Sindir Rusia, Keamanan Uni Eropa Sangat Suci

Kamis, 10 September 2015 - 12:13 WIB
Sindir Rusia, Keamanan Uni Eropa Sangat Suci
Sindir Rusia, Keamanan Uni Eropa Sangat Suci
A A A
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, 60, memperingatkan Rusia bahwa keamanan negara anggota Uni Eropa (UE) merupakan suatu hal yang suci. Penegasan itu di tengah krisis Ukraina yang belum menemui titik temu.

”Keamanan dan perbatasan anggota UE adalah hal yang tak bisa disentuh. Saya ingin ini dimengerti dengan sangat jelas oleh Moskow,” kata Juncker dalam sidang pertama Parlemen Eropa kemarin. ”Polandia dan negara-negara Baltik dan lainnya merupakan anggota UE yang sangat penting. Mereka seharusnya tidak berpikir kalau (krisis) terjadi, kita tidak akan melindungi mereka,” tegas dia, dikutip AFP .

Dia menambahkan UE memiliki tugas untuk melindungi keamanan semua pihak. Anggota UE seperti Polandia, Latvia, Lituania, dan Estonia sangat khawatir jika Rusia ingin mencaplok mereka. Dia mengungkapkan negara anggota UE tersebut seharusnya mengetahui bahwa solidaritas bukan kata kosong.

”Kita hadir di sana dan kita akan berada di sana jika dibutuhkan,” tutur mantan Perdana Menteri Luxembourg itu. Negara anggota UE memandang Rusia bermain dalam konflik di Ukraina yang telah menewaskan 8.000 orang. Sanksi ekonomi UE terhadap Moskow akan berakhir pada Januari mendatang.

Sementara itu, Juncker juga berbicara tentang krisis pengungsi di UE. Dia menjabarkan rencana darurat untuk mendistribusikan 160.000 pengungsi kepada 28 negara anggota UE. Dia juga menjanjikan mekanisme pencari suaka permanen untuk menangkal krisis serupa pada masa mendatang. ”Eropa tidak bisa membiarkan Yunani, Hungaria, dan Italia untuk menghadapi banjir migran,” tutur Juncker, dikutip Reuters.

Dia menyerukan Eropa harus menghadapi krisis migran itu dengan memperhatikan faktor kemanusiaan, martabat, dan keadilan sejarah. Sebanyak 500.000 migran yang tiba di Eropa tahun ini karena melarikan diri dari perang di Suriah dan Libya. Politikus kelahiran 9 Desember 1954 itu menyatakan Eropa saat ini masih merepresentasikan lentera harapan di mata perempuan dan lelaki Timur Tengah dan Afrika.

Itu bisa menjadi suatu kebanggaan dan bukan suatu hal yang patut dikhawatirkan. ”Eropa yang ingin saya tinggali digambarkan oleh orang-orang yang ingin membantu (para m i - gran),” tuturnya dalam pidato selama 80 menit itu. Dia menyerukan agar negara Eropa tidak membedakan pengungsi berdasarkan rasa, suku, dan agama. Sebagai solusi menghadapi krisis migran masa depan, Juncker mengusulkan UE akan mengelola garis perbatasan secara bersama-sama.

Dia berjanji akan meningkatkan badan perbatasan Frontex dan mendirikan pasukan penjaga pantai serta sistem perbatasan Eropa yang kuat. ”Perlunya pengembalian migran ilegal ke negara asal,” tuturnya. Proposal Juncker itu mendapatkan perlawanan dari pemerintahan anggota UE. Banyak negara yang menolak kuota pengungsi yang diajukan UE.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7035 seconds (0.1#10.140)
pixels