia. Jika tidak ditemukan di rumah sakit dan penyimpanan jenazah, Daker Mekkah akan mengupayakan langkah terakhir, yakni melaporkan ke Pemerintah Arab Saudi.

Dilarang Jemput

Adapun Ferry Mauludin Arifin, 37, satu dari tujuh jamaah haji asal Indonesia yang meninggal dalam insiden Masjidilharam, merupakan pegawai PT Freeport Indonesia. Sebelum berangkat, Ferry minta agar tidak dijemput di bandara sepulangnya dari Tanah Suci nanti. Namun takdir berkata lain, Ferry benar tidak akan kembali.

”Kami semua dilarang jemput karena sesuai rencana kepulangan dia ke Indonesia kemungkinan malam. Dia memilih naik taksi agar keluarga tidak repot,” ujar Linda Marlinda, 38, istri almarhum di rumah duka, Bekasi, Jawa Barat, kemarin.

Menurut Linda, keluarga saat itu menuruti permintaan suaminya. Ferry berangkat ke Tanah Suci pada 26 Agustus 2015 dan rencananya kembali ke Tanah Air pada 3 Oktober. ”Insya Allah kami ikhlas dan hanya dapat mengirim doa untuknya agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” tuturnya.

Ferry menikah dengan Linda pada 2013. Keduanya dikaruniai seorang anak perempuan yang kini berusia 10 bulan bernama Zia Aisyah Shabila. Linda mengungkapkan, pesan singkat yang terakhir ia kirim untuk sang suami mengenai konser band asal Amerika Serikat Bon Jovi di Jakarta. Pesan tersebut dikirim Kamis sehari sebelum konser berlangsung. ”Dia suka nonton konser, jadi saya beri tahu besok (Jumat) ada konser Bon Jovi,” ujar Linda.

Suaminya hanya membalas sekenanya dan Linda juga sempat menanyakan mengenai teman mereka yang tinggal di Tanah Abang. Setelah itu, sudah tidak ada kabar dari Ferry sampai akhirnya Jumat tengah malam dia mendapat informasi bahwa crane ambruk di Masjidilharam menyebabkan sejumlah jamaah calon haji meninggal.

Linda mendapat kepastian suaminya menjadi korban meninggal pada Minggu pagi sekitar pukul 05.30 WIB setelah orang yang mengaku dari Kemenag di Mekkah menelepon. Sementara sebelum itu, Linda bolak-balik menelepon call center untuk memastikan nasib suaminya itu.

s yarifudin/ sindonews.com
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7478 seconds (0.1#10.140)