Bandara Sultan Thaha Jambi Masih Lumpuh Total

Rabu, 09 September 2015 - 11:11 WIB
Bandara Sultan Thaha...
Bandara Sultan Thaha Jambi Masih Lumpuh Total
A A A
JAMBI - Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi masih lumpuh akibat kabut asap yang semakin pekat. Tercatat 24 penerbangan dari dan menuju Jambi dibatalkan serta 12 jadwal penerbangan ditunda, kemarin.

Menurut Plt General Manager Otoritas Bandara STS Jambi Gurit Setiawan, dalam beberapa hari ini sejumlah maskapai sudah lebih dahulu membatalkan penerbangan mereka. ”Bahkan hari ini (kemarin) yang membatalkan sudah ada 24 penerbangan dari dan ke Jambi serta 12 penerbangan ditunda,” ujar Gurit.

Keputusan pembatalan penerbangan tersebut memang sangat tepat. Jarak pandang di kawasan bandara hanya 300 meter. Sementara jarak pandang minimal untuk penerbangan 1.000 meter. Kondisi sama terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Tujuh penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam hingga kemarin siang dibatalkan akibat gangguan kabut asap.

Dampak kabut asap di bandara tersebut sudah terjadi lebih dari 10 hari terakhir. Hal itu mengakibatkan 50 penerbangan di bandara tersebut ditunda dan dibatalkan. Menurut dia, Hang Nadim sebenarnya memiliki sistem keselamatan, khususnya saat pendaratan yang lebih baik dibandingkan sejumlah bandara lain di Sumatera. Termasuk panjang landas pacu yang mencapai 4,025 kilometer. Itu memungkinkan pesawat-pesawat tetap mendarat dengan baik meski dalam jarak pandang terbatas.

”Sebenarnya kami hanya terdampak. Di Batam ini tidak ada masalah jika Sumatera daratan tidak terganggu asap tebal,” kata Kepala Bagian Umum Hang Nadim Batam Suwarso. Di Riau Otoritas Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyatakan ada 22 penerbangan mengalami gangguan karena memburuknya jarak pandang akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Riau. Enam belas penerbangan ditunda dan enam lainnya dipastikan batal terbang.

Persoalan kabut asap tersebut tentu bukan hanya terjadi di Sumatera. Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Hadi Prabowo bahkan akan menaikkan status Siaga Darurat asap menjadi Tanggap Darurat.

”Status Tanggap Darurat belum diresmikan karena masih menunggu proses administrasi selesai. Tapi, sesuai prosedur dan kriteria, memang sudah harus Tanggap Darurat,” kata Hadi dalam rapat pembentukan Satgas Tim Terpadu Penanggulangan Asap di Palangka Raya, Kalteng kemarin.

Waspadai Hipoksia Akibat Kabut Asap

Sementara itu, pakar kesehatan dan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengingatkan berbagai pihak guna mewaspadai dampak munculnya hipoksia atau kekurangan oksigen akibat kabut asap hasil pembakaran lahan.

Menurut dia, selain dampak langsung dari asap yang mengganggu pernafasan, iritasi mata dan kulit, kondisi asap juga akan menyebabkan penurunan kadar oksigen udara luar yang berdampak buruk terhadap kesehatan. ”Hipoksia adalah kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan permasalahan kesehatan karena akan berpengaruh pada organ-organ tubuh kita,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta itu.

Dia menambahkan, kadar oksigen yang rendah pada seseorang yang sudah mempunyai sumbatan pada pembuluh darah jantung, jelas akan menyebabkan jantung mengalami penurunan suplai oksigen. Akibatnya, jantung mengalami iskemia (kekurangan oksigen), bahkan sampai terjadi infark (kematian jaringan).

M ridwan/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5021 seconds (0.1#10.140)