PAP Diprediksi Tetap Unggul

Sabtu, 12 September 2015 - 10:56 WIB
PAP Diprediksi Tetap Unggul
PAP Diprediksi Tetap Unggul
A A A
SINGAPURA - Warga Singapura kemarin memberikan suaranya pada pemilu paling panas sepanjang sejarah negara itu. Oposisi berupaya memperkuat posisinya sebagai penyeimbang partai berkuasa yang telah setengah abad mendominasi.

Partai Aksi Rakyat (PAP) yang salah satu pendirinya adalah pemimpin kemerdekaan Lee Kuan Yew, diperkirakan tetap meraih suara mayoritas di 89 kursi parlemen Singapura. Meski demikian, para pengamat menilai oposisi akan semakin kuat, seperti yang terjadi pada Pemilu 2011.

Kebangkitan oposisi dapat membuka peluang munculnya sistem dua partai di negara tersebut. Kontrol PAP di media arus utama Singapura harus menghadapi tekanan dalam kampanye yang dilancarkan melalui portal-portal independen. Kubu oposisi juga secara agresif menggunakan platform media sosial seperti Facebook dan YouTube. Departemen Pemilu Singapura menyatakan, 1,15 juta pemilih dari 2,46 juta pemilih terdaftar memberikan suara mereka dalam pemilu kemarin.

” Apa pun hasilnya, saya hanya berharap pemerintahan ini, partai ini, tetapsesuaiaturan,” ujarguru sekolah Gayathri Chandra, 24, pada kantor berita AFP . Gayathri baru pertama kali memberikan suara dalam pemilu, kemarin. Dia mengharapkan perubahan pemerintahan di berbagai bidang. Sebagian besar anggota parlemen dipilih sesuai kelompok geografis. PAP pada Pemilu 2011 terkejut saat dukungan suara turun 60%, terendah sepanjang sejarah.

PAP selama ini berhasil membawa negara bekas koloni Inggris itu menuju kesejahteraan, meskipun sering menggunakan tangan besi untuk menekan para lawan politiknya. Partai berkuasa pada Pemilu 2011 mampu menguasai 80 kursi karena sistem pengambilan suara per wilayah. Adapun oposisi Partai Pekerja (WP) memiliki tujuh kursi. Ini merupakan perolehan kursi oposisi terbesar sepanjang sejarah.

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyerahkan nasib PAP pada catatan kinerjanya. ” Dalam pemilu ini kami melihat kartu laporan. Kami bangga pada itu. Saya harap Anda juga bangga. Kami meminta Anda memberikan mandat. Bekerja bersama kami, bantu kami membuat segalanya lebih baik bagi Singapura,” ujarnya dalam pidato kampanye pemilu terakhir pada Rabu (9/9) lalu. Adapun WP meminta para pemilih mendukung upaya oposisi mengimbangi PAP di parlemen.

Dengan demikian, oposisi dapat memaksa pemerintah mereformasi kebijakan tentang imigrasi, layanan kesehatan, dan jaring pengaman sosial untuk warga miskin dan lanjut usia. ” Kita tidak bisa membiarkan Singapura jatuh dalam situasi di mana keselamatan kita tergantung hanya pada PAP, atau hanya pada satu partai mana pun,” ujar Kepala WP Low Thia Khiang, tokoh karismatik mantan guru sekolah, dalam pidato kampanyenya.

Pemilu ini dibayangi penurunan ekonomi di negara itu, akibat lemahnya permintaan ekspor dan tekanan domestik dari kurangnya sumber daya manusia akibat berkurangnya asupan pekerja asing sebagai reaksi atas tekanan publik. Lembaga pemeringkat kredit Moodys telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura tahun ini menjadi 1,7%, turun tajam dari pertumbuhan aktual 2,9% pada 2014.

Adanya larangan publikasi survei pemilih sebelum pemilu menyulitkan banyak pihak untuk memprediksi hasil pemilu kemarin. Firma riset lokal, Blackbox, memperkirakan persaingan sangat ketat di wilayah timur yang menjadi basis oposisi. Di wilayah itu pula lima kursi distrik direbut oposisi dari PAP pada Pemilu 2011.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6802 seconds (0.1#10.140)