Bendera Palestina Bisa Berkibar di PBB
A
A
A
NEW YORK - Palestina bisa mengibarkan bendera di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah memenangkan pemungutan suara.
Keputusan itu sebagai kemenangan diplomatik Palestina yang memperjuangkan pengakuan sebagai negara yang berdaulat. Resolusi tersebut didukung 119 anggota PBB dan delapan negara menentang termasuk Israel dan Amerika Serikat (AS) pada pemungutan suara di Sidang Umum PBB, Kamis (10/9) waktu setempat.
Sedangkan, 45 negara lain memilih abstain. Dengan begitu, bendera Palestina bisa berkibar bersama dengan anggota PBB lainnya. Selain Palestina, resolusi tersebut juga mengizinkan bendera Vatikan dikibarkan di PBB. Badan dunia itu kini memiliki waktu 20 hari untuk mengimplementasikan resolusi tersebut. Pengibaran bendera Palestina di PBB diperkirakan bertepatan dengan kunjungan Presiden Mahmoud Abbas pada 30 September mendatang.
”Itu merupakan suatu simbolis. Tapi, langkah selanjutnya adalah menyolidkan pilar Negara Palestina di ranah internasional,” kata Riyad Mansour, Perwakilan Palestina di PBB, dikutip AFP . Mansour mengungkapkan, inisiatif tersebut memberikan harapan komunitas internasional mendukung kemerdekaan Palestina. Segala suatu (di Palestina) itu suram dan gelap, ditambah dengan proses politik yang terhenti dan Gaza semakin menderita.
”Resolusi bendera itu menjadi lilin kecil yang menjaga harapan rakyat Palestina,” ujarnya. Di Paris, Perdana Menteri (PM) Palestina Rami Hamdallah menyebut, pemungutan suara tentang bendera itu sebagai ”langkah menuju keanggotaan penuh PBB bagi Palestina.” Komentar Hamdallah itu setelah dia bertemu dengan PM Prancis Manuel Valls. ”Suatu hari nanti, saya berharap Prancis akan mengakui Negara Palestina,” tuturnya.
Negara anggota Uni Eropa (UE) terbelah dalam keputusan resolusi tersebut. Prancis, Rusia, dan Swedia mendukung Palestina. Sedangkan, Inggris, Jerman, Austria, Finlandia, Belanda, dan Siprus memilih abstain. China juga ikut mendukung resolusi tersebut. Israel dan AS tetap bersikeras menentang keputusan pengibaran bendera Palestina. Kanada dan Australia juga senada dengan sikap Israel.
”Mengibarkan bendera di luar kantor pusat PBB bukan alternatif untuk negosiasi (antara Palestina- Israel). Itu juga tidak akan membawa semua pihak untuk berdamai,” kata Dubes AS untuk PBB Samantha Power. Sedangkan, Dubes Israel untuk PBB Ron Prosor menganggap tidak ada pemungutan suara yang bisa mengubah sikap simbolis kosong menjadi sebuah negara.
”Palestina dengan sinis memanipulasi PBB untuk meraih poin politik,” tudingnya, dilansir Reuters . Abbas dan PM Israel Benjamin Netanyahu merupakan pemimpin dunia yang akan datang ke kantor pusat PBB pada akhir September nanti. Pada 25 September mendatang mereka akan mengikuti Konferensi Anti-Kemiskinan dan debat Sidang Umum PBB tahunan.
Abbas dijadwalkan akan berpidato di Sidang Umum PBB pada 30 September mendatang. Sementara, Indonesia mendukung pengesahan resolusi pengibaran bendera Palestina di PBB. Itu merupakan bentuk konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan hak rakyat Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh.
”Sebagaimana ditegaskan oleh Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dubes Desra Percaya, Indonesia sejak awal inisiatif itu dimunculkan, senantiasa mengawal agar rancangan resolusi tersebut dapat didukung oleh sebanyak mungkin negara anggota, dan dapat disahkan sebagai sebuah resolusi,” kata Anindityo Adi Primasto, Sekretaris II pada Misi Tetap Republik Indonesia untuk PBB, kepada KORAN SINDO.
Pengibaran bendera Palestina bersama-sama dengan negara- negara anggota PBB lainnya, menurut Anindityo, merupakan sejarah baru untuk mendorong pengakuan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
Andika hendra m
Keputusan itu sebagai kemenangan diplomatik Palestina yang memperjuangkan pengakuan sebagai negara yang berdaulat. Resolusi tersebut didukung 119 anggota PBB dan delapan negara menentang termasuk Israel dan Amerika Serikat (AS) pada pemungutan suara di Sidang Umum PBB, Kamis (10/9) waktu setempat.
Sedangkan, 45 negara lain memilih abstain. Dengan begitu, bendera Palestina bisa berkibar bersama dengan anggota PBB lainnya. Selain Palestina, resolusi tersebut juga mengizinkan bendera Vatikan dikibarkan di PBB. Badan dunia itu kini memiliki waktu 20 hari untuk mengimplementasikan resolusi tersebut. Pengibaran bendera Palestina di PBB diperkirakan bertepatan dengan kunjungan Presiden Mahmoud Abbas pada 30 September mendatang.
”Itu merupakan suatu simbolis. Tapi, langkah selanjutnya adalah menyolidkan pilar Negara Palestina di ranah internasional,” kata Riyad Mansour, Perwakilan Palestina di PBB, dikutip AFP . Mansour mengungkapkan, inisiatif tersebut memberikan harapan komunitas internasional mendukung kemerdekaan Palestina. Segala suatu (di Palestina) itu suram dan gelap, ditambah dengan proses politik yang terhenti dan Gaza semakin menderita.
”Resolusi bendera itu menjadi lilin kecil yang menjaga harapan rakyat Palestina,” ujarnya. Di Paris, Perdana Menteri (PM) Palestina Rami Hamdallah menyebut, pemungutan suara tentang bendera itu sebagai ”langkah menuju keanggotaan penuh PBB bagi Palestina.” Komentar Hamdallah itu setelah dia bertemu dengan PM Prancis Manuel Valls. ”Suatu hari nanti, saya berharap Prancis akan mengakui Negara Palestina,” tuturnya.
Negara anggota Uni Eropa (UE) terbelah dalam keputusan resolusi tersebut. Prancis, Rusia, dan Swedia mendukung Palestina. Sedangkan, Inggris, Jerman, Austria, Finlandia, Belanda, dan Siprus memilih abstain. China juga ikut mendukung resolusi tersebut. Israel dan AS tetap bersikeras menentang keputusan pengibaran bendera Palestina. Kanada dan Australia juga senada dengan sikap Israel.
”Mengibarkan bendera di luar kantor pusat PBB bukan alternatif untuk negosiasi (antara Palestina- Israel). Itu juga tidak akan membawa semua pihak untuk berdamai,” kata Dubes AS untuk PBB Samantha Power. Sedangkan, Dubes Israel untuk PBB Ron Prosor menganggap tidak ada pemungutan suara yang bisa mengubah sikap simbolis kosong menjadi sebuah negara.
”Palestina dengan sinis memanipulasi PBB untuk meraih poin politik,” tudingnya, dilansir Reuters . Abbas dan PM Israel Benjamin Netanyahu merupakan pemimpin dunia yang akan datang ke kantor pusat PBB pada akhir September nanti. Pada 25 September mendatang mereka akan mengikuti Konferensi Anti-Kemiskinan dan debat Sidang Umum PBB tahunan.
Abbas dijadwalkan akan berpidato di Sidang Umum PBB pada 30 September mendatang. Sementara, Indonesia mendukung pengesahan resolusi pengibaran bendera Palestina di PBB. Itu merupakan bentuk konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan hak rakyat Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh.
”Sebagaimana ditegaskan oleh Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dubes Desra Percaya, Indonesia sejak awal inisiatif itu dimunculkan, senantiasa mengawal agar rancangan resolusi tersebut dapat didukung oleh sebanyak mungkin negara anggota, dan dapat disahkan sebagai sebuah resolusi,” kata Anindityo Adi Primasto, Sekretaris II pada Misi Tetap Republik Indonesia untuk PBB, kepada KORAN SINDO.
Pengibaran bendera Palestina bersama-sama dengan negara- negara anggota PBB lainnya, menurut Anindityo, merupakan sejarah baru untuk mendorong pengakuan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
Andika hendra m
(ars)