Penumpang Melonjak, KCJ Terus Tambah Armada
A
A
A
JAKARTA - Kelancaran operasional kereta rel listrik (KRL) Commuter Line masih menuai banyak kendala. Hampir seluruh lintasan belum steril, termasuk masih banyak kasus pelemparan yang dilakukan anak remaja.
Meski demikian, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melihat hal ini bukan masalah serius. PT KCJ lebih mengedepankan peningkatan pelayanan dengan terus menambah armada kereta. Dirut PT KCJ Muhammad Fadhil mengatakan, tahun ini pihaknya mendatangkan 120 gerbong, 54 di antaranya sudah tiba di Jakarta. Nantinya 120 kereta yang dibeli dari Jepang itu untuk menambah kapasitas daya angkut, yakni 12 gerbong dalam satu rangkaian.
Hal ini dilakukan untuk mendukung tingginya penggunaan kereta. Dari data yang dimiliki KCJ, rata-rata jumlah penumpang sudah mencapai 850.000 orang per hari. Bahkan pada 15 Juni lalu, tercatat penumpang mencapai 914.000 orang per hari. Fadhil mengatakan, jika tidak segera dilakukan penambahan armada maka pihaknya akan kewalahan menghadapi lonjakan penumpang.
Hingga Desember mendatang, PT KCJ akan melakukan pemanjangan 16 stasiun, kemudian sisanya dikerjakan pada 2016. ”Jika target pemerintah untuk mampu mengangkut 1,2 juta penumpang 2019, kita bisa lebih cepat satu tahun,” katanya di kantor PT KCJ kemarin. Terkait masih banyaknya aksi pelemparan, Fadhil menuturkan pihaknya belum berencana melakukan sterilisasi lintasan.
Sebagai upaya antisipasi, pihaknya bekerja sama dengan polisi. Selain itu, juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. ”Kita belum berencana untuk menembok seluruh perlintasan, kita hanya menyosialisasikan ke sekolah agar tidak melakukan pelemparan ke kereta,” tuturnya. Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengapresiasi PT KCJ yang secara konsisten meningkatkan pelayanan.
Namun, harus diperhatikan juga segala aspek dari KRL Commuter Line. Artinya jika memang benar ingin meningkatkan pelayanan, tentu harus ada peningkatan sarana dan prasarana. Sarana mencakup pengadaan armada, sedangkan prasarana merupakan segala aspek yang mendukung operasional KRL Commuter Line. ”Jadi, seharusnya dengan penambahan sarana harus diperhatikan prasarananya juga,” terangnya.
Ridwansyah
Meski demikian, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melihat hal ini bukan masalah serius. PT KCJ lebih mengedepankan peningkatan pelayanan dengan terus menambah armada kereta. Dirut PT KCJ Muhammad Fadhil mengatakan, tahun ini pihaknya mendatangkan 120 gerbong, 54 di antaranya sudah tiba di Jakarta. Nantinya 120 kereta yang dibeli dari Jepang itu untuk menambah kapasitas daya angkut, yakni 12 gerbong dalam satu rangkaian.
Hal ini dilakukan untuk mendukung tingginya penggunaan kereta. Dari data yang dimiliki KCJ, rata-rata jumlah penumpang sudah mencapai 850.000 orang per hari. Bahkan pada 15 Juni lalu, tercatat penumpang mencapai 914.000 orang per hari. Fadhil mengatakan, jika tidak segera dilakukan penambahan armada maka pihaknya akan kewalahan menghadapi lonjakan penumpang.
Hingga Desember mendatang, PT KCJ akan melakukan pemanjangan 16 stasiun, kemudian sisanya dikerjakan pada 2016. ”Jika target pemerintah untuk mampu mengangkut 1,2 juta penumpang 2019, kita bisa lebih cepat satu tahun,” katanya di kantor PT KCJ kemarin. Terkait masih banyaknya aksi pelemparan, Fadhil menuturkan pihaknya belum berencana melakukan sterilisasi lintasan.
Sebagai upaya antisipasi, pihaknya bekerja sama dengan polisi. Selain itu, juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. ”Kita belum berencana untuk menembok seluruh perlintasan, kita hanya menyosialisasikan ke sekolah agar tidak melakukan pelemparan ke kereta,” tuturnya. Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengapresiasi PT KCJ yang secara konsisten meningkatkan pelayanan.
Namun, harus diperhatikan juga segala aspek dari KRL Commuter Line. Artinya jika memang benar ingin meningkatkan pelayanan, tentu harus ada peningkatan sarana dan prasarana. Sarana mencakup pengadaan armada, sedangkan prasarana merupakan segala aspek yang mendukung operasional KRL Commuter Line. ”Jadi, seharusnya dengan penambahan sarana harus diperhatikan prasarananya juga,” terangnya.
Ridwansyah
(bbg)