Jarak Pandang Hanya 50 Meter

Selasa, 08 September 2015 - 09:56 WIB
Jarak Pandang Hanya 50 Meter
Jarak Pandang Hanya 50 Meter
A A A
”Pelalawan merupakan daerah dengan kabut asap paling tebal di Riau, hingga menyebabkan jarak pandang 50 meter,” kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru kemarin.

Selain Pelalawan, kabut asap tebal juga menyelimuti Pekanbaru dan Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, dengan jarak pandang masing-masing 200 meter.

Sementara di Dumai, jarak pandang tercatat sekitar 800 meter. BMKG menyatakan, berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua, terdeteksi 45 titik panas di tujuh kabupaten di Riau. Pelalawan dan Indragiri Hulu merupakan daerah dengan titik panas terbanyak, yakni 13 dan 12 titik. Sementara Indragiri Hilir terdeteksi 10 titik panas, Kampar dan Siak masingmasing 3 titik panas, serta Rokan Hulu dan Rokan Hilir masing-masing 2 titik panas.

”Dari 45 titik panas, 27 di antaranya merupakan titik api yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan 70%,” ujar Sugarin. Kondisi kabut asap yang terus memburuk tersebut tentu mengganggu hampir semua aktivitas masyarakat. Jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pun nyaris lumpuh sejak awal September lalu. Bahkan, Bandara Sultan Syarif Kasim II menyebutkan, 20 penerbangan dari dan menuju Kota Pekanbaru, Riau, kembali dibatalkan akibat kabut asap, kemarin.

”Sesuai schedule hari ini (kemarin) sampai pukul 13.00 WIB, maskapai sudah membatalkan 20 penerbangan dari dan menuju Pekanbaru,” kata Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Hasnan Siregar kemarin. Penerbangan pergi pulang yang dibatalkan maskapai tersebut, terutama rute domestik dari bandara setempat seperti rute Pekanbaru-Jakarta, Pekanbaru- Batam, Pekanbaru- Bandung, Pekanbaru-Yogyakarta, dan Pekanbaru-Surabaya.

”Jarak pandang pagi tadi (kemarin) pukul 7.00 WIB hanya 50 meter. Bahkan, pukul 6.30 WIB cuma 30 meter, dan pukul 6.50 WIB baru 50 meter. Kondisi itu jelas berbahaya bagi penerbangan karena pilot pesawat tidak bisa melihat landasan pacu bandara,” ucapnya. BMKG mengungkapkan, kabut asap dari Jambi dan Sumatera Selatan makin meluas dan menyelimuti Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong, Bengkulu.

Kebetulan, dua kabupaten itu memang berada di perbatasan kedua provinsi tersebut, sehingga asap mulai mengarah ke sana ”Intensitas ketebalan kabut asap yang terbawa sampai ke kabupaten itu belum membahayakan, namun jika berlangsung dalam waktu lama diperkirakan tetap akan mengganggu kesehatan masyarakat, seperti gangguan infeksi saluran pernapasan atas,” ujar prakirawan BMKG Stasiun Bandara Fatmawati Provinsi Bengkulu Anjasman.

Dia menambahkan, Kabupaten Mukomuko juga diperkirakan bisa diselimuti kabut asap yang terbawa dari Riau. Namun, intensitasnya belum terpantau BMKG karena berada di pinggir pantai yang terdapat banyak angin. Selain Bengkulu, kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Sumatera juga berdampak hingga kawasan Tapanuli, Sumatera Utara.

Khususnya di kawasan Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas), kabut asap sangat mengganggu jarak pandang masyarakat. Salah satu kawasan yang ditutup kabut asap tebal adalah kawasan Kecamatan Siborongborong, Taput. Kecamatan yang terkenal sebagai sentra agrobisnis di Taput ini dalam sepekan terakhir selalu diselimuti kabut asap.

Para pengemudi yang melintas dari kawasan ini merasa terganggu, terlebih dalam beraktivitas dan berlalu lintas. ”Kami di siang hari harus menggunakan lampu kendaraan secara maksimal sebab jarak pandang di kawasan kami sangat pendek,” terang salah satu pengemudi, Eddi Ronny Pakpahan, 32, di Siborongborong, kemarin. Hal serupa juga dialami di Humbahas.

Warga Humbahas mengeluhkan asap tebal yang terjadi hampir setiap hari. Selain mengganggu aktivitas warga, asap tebal yang terjadi itu dikhawatirkan menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Warga berharappemerintahmembagikan masker gratis agar warga dapat beraktivitas dengan baik.

Polisi Tahan Pelaku Pembakaran Lahan

Sementara itu, pihak Kepolisian Resor Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau telah menahan lima orang yang diduga pelaku pembakaran lahan yang mengakibatkan terjadinya kabut asap di beberapa provinsi di Sumatera.

”Mereka harus mempertanggungjawabkan ulahnya yang telah menyebabkan resahnya warga,” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Indragiri Hulu AKP Taufik Suwardi di Rengat kemarin. Dia mengatakan, pihak kepolisian tidak akan tebang pilih terkait kasus yang merusak lingkungan karena itu untuk penegakan hukum dan untuk memberikan efek jera. Bahkan, ada tersangka yang bakal disidangkan karena berkasnya sudah lengkap.

Terhitung sejak Januari hingga Agustus 2015, Satreskrim Polres Inhu telah menahan lima petani yang diduga pelaku pembakaran lahan di tempat yang berbeda. Mereka adalah DY, 40, diduga membakar lahan dengan luasan berkisar setengah hektare di Jalan Lintas Rengat-Pematang Reba. Tersangka SAP, 65, ditahan karena diduga melakukan pembakaran lahan seluas setengah hektare di Jalan Patimura Rengat.

Kemudian AS, 45, diduga membakar lahan di Km 38 Dusun Alim Dua, SU, 50, diduga melakukan pembakaran lahan seluas satu hektare di KM 36 Desa Alim Batang Cenaku, dan JS, 38, tersangka pembakaran lahan seluas 1,5 hektare di daerah itu juga.

”Dua tersangka, DY dan SAP, kasusnya telahdilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Rengat dan berkas perkaranya dinyatakan lengkap (P-21). Sementara tiga tersangka lain masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya.

Baringin lumban gaol/ ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6269 seconds (0.1#10.140)