Berjuang Jadi Kulit Hitam Afrika Pertama di Antariksa
A
A
A
Dalam satu abad perjalanan antariksa, lebih dari 500 orang telah melihat planet Bumi dari sudut pandang unik. Sayangnya, belum ada seorang pun kulit hitam Afrika menjadi salah satu dari mereka.
Sekarang seorang warga Nigeria dan dua warga Afrika Selatan sedang berlomba menjadi yang pertama di antariksa setelah masuk dalam daftar pencarian talenta global untuk mengirim ”ikon pemuda masa depan” ke antariksa. Pemenangnya akan menjalani pelatihan intensif, pengalaman ekstrem kekuatan gravitasi atau Gforces , dan pengalaman tanpa bobot.
Mereka kemudian akan lepas landas menggunakan pesawat antariksa Lynx yang dikembangkan XCOR asal Amerika Serikat (AS). Perjalanan antariksa itu paling cepat akan dilakukan tahun depan. Salah satu dari ketiga orang itu adalah Freeman Osonuga. Dia berkompetisi dengan 30 calon untuk Rising Star Programme yang dijalankan oleh agensi talenta Kruger Cowne dan badan amal One Young World. Dua lembaga itu berbasis di London.
”Ini terasa hebat, menjadi bagian dari pencipta sejarah. Dalam posisi menginspirasi satu generasi dan benua,” ujar Osonuga pada kantor berita AFP . Dia seorang dokter di rumah sakit di Lagos, kota terbesar di Nigeria. ”Ini peluang langka menjadi lentera harapan bagi benua ini. Itu menunjukkan kita dapat mencapai bintangbintang dan mencapai potensi kita.” Osonuga yang tumbuh dalam lingkungan miskin di negara bagian Ogun merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.
Dia juga tidak asing dalam menghadapi berbagai risiko. Pria berusia 30 tahun itu baru saja kembali dari misi enam bulan di Sierra Leone sebagai bagian tim respons Ebola Uni Afrika. Dia pun mendapat penghargaan Meritorious Service Award dari negara tersebut. Dia menyadari bahaya yang dihadapinya, tapi menurutnya, setiap upaya untuk menyelamatkan nyawa sesama manusia masih lebih bernilai.
”Aktivitas berisiko yang saya lakukan tidak hanya menyenangkan atau fun , tapi untuk tujuan kemanusiaan,” ujarnya yang mengaku ingin merasakan pengalaman tanpa bobot. XCOR menawarkan penerbangan satu jam senilai USD95.000 di pesawat yang lepas landas dari Gurun Mojave di California. Perusahaan itu telah menjual ratusan tiket meski hingga saat ini belum memulai perjalanan komersialnya.
Pesawat antariksa miliknya, Lynx Mark II, mampu membawa satu pilot dan satu penumpang di ketinggian lebih dari 100 kilometer, atas yang disebut batas Karman. Ini perbatasan antara atmosfer dan angkasa luar. Daftar kandidat yang masuk dalam Rising Star akan dipangkas menjadi tiga finalis yang akan memberikan pidato selama 15 menit dengan tema apa pun pada penonton sebanyak 1.300 orang dari 196 negara di One Young World Summit, Bangkok, pada November mendatang.
Tim juri akan memutuskan kandidat yang paling cocok untuk perjalanan sekali seumur hidup tersebut. Pemenang lomba ini pun layak menyebut dirinya sebagai astronot.
Syarifudin
Sekarang seorang warga Nigeria dan dua warga Afrika Selatan sedang berlomba menjadi yang pertama di antariksa setelah masuk dalam daftar pencarian talenta global untuk mengirim ”ikon pemuda masa depan” ke antariksa. Pemenangnya akan menjalani pelatihan intensif, pengalaman ekstrem kekuatan gravitasi atau Gforces , dan pengalaman tanpa bobot.
Mereka kemudian akan lepas landas menggunakan pesawat antariksa Lynx yang dikembangkan XCOR asal Amerika Serikat (AS). Perjalanan antariksa itu paling cepat akan dilakukan tahun depan. Salah satu dari ketiga orang itu adalah Freeman Osonuga. Dia berkompetisi dengan 30 calon untuk Rising Star Programme yang dijalankan oleh agensi talenta Kruger Cowne dan badan amal One Young World. Dua lembaga itu berbasis di London.
”Ini terasa hebat, menjadi bagian dari pencipta sejarah. Dalam posisi menginspirasi satu generasi dan benua,” ujar Osonuga pada kantor berita AFP . Dia seorang dokter di rumah sakit di Lagos, kota terbesar di Nigeria. ”Ini peluang langka menjadi lentera harapan bagi benua ini. Itu menunjukkan kita dapat mencapai bintangbintang dan mencapai potensi kita.” Osonuga yang tumbuh dalam lingkungan miskin di negara bagian Ogun merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.
Dia juga tidak asing dalam menghadapi berbagai risiko. Pria berusia 30 tahun itu baru saja kembali dari misi enam bulan di Sierra Leone sebagai bagian tim respons Ebola Uni Afrika. Dia pun mendapat penghargaan Meritorious Service Award dari negara tersebut. Dia menyadari bahaya yang dihadapinya, tapi menurutnya, setiap upaya untuk menyelamatkan nyawa sesama manusia masih lebih bernilai.
”Aktivitas berisiko yang saya lakukan tidak hanya menyenangkan atau fun , tapi untuk tujuan kemanusiaan,” ujarnya yang mengaku ingin merasakan pengalaman tanpa bobot. XCOR menawarkan penerbangan satu jam senilai USD95.000 di pesawat yang lepas landas dari Gurun Mojave di California. Perusahaan itu telah menjual ratusan tiket meski hingga saat ini belum memulai perjalanan komersialnya.
Pesawat antariksa miliknya, Lynx Mark II, mampu membawa satu pilot dan satu penumpang di ketinggian lebih dari 100 kilometer, atas yang disebut batas Karman. Ini perbatasan antara atmosfer dan angkasa luar. Daftar kandidat yang masuk dalam Rising Star akan dipangkas menjadi tiga finalis yang akan memberikan pidato selama 15 menit dengan tema apa pun pada penonton sebanyak 1.300 orang dari 196 negara di One Young World Summit, Bangkok, pada November mendatang.
Tim juri akan memutuskan kandidat yang paling cocok untuk perjalanan sekali seumur hidup tersebut. Pemenang lomba ini pun layak menyebut dirinya sebagai astronot.
Syarifudin
(ars)