Gelombang Migran Terus Banjiri Jerman

Senin, 07 September 2015 - 08:20 WIB
Gelombang Migran Terus...
Gelombang Migran Terus Banjiri Jerman
A A A
MUNICH - Ratusan migran melanjutkan perjalanan melalui Austria ke Jerman, kemarin. Para pencari suaka itu menggunakan bus, kereta, dan berjalan kaki menuju perbatasan Austria sebelum bergerak ke Wina, Munich, dan kota-kota Jerman lainnya.

Mereka mendapat sambutan hangat di Munich saat gelombang pertama pengungsi tiba di sana. Arus migran selanjutnya masih dalam perjalanan dari perbatasan Austria menuju Wina.

”Dua kereta membawa 450 pengungsi telah meninggalkan Nickelsdorf menuju ibu kota Austria,” ungkap kepolisian Austria seperti dikutip BBC. Kemarin pagi, ratusan migran tiba di stasiun kereta Munich. Banyak pengungsi yang berganti kereta untuk dibawa menuju kota-kota lain di Jerman agar diproses sebagai pencari suaka. Austria dan Jerman menyediakan kereta tambahan untuk mengantisipasi bertambahnya para pengungsi.

Setelah beberapa hari bentrok dan terjadi kerusuhan, Hungaria membuka perbatasannya dengan Austria dan membawa ribuan migran menggunakan bus ke perbatasan. Banyak migran yang frustrasi karena dicegah naik kereta di Budapest memilih berjalan kaki di jalan raya menuju Austria pada pekan lalu. ”Lebih dari 10.000 pengungsi melintasi perbatasan Austria selama periode 24-48 jam terakhir,” ungkap otoritas Austria yang menyatakan tidak berencana membatasi jumlah migran yang masuk.

Sekitar 1.000 migran bermalam di langit terbuka pada Sabtu (5/9) malam di Nickelsdorf untuk menunggu proses administrasi. Banyak migran dari wilayah utara melalui negara-negara Balkan seperti Yunani, Makedonia, dan Serbia sebelum tiba di perbatasan utara Hungaria. Sekitar 3.000 migran tiba di Presevo di wilayah perbatasan Serbia dengan Makedonia pada Sabtu (5/9), sebagian besar bermalam di tenda atau langit terbuka.

Di wilayah Hungaria, sekitar 200 dan 300 migran keluar dari pusat pemrosesan di Roszke, menuntut diizinkan diproses ke Jerman. Jerman dan Hungaria menyatakan kebijakan saat ini bertujuan menghindari krisis kemanusiaan. ”Peraturan yang mengharuskan para pengungsi mengajukan sebagai pencari suaka di negara pertama mereka tiba masih berlaku dan kami perkirakan negara anggota Uni Eropa lainnya akan tetap melaksanakan aturan itu,” papar juru bicara Pemerintah Jerman.

Meski demikian, pada Agustus lalu, Jerman dikecualikan dari aturan Uni Eropa (UE) untuk pencari suaka dari Suriah dengan mengizinkan mereka mendaftar di Jerman tanpa harus melihat negara pertama yang mereka masuki di UE. Pemerintah Jerman membahas krisis migran itu kemarin. Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Jerman dapat menampung para pendatang baru yang masuk, tapi ada perbedaan pendapat dalam pemerintahan koalisinya.

Beberapa pihak sayap kanan menilai mengizinkan terlalu banyak migran akan mengirim sinyal yang salah, tapi kubu sayap kiri tengah Sosial Demokrat memuji langkah tersebut. Jerman menjadi tujuan utama para migran di Eropa. Negara itu diperkirakan menerima 800.000 orang tahun ini. Warga Suriah melarikan diri dari perang sipil yang brutal. Mereka merupakan kelompok terbesar, kemudian diikuti migran dari Afghanistan dan Eritrea.

Saat ini hanya ada sedikit sinyal koordinasi UE untuk merespons krisis migran tersebut meskipun lebih dari 350.000 pengungsi telah melintasi perbatasan UE pada 2015 saja. Jerman bersiap menerima ratusan pengungsi lagi setelah sejumlah migran tiba dari Hungaria melalui Austria kemarin. Sehari sebelumnya, ribuan pengungsi disambut hangat oleh para relawan yang memegang tulisan ”Selamat Datang di Jerman”.

Negara paling padat penduduknya di Uni Eropa (UE) itu menunjukkan aksi para relawan yang belum pernah terlihat sebelumnya untuk membantu para pendatang baru. Pada Sabtu (5/9) saja, sekitar 8.000 migran melintasi perbatasan Jerman, menurut data kepolisian federal. Di Munich, keluarga pengungsi yang membawa anakanak dan barang bawaan tampak tersenyum saat mereka disambut dengan tepuk tangan, makanan dan minuman dari para relawan.

”Di stasiun kereta Munich sekitar 6.800 orang tiba pada Sabtu (5/9) saja,” ungkap pejabat kepolisian Bavaria.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6486 seconds (0.1#10.140)