Kapolri Bantah Mutasi Budi Waseso Terkait Kemarahan RJ Lino
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengklaim mutasi Komjen Pol Budi Waseso tidak ada kaitannya dengan kemarahan Dirut Pelindo II Richard Joost (RJ) Lino atas reaksi penggeledahan yang dilakukan Bareskrim di Kantor PT Pelindo II belum lama ini.
Seperti diketahui, Budi Waseso digeser menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Sementara, Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar digeser menjadi Kabareskrim.
"Enggak ada, kan melalui proses Wanjakti (Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi). Kan tadi sudah saya jelaskan," kata Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/9/2015).
Adapun mengenai rencana Komisi III DPR meminta penjelasannya mengenai mutasi Budi Waseso, Badrodin tak mempersoalkannya. "Ya boleh aja, enggak apa-apa," ungkapnya.
Dia juga mempersilakan Komisi III membentuk panitia khusus (Pansus) penanganan kasus dugaan korupsi PT Pelindo II. DPR pun disarankan tidak perlu merasa khawatir beberapa penanganan kasus yang sedang diusut Bareskrim mangkrak, atas mutasi Budi Waseso ini.
"Kan bisa dimonitor tiap saat. Kan Komisi III mitranya Polri, setiap anu bisa ditanya. Kalau enggak sampai ke pengadilan bisa ditanyakan bisa di cek," ungkapnya.
Sekadar informasi, rotasi besar-besaran terjadi di jajaran perwira tinggi Polri. Sebanyak 71 perwira tinggi Polri dimutasi. Salah satunya adalah Buwas dari jabatan Kabareskrim menjadi Kepala BNN.
Jabatan Kabareskrim akan diisi oleh Anang Iskandar, yang sebelumnya sebagai Kepala BNN. Pergeseran jabatan Budi Waseso itu dilakukan pasca penggeledahan yang dilakukan Bareskrim terhadap Kantor PT Pelindo II.
Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat meradang lantaran kantornya 'diobok-obok' oleh penyidik Bareskrim Polri. Dia lalu mengadu ke Menko Perekonomian sekaligus Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan mengancam dirinya akan mundur karena tidak terima dengan model penggeledahan tersebut.
PILIHAN:
Alasan Jokowi Geser Budi Waseso Jadi Kepala BNN
Komjen Buwas Ditelepon Wapres JK Soal Kasus Pelindo II
Seperti diketahui, Budi Waseso digeser menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Sementara, Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar digeser menjadi Kabareskrim.
"Enggak ada, kan melalui proses Wanjakti (Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi). Kan tadi sudah saya jelaskan," kata Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/9/2015).
Adapun mengenai rencana Komisi III DPR meminta penjelasannya mengenai mutasi Budi Waseso, Badrodin tak mempersoalkannya. "Ya boleh aja, enggak apa-apa," ungkapnya.
Dia juga mempersilakan Komisi III membentuk panitia khusus (Pansus) penanganan kasus dugaan korupsi PT Pelindo II. DPR pun disarankan tidak perlu merasa khawatir beberapa penanganan kasus yang sedang diusut Bareskrim mangkrak, atas mutasi Budi Waseso ini.
"Kan bisa dimonitor tiap saat. Kan Komisi III mitranya Polri, setiap anu bisa ditanya. Kalau enggak sampai ke pengadilan bisa ditanyakan bisa di cek," ungkapnya.
Sekadar informasi, rotasi besar-besaran terjadi di jajaran perwira tinggi Polri. Sebanyak 71 perwira tinggi Polri dimutasi. Salah satunya adalah Buwas dari jabatan Kabareskrim menjadi Kepala BNN.
Jabatan Kabareskrim akan diisi oleh Anang Iskandar, yang sebelumnya sebagai Kepala BNN. Pergeseran jabatan Budi Waseso itu dilakukan pasca penggeledahan yang dilakukan Bareskrim terhadap Kantor PT Pelindo II.
Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat meradang lantaran kantornya 'diobok-obok' oleh penyidik Bareskrim Polri. Dia lalu mengadu ke Menko Perekonomian sekaligus Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan mengancam dirinya akan mundur karena tidak terima dengan model penggeledahan tersebut.
PILIHAN:
Alasan Jokowi Geser Budi Waseso Jadi Kepala BNN
Komjen Buwas Ditelepon Wapres JK Soal Kasus Pelindo II
(kri)