11 Jenazah TKI Korban Kapal Karam Dipulangkan

Rabu, 09 September 2015 - 10:55 WIB
11 Jenazah TKI Korban Kapal Karam Dipulangkan
11 Jenazah TKI Korban Kapal Karam Dipulangkan
A A A
JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Lalu Muhammad Iqbal kemarin mengungkapkan bahwa 11 jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban kapal tenggelam dipulangkan ke Indonesia.

Sementara hari ini, lima jenazah juga dikirim ke keluarga mereka di Indonesia. ”Sebelas jenazah yang dipulangkan itu termasuk enam ke Aceh, dua ke Surabaya, dan Medan sebanyak tiga jenazah,” tutur Iqbal kemarin di Jakarta. ”Khusus untuk hari ini, lima jenazah yang dipulangkan terdiri dari satu jenazah ke Aceh, satu ke Surabaya, dua jenazah ke Medan, dan satu jenazah ke Yogyakarta,” imbuhnya.

Menurut Iqbal, hingga kemarin malam, jumlah korban tewas mencapai 62 orang dan 39 di antaranya berhasil diidentifikasi. ”Dengan demikian, 23 jenazah belum teridentifikasi,” paparnya. Dia juga mengungkapkan hari ini merupakan hari terakhir pencarian korban kapal yang tenggelam di Sabak Bernam, Selangor, Malaysia. Kapal yang mengangkut TKI tenggelam pada Kamis (3/9) lalu saat hendak berlayar ke Indonesia.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur mengungkapkan, pemerintah daerah terus berusaha menelusuri keluarga korban berdasarkan identitas yang ditemukan. Proses identifikasi jenazah terus berlangsung melalui identifikasi visual ataupun identifikasi ciriciri tubuh. ”Identifikasi melalui tes DNA juga telah dilakukan dengan mengambil sampel DNA keluarga oleh Tim DVI Polisi Malaysia,” demikian pernyataan resmi KBRI.

Sementara dari Blitar, Jawa Timur, keluarga salah satu korban kapal karam, Suyanti, 37, tidak kuasa menahan kesedihan. Suyanti yang sudah enam tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia harus membawa kerinduan untuk dua buah hatinya, Ike Yuli, 13, dan Dewi Khoirin Nisa, 9, ke liang kubur.

”Itu telepon terakhirnya sebelum naik ke kapal yang akhirnya tenggelam. Katanya keinginan pulang karena kangen dengan anaknya,” ungkap Sumaji, 70, ayah Suyanti saat ditemui di rumah duka Dusun Sidomulyo, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, kemarin. Sumaji menceritakan, Suyanti sebenarnya sudah berniat pulang lebih awal, yakni dua hari sebelum musibah d itu terjadi. Namun, rencananya gagal karena pekerjaan yang belum selesai.

”Berkali-kali dalam pembicaraan telepon itu, Yanti mengatakan yang penting semua sehat dan selamat. Ternyata kangen itu dibawanya sampai mati,” kata Sumaji dengan mata berkaca-kaca. Suami Suyanti, Ardiansyah, mengabarkan kepada keluarga bahwa kapal yang ditumpangi Yanti karam. Lelaki asal Riau itu juga yang mengurus proses pemulangan jenazah dari Malaysia.

”Suaminya ini (Ardiansyah) juga bekerja di Malaysia. Katanya, dia sudah menawari Yanti pulang ke Indonesia setelah Lebaran Idul Adha dengan naik pesawat. Namun oleh anak saya, ditolak karena sudah kangen keluarga,” jelas Sumaji. Meski proses pemulangan diurus negara, termasuk pemberian tali asih kepada keluarga yang ditinggalkan, status buruh migran Suyanti di Malaysia ternyata ilegal.

Menurut keterangan Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Blitar Yudi Priyono, nama Suyanti tidak tercatat dalam database buruh migran jalur resmi. Tahun ini ada sekitar 2.000-an warga Kabupaten Blitar yang tercatat sebagai buruh migran. ”Artinya status buruh migran yang bersangkutan adalah ilegal. Saat diberi tahu provinsi (Disnakertrans Jatim), kita juga sempat kesulitan melacaknya,” ujarnya.

Sebagai konsekuensi, lanjut Yudi, korban kemungkinan akan sulit mendapatkan hak-haknya. Namun, Disnakertrans Blitar siap memfasilitasi bila memang pihak keluarga hendak mengurusnya. ”Semisal pihak keluarga ingin mengurus hak korban yang belum diberikan majikan, kita siap memfasilitasi,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, otoritas Malaysia masih menyelidiki penyebab kecelakaan ini. Namun, duagaan sementara diduga akibat kelebihan muatan.

Andika hendra m/ solichan arif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7855 seconds (0.1#10.140)
pixels