China Kurangi Jumlah Tentara

Jum'at, 04 September 2015 - 09:37 WIB
China Kurangi Jumlah...
China Kurangi Jumlah Tentara
A A A
BEIJING - Pemerintah China akan mengurangi jumlah prajurit sebanyak 300.000 dan mereformasi militer untuk menjadi kekuatan terbesar di dunia. Presiden China Xi Jinping mengatakan, pengurangan pasukan tersebut akan selesai akhir 2017.

Penegasan Xi itu diumumkan dalam pembukaan parade militer sebagai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Pengurangan prajurit akan membuat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menjadi lebih modern dan kuat. Di samping pengumuman pengurangan pasukan, Xi juga menjamin komunitas global kalau China tetap berkomitmen terhadap perdamaian.

”Betapa pun kuatnya militer nanti, China tidak akan mencari hegemoni atau ekspansi. China tidak akan pernah melampiaskan penderitaan masa lalu ke negara mana pun,” tutur Xi kemarin. Xi mengungkapkan prasangka buruk dan diskriminasi, kebencian dan perang, hanya akan menyebabkan bencana dan penderitaan. Menurut Xi, perang merupakan pedang Damocles yang masih menggantung di atas umat manusia.

Pedang Damocles merupakan anekdot tentang bahaya yang selalu hadir dan dihadapi orang yang berkuasa. ”Kita harus belajar sejarah dan mendedikasikan kita semua kepada perdamaian,” ungkap Xi, dikutip AFP. Dia juga menginspeksi pasukan dengan menggunakan limousine hitam dan berulang kali memberikan salam: ”Halo komrad, kerja keras komrad!” Sebanyak 12.000 tentara dan 200 kendaraan militer, termasuk tank dan rudal, dipamerkan di Lapangan Tiananmen kemarin.

Sebesar 80% perangkat militer yang dipajang baru pertama kali dipamerkan ke publik. Acara itu dihadiri Presiden RusiaVladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe serta utusan dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris tidak terlihat. Ketidakhadiran mereka menunjukkan ada friksi dengan China.

Apalagi, China menghadapi berbagai konflik seperti ketegangan dengan Jepang karena memperebutkan Kepulauan Senkaku dan eskalasi teritorial di Laut China Selatan. Anggaran pertahanan yang mencapai dua digit mentransformasi militer China. Itu menjadikan Beijing semakin percaya diri dalam menghadapi rival utamanya. China berulang kali menegaskan parade militer itu tidak ditujukan kepada negara tertentu, termasuk Jepang.

”Orang China pantang menyerah berjuang gagah berani dan akhirnya meraih kemenangan total melawan penjajah Jepang. Itu bisa melestarikan peradaban yang berusia 5.000 tahun dan menegakkan perdamaian,” tutur Xi. Xi menggambarkan konflik selama delapan tahun–sekitar 15 hingga 20 juta orang China meninggal–sebagai ”pertempuran keras antara keadilan dan setan, antara cahaya dan kegelapan”.

”Kemenangan itu menjadikan China sebagai kekuatan besar di dunia,” imbuhnya. Peralatan militer yang dipertunjukkan untuk pertama kalinya dalam parade militer, termasuk misil SF-21D - misil balistik yang mampu menghancurkan kapal induk AS dalam satu kali tembakan. Selain itu, China juga memamerkan misil balistik lintas benua seperti DF- 5B, DF-31A, dan DF-26.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8046 seconds (0.1#10.140)