Dua Tersangka Bukan Pelaku Utama
A
A
A
BANGKOK - Tersangka asing yang ditangkap di perbatasan Thailand- Kamboja ternyata bukan pria yang mengenakan kaus kuning yang meletakkan bom di Kuil Erawan tiga pekan lalu.
Tersangka yang identifikasi bernama Mieraili Yusufu atau Yusufu Meerailee diduga berasal dari Xinjiang, China, menjadi perhatian utama. Selain Yusufu, terdapat satu tersangka utama lain, Adem Karadak, yang sudah ditangkap Polisi Thailand juga dinyatakan bukan sebagai pelaku pengeboman.
”Sampel DNA yang diambil dari tersangka tidak cocok dengan DNA yang ditemukan di lokasi kejadian,” kata Juru Bicara Kepolisian Thailand Prawuth Thavornsiri dikutip Reuters . ”Tidak ada bukti kalau dia adalah pria berkaus kuning,” imbuh Prawuth. Namun, tersangka itu diduga terlibat dalam pengeboman. Prawuth mengungkapkan, polisi memastikan informasi tersebut karena DNA Yusufu itu ditemukan di dua apartemen di pinggiran Bangkok di mana material pembuat bom ditemukan. ”Dia (Yusufu) itu tinggal di kedua tempat tersebut,” ungkapnya.
Tersangka lain yang ditangkap di salah satu apartemen pada Sabtu (29/8) lalu juga dinyatakan bukan pelaku pengeboman. Untuk mencari tersangka utama, polisi mengeluarkan surat buron bagi tujuh orang. Polisi Thailand masih mengembangkan keterkaitan antara jaringan Turki dan para tersangka. Para penyidik juga menggunakan penerjemah Turki saat interogasi.
Apalagi, salah satu tersangka menggunakan paspor Turki palsu. Selain itu, mereka juga memeriksa apakah tersangka memiliki jaringan dengan gerilyawan Uighur di China. Pasalnya, Juli lalu Thailand mendeportasi 109 warga etnik Uighur ke China. Media Thailand melaporkan kepolisian Thailand sedang menyelidiki 15-20 warga Turki yang masuk Thailand dalam kurun dua pekan sebelum ledakan.
Prawuth membenarkan ada penyelidikan terhadap warga Turki. ”Mungkin di luar jumlah itu ada lebih banyak warga Turki di Thailand,” ujar Prawuth. Pemerintah Turki meragukan laporkan bahwa warganya ikut terlibat dalam pengeboman di Kuil Erawan pada 17 Agustus silam. Juru bicara Kedutaan Besar Turki di Bangkok mengungkapkan, dua tersangka yang ditangkap memiliki paspor palsu China dan Turki.
”Kita meminta otoritas Thailand untuk memberikan informasi yang jelas dan benar,” ujar diplomat yang tidak disebutkan namanya itu. Mengenai motif ledakan bom yang menewaskan 20 orang, termasuk 14 wisatawan asing itu, belum menemui titik terang. Polisi berspekulasi serangan itu merupakan pembalasan atas pemberantasan jaringan penyelundupan manusia.
Meski demikian, para pengamat menyatakan serangan bom itu tidak mungkin dimotivasi hanya untuk membalas tindakan pemerintah Sementara itu, Otoritas Thailand kemarin resmi membuka kembali Kuil Erawan setelah para seniman di Bangkok memperbaiki kerusakan patung yang disebabkan ledakan bom bulan lalu.
Karya seni utama di kuil tersebut adalah patung emas Dewa Brahma yang berwajah empat. Akibat ledakan, patung itu mengalami kerusakan pada 12 titik, terutama di bagian dagu salah satu wajah.
Setelah patung itu diperbaiki Kementerian Kebudayaan Thailand berharap warga dan wisatawan dapat kembali berkunjung. Renovasi patung itu diharapkan bisa mengangkat moral warga Thailand, baik pelaku bisnis maupun pariwisata.
Andika hendra m
Tersangka yang identifikasi bernama Mieraili Yusufu atau Yusufu Meerailee diduga berasal dari Xinjiang, China, menjadi perhatian utama. Selain Yusufu, terdapat satu tersangka utama lain, Adem Karadak, yang sudah ditangkap Polisi Thailand juga dinyatakan bukan sebagai pelaku pengeboman.
”Sampel DNA yang diambil dari tersangka tidak cocok dengan DNA yang ditemukan di lokasi kejadian,” kata Juru Bicara Kepolisian Thailand Prawuth Thavornsiri dikutip Reuters . ”Tidak ada bukti kalau dia adalah pria berkaus kuning,” imbuh Prawuth. Namun, tersangka itu diduga terlibat dalam pengeboman. Prawuth mengungkapkan, polisi memastikan informasi tersebut karena DNA Yusufu itu ditemukan di dua apartemen di pinggiran Bangkok di mana material pembuat bom ditemukan. ”Dia (Yusufu) itu tinggal di kedua tempat tersebut,” ungkapnya.
Tersangka lain yang ditangkap di salah satu apartemen pada Sabtu (29/8) lalu juga dinyatakan bukan pelaku pengeboman. Untuk mencari tersangka utama, polisi mengeluarkan surat buron bagi tujuh orang. Polisi Thailand masih mengembangkan keterkaitan antara jaringan Turki dan para tersangka. Para penyidik juga menggunakan penerjemah Turki saat interogasi.
Apalagi, salah satu tersangka menggunakan paspor Turki palsu. Selain itu, mereka juga memeriksa apakah tersangka memiliki jaringan dengan gerilyawan Uighur di China. Pasalnya, Juli lalu Thailand mendeportasi 109 warga etnik Uighur ke China. Media Thailand melaporkan kepolisian Thailand sedang menyelidiki 15-20 warga Turki yang masuk Thailand dalam kurun dua pekan sebelum ledakan.
Prawuth membenarkan ada penyelidikan terhadap warga Turki. ”Mungkin di luar jumlah itu ada lebih banyak warga Turki di Thailand,” ujar Prawuth. Pemerintah Turki meragukan laporkan bahwa warganya ikut terlibat dalam pengeboman di Kuil Erawan pada 17 Agustus silam. Juru bicara Kedutaan Besar Turki di Bangkok mengungkapkan, dua tersangka yang ditangkap memiliki paspor palsu China dan Turki.
”Kita meminta otoritas Thailand untuk memberikan informasi yang jelas dan benar,” ujar diplomat yang tidak disebutkan namanya itu. Mengenai motif ledakan bom yang menewaskan 20 orang, termasuk 14 wisatawan asing itu, belum menemui titik terang. Polisi berspekulasi serangan itu merupakan pembalasan atas pemberantasan jaringan penyelundupan manusia.
Meski demikian, para pengamat menyatakan serangan bom itu tidak mungkin dimotivasi hanya untuk membalas tindakan pemerintah Sementara itu, Otoritas Thailand kemarin resmi membuka kembali Kuil Erawan setelah para seniman di Bangkok memperbaiki kerusakan patung yang disebabkan ledakan bom bulan lalu.
Karya seni utama di kuil tersebut adalah patung emas Dewa Brahma yang berwajah empat. Akibat ledakan, patung itu mengalami kerusakan pada 12 titik, terutama di bagian dagu salah satu wajah.
Setelah patung itu diperbaiki Kementerian Kebudayaan Thailand berharap warga dan wisatawan dapat kembali berkunjung. Renovasi patung itu diharapkan bisa mengangkat moral warga Thailand, baik pelaku bisnis maupun pariwisata.
Andika hendra m
(ars)